Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Imperfect Family
Suka
Favorit
Bagikan
15. 15. Mengejar Cita dan Cinta

FADE IN


ESTABLISH : Memperlihatkan bagian depan gedung rumah sakit umum.

80. INT. RUMAH SAKIT UMUM - RUANG PERAWATAN - PAGI

Tampak Ayu menatap ke arah luar jendela yang terbuka lebar. Di sampingnya, ada Mbak Happy yang duduk sambil mengupas buah apel.

Ayu tersenyum saat semilir angin menghempas jilbabnya.

Devan datang.


DEVAN

Mah.


Ayu menoleh dan sekarang kita jadi tahu kalau Ayu duduk di kursi roda. 


AYU

(senang)

Devan.


Devan langsung berlari menghampiri Ayu. Lalu, bersimpuh dan mencium kedua tangan Ayu dipangkuan wanita itu sambil menangis.

Ayu menangis bahagia. Dia mengelus puncak kepala putranya.

Mbak Happy CLOSE — Tersenyum bahagia.


DEVAN

(terisak)

Maafin, Devan, Mah.
Devan udah banyak salah ke mamah.
Gara-gara Devan, mamah harus duduk di kursi roda kayak gini. 


INSERT : 

AYU

Ma-Mas, ma-maafin mamah.


Ayu hendak memegang pipi Devan. Namun, Devan tak terima disentuh dan langsung mendorong keras tubuh Ayu hingga terpelanting ke atas lantai.

Aruna CLOSE - Aruna terkejut.


ARUNA

Tante Ayu!


FLASHBACK END


Ayu menggeleng sambil terisak.


AYU

Ini semua bukan salah kamu, Van.
Mamah udah maafin kamu.
Meski duduk di sini, tapi mamah seneng karena bisa melihat kamu.


Devan menatap Ayu, lalu memeluk mamahnya itu. Keduanya tampak menangis bahagia.

Aruna CLOSE — Aruna tersenyum melihat keduanya di ambang pintu.


CUT TO:


81. EXT. BANDARA - SIANG

Kita melihat Devan mendorong kursi roda Ayu. Di sampingnya, ada Aruna yang mendorong kopernya.

Aruna tampak menghentikan langkahnya. Lalu, menghampiri dan mencium tangan Ayu.


ARUNA

Tante, Aruna pergi dulu, ya.
Terima kasih buat semuanya.
Maafin Aruna, ya, kalau selama ini udah banyak ngerepotin, Tante.


AYU

(tersenyum)

Kamu hati-hati, ya.
Tante juga mau ucapin terima kasih banyak ke kamu.
Berkat kamu, Devan sudah enggak paranoid lagi.


Devan CLOSE — Devan tersenyum

Aruna bangkit.

Devan menghampiri Aruna.


DEVAN

Gue harap lo enggak akan pernah lupain gue selama lo di sana, Na.


ARUNA

(terkekeh)

Ya, enggak mungkin lah gue lupain lo.
Karena, gue kan sa…


Aruna langsung menghentikan ucapannya, lalu menatap canggung Devan.


DEVAN

(mengernyit)

Sa apa? 


ARUNA

(menggeleng)

Eh, enggak apa-apa. (kikuk)


Devan terkekeh.


DEVAN

Sebenernya, ada sesuatu yang mau gue omongan ke lo, Na.


ARUNA

(mengerut)

Apa?


Devan berbisik ke telinga Aruna.


DEVAN

Kalau gue inget semua yang lo ucapin waktu itu.


Aruna melotot, seketika langsung teringat ucapannya malam itu.


INSERT : 

ARUNA

Van, gue juga mau jujur ke lo.
Gue udah memendam perasaan ini cukup lama, dan sekarang gue mau lo tau, Van.
Kalau gue …

(beat)

Gue sayang sama lo, Van.


FLASHBACK END


Teringat itu, Aruna jadi salah tingkah.

DEVAN tersenyum melihat ekspresi wajah Aruna.


DEVAN

Na, kejar impian lo buat dapet gelar Doctor.

(more)


Devan menggenggam tangan Aruna.


DEVAN (CONT’D)

Setelah itu, ada sesuatu yang pengen gue ungkapin ke lo.
Ini tentang …

(beat)

Perasaan gue ke lo.


Kita melihat pipi Aruna yang merona. Lalu, dengan cepat melepas tangan Devan supaya tak jadi canggung.

ARUNA

Apaan, sih, lo!


Aruna dan Devan tertawa bersama.

Ayu Close — Ayu tersenyum bahagia.


ARUNA

Gue juga mau lo kejar impian lo lagi buat jadi penulis, Van.

(beat)

Dan gue bakal tunggu karya lo terbit.


Kita melihat Devan mengangguk.

CUT TO:


BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATIONS

  1. Rumah Ayu - dapur : Devan membantu Ayu memasak di dapur. Mereka tampak bercanda dan tertawa bersama.
  2. Rumah Ayu - kamar : Devan sedang duduk sambil mengetik sesuatu di laptop. Setelah dizoom, kita tahu jika Devan sedang menulis novel.
  3. Singapur - ruangan : Aruna tampak tersenyum mendapat pesan dari Devan.
  4. Taman — Devan terlihat mendorong kursi roda, mengajak jalan-jalan Ayu. Mereka bertemu dengan Mbak Happy, dan tampak berbicara dan tertawa bersama.


DEVAN (V.O)

Gue bersyukur karena masih bisa merasakan kebahagiaan yang sama seperti dulu.
Bedanya, kali ini gue bisa merasakan kasih sayang dan cinta yang tulus dari mamah.
Dan gue janji enggak akan pernah menyia-nyiakan kebersamaan gue bersama mamah.


MONTAGE END

CUT TO:


82. INT. TOKO BUKU - DAY

DUA TAHUN KEMUDIAN


Kita melihat novel “Imperfect Family” dipajang di rak-rak toko buku. 

CU: Cover novel Imperfect Family terdapat logo clapper board dan tulisan “Segera difilmkan”

Terlihat banyak pembaca yang mengular. Ada pula beberapa pembaca yang mengambil novel itu dari rak, lalu ikut berbaris rapi. 


CAMERA FOLLOW: Mengikuti barisan hingga sampai ke depan. 


Kita melihat Devan sedang duduk sambil menandatangani novel milik pembacanya yang menunggu di depan. 

note: Devan telah merubah model rambutnya yang dipotong pendek dan rapi, tetapi masih mengenakan jaket biru kesukaannya.

Devan menutup novelnya setelah selesai menandatangani. Kita melihat sampul belakang novel Devan, terdapat dua foto yang terpajang di sana. Di dalam satu foto tersebut ada eyang Putri, Devan, dan Cinta yang sedang menjulurkan lidah. Sedangkan di dalam foto lainnya ada Ayu yang tersenyum bahagia di atas kursi rodanya.


DEVAN

Selesai.


Devan pun memberikan novel tersebut kepada si pemilik.


PEMBACA 1

(menerima novelnya dengan senang)

Makasih, ya, Kak. 
Saya suka banget sama novel Imperfect Family.
Saya tunggu karya-karya Kak Devan yang lain.


Devan tersenyum dan mengangguk.


DEVAN

Iya, sama-sama.
Makasih juga udah suka sama karya saya.


Devan kembali menandatangani novel milik pembaca selanjutnya.


DEVAN (V.O)

Akhirnya, cita-cita gue terwujud. 
Gue berhasil menerbitkan novel yang ditulis dari kisah perjalanan hidup gue selama ini.
(beat)
Dan sebentar lagi karya gue ini juga akan di-filmkan oleh Falcon Pictures.


Devan memberikan novel itu kepada pembaca di depannya setelah selesai menandatangani.


PEMBACA 2

(senang)

Makasih, ya, Kak Devan.


DEVAN

Sama-sama.


Devan kembali menandatangani novel milik pembaca selanjutnya.


ARUNA (OS)

Gimana rasanya jadi penulis terkenal?


Devan langsung menghentikan aktivitasnya. Dia menoleh ke depan dan terpegun.


DEVAN

(tersenyum senang)

Aruna?


Aruna CLOSE : Aruna membalas senyum Devan.

CUT TO:


83. EXT. TAMAN - DAY

Kita melihat Devan dan Aruna yang berjalan beriringan di taman. Ada banyak orang-orang yang duduk dan berlalu-lalang di sekitar taman.


DEVAN

Kapan lo pulang?
Kok enggak ngabarin gue kalo lo mau pulang.


ARUNA

Kemarin.
Gue sengaja enggak kasih tahu lo, kan biar jadi surprise.


Aruna dan Devan tertawa.


ARUNA

Gue masih enggak percaya kalau cita-cita lo buat jadi penulis terkenal akhirnya bisa terwujud.

(beat)

Gue seneng.
Dan lo tahu?
Gue suka banget sama novel lo, karena ada gue juga di sana.
Hahaha..


DEVAN

(berdecak)

Jadi, lo suka cuma karena ada nama lo di sana?


ARUNA

(terkekeh geli)

Enggak cuma itu, tapi emang novel lo bagus banget.
Makannya bisa terpilih buat dijadikan film sama Falcon Pictures.


DEVAN

(narsis)

Iya, dong.
Siapa dulu yang nulis.
Devan Prakoso.


ARUNA

(mencebik)

Mulai deh sombongnya.


Aruna dan Devan tertawa.


DEVAN

Makasih, ya, lo udah suka sama karya gue.

(beat)

Gue juga seneng, impian lo buat dapet gelar Doctor bisa terwujud.
Gue berharap, lo bisa jadi psikiater yang hebat.


ARUNA

Aamiin …


Mereka terdiam sesaat.


DEVAN

Lo tahu, masih ada satu lagi yang belum berhasil gue dapetin.


ARUNA

(mengerut heran)

Apa? 


DEVAN

Cinta.


Mendengar itu, Aruna langsung menghentikan langkahnya. Begitu pula Devan. Mereka saling bertatapan.

Devan menggenggam dua tangan Aruna, membuat wajah Aruna merona.


DEVAN

Gue pernah janji sama lo kalau gue bakal ungkapin perasaan gue ke lo setelah impian lo terwujud.
Jadi, sekarang waktu yang tepat buat gue ungkapin perasaan gue itu.


Aruna CLOSE — Aruna tampak salah tingkah.


DEVAN

Na, gue cinta sama lo.
Lo mau kan jadi pacar gue?


Aruna tampak tertegun. Dia diam sesaat, sebelum akhirnya tersenyum dan mengangguk.

Devan senang sekali, dan memeluk Aruna.


DEVAN (V.O)

Dan sekarang, hidup gue jadi lebih berwarna setelah berhasil mendapatkan cinta dari Aruna.
Mungkin gue termasuk satu-satunya orang yang paling beruntung di dunia ini, karena bisa mendapatkan cita-cita dan cinta secara bersamaan.
Meski enggak mudah buat mendapatkannya, tapi gue selalu percaya, kalau lo memiliki cita-cita dan cinta, lalu berjuang dengan niat tulus, gue yakin lo bakal dapet hasil yang baik.

(beat)

Gue harap lo juga bisa mewujudkan cita-cita dan mengejar cinta lo tanpa patah semangat.


CUT TO:

END



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar