Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
HATI-HATI DI HATIKU
Suka
Favorit
Bagikan
2. Scene (6-10)

6. EXT/INT. SEKOLAH - KANTIN — SIANG

Cast: Ramo, Sintia, Putranta, Mona, Luluna

Kita melihat Ramo sedang asik makan kerupuk sambil memandangi Putranta yang sedang tertidur. Ramo berhadapan dengan Putranta.

RAMO (V.O.)

Anak pemalas, kerjanya cuman tidur mulu ... kalau enggak pacaran ya, tidur.

Sintia tiba-tiba muncul dan duduk di sebelah kanan Putranta.

RAMO

Baru aja dibilangin. Udah munculkan pacarnya satu.

Sintia melihat ke arah Ramo.

SINTIA

Apaan sih ... liat-liat.

RAMO

Ya aku 'kan punya mata wajarlah melihat-lihat ...

Sintia mengelus-ulus rambutnya Putranta yang kriting.

SINTIA

Ayang kok tidur, capek ya?
(Beat)
Capek karena mikirin Sintia pasti ya ...

Ramo terlihat mengunyah kerubuk bawangnya.

RAMO

Hmm ... sok tau.
(Beat)
Emang dia, kerjaannya tidur mulu.

Sintia tidak menggubris berkataan Ramo. Sintia malah fokus bercermin.

SINTIA

Cantikkan gue ....
(Beat)
Hmm atau jangan bilang kamu ... naksir aku ya, liat-liat mulu.

RAMO

Idih? ... enggak tau ya, kalau cintaku hanya untuk Yayang Jubai.

Putranta terlihat mulai membuka matanya.

PUTRANTA

(Mengucek mata)
Kalian ngapain sih ... berdua ribut, ganguin aja.

SINTIA

Lah maaf Yang ... Ia enggak maksud gituh, tau nih dari tadi Ramo gangguin Ia mulu.

Romo menggelengkan kepala sambil bermuka sinis.

RAMO

Gangguin ... sok cantik kamu.

Ramo terlihat makan kerubuk.

Mata Putranta langsung melihat ke arah Anari yang duduk sendirian di meja pojok kantin.

SINTIA

Sayang lagi liatin siapa sih?

Sintia menoleh ke arah Anari.

PUTRANTA

Ya ... liat kamulah sayang liatin siapa lagi.

Kita melihat ke arah Ramo yang menegok ke kiri dan kanan.

RAMO (V.O.)

Mana sih Yayang Jubai, apa dia marah ya sama gue.

Kita melihat Mona berjalan menuju meja makan Putranta, Rama dan Sintia.

Kemudian Mona duduk di sebelah kirinya Putranta.

Ramo sambil memasukan kerupuk bawang ke mulutnya.

RAMO

Datang lagi ... datang lagi satu ....

MONA

Hai Sayang ....

PUTRANTA

Halo juga Sayang ....

Mona terlihat ingin mencium pipi Putranta. Tapi dengan seketika Putranta menolaknya.

MONA

(Muka cemberut)
Kok ngindar sih Yang, ngambek ya.

SINTIA (V.O.)

(Tersenyum)
Uuh rasain ...

Kita melihat Anari berdiri dari tempat duduknya. Mata Putranta ke arah Anari.

MONA

Yang liatin siapa sih?

Mata Mona juga ke arah Anari.

Ramo juga melihat ke arah Anari.

RAMO

Jangan bilang, kamu mau incar si Anari buat jadi pacar kamu lagi.

SINTIA

Duh Sayang, yang bener aja sih.

MONA

Enggak mungkin 'lah Ayangku, mau pacaran sama orang jelek, culun kaya Si Anari itu ... jangan ngasal deh kamu, Ramo.

PUTRANTA

Pada ngomongin siapa sih kalian?

RAMO

Yang ngomongin Putranta ...
(Teriak)

SINTIA

Pokoknya aku enggak mau.

Sintia kembali bercermin.

PUTRANTA

Enggak mau apa sih Sayang?

MONA

Aku juga enggak terima ...
(Merangut)

PUTRANTA

Ini lagi, enggak terima apa sih.

Tiba-tiba LULUNA (17) datang dan duduk di sebelah Ramo.

RAMO

Hmm ... datang lagi ... si mantan yang enggak bisa move on.

Ramo terlihat makan kerupuk.

Mata Luluna terlihat bengkak. Seperti habis menangis.

Luna terlihat memiliki postur tubuh yang mungil dan ramping. Rambut hitam lurus, panjang sepinggang dan berponi. Bentuk mata bulat, hidung mancung, kecil dan bibir agak tipis. Kulit kuning langsat dan besih.

LULUNA

Sayang kok tega sih, putusin Luluna.
(Mau tangis)

PUTRANTA

Duh ... inikan yang kalian mau, nih.

Putranta ngasih uang jajan untuk Sintia, Mona dan juga Luluna.

LULUNA

Lah enggak ini ... Sayang aku tulus, enggak tau Si Sintia apalagi Si Mona.

Luluna tersedu dan mau nangis.

SINTIA

Iih Sayang, aku tulus kok ...

RAMO

Udah ... mending pesan makanan aja, udah dapat uang jajankan kalia , keburu masuk kelas tar, enggak sempat makan tar.

Terlihat Ramo berdiri, lalu berjalan menuju tempat pesanan makanan.

CUT TO:

7. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — PAGI (MOMENT BEFORE)

Cast: Luluna, Putranta, Mona, Sintia

Luluna terlihat menangis ... semua murid melihat ke arah Luna, dengan kaget.

Luluna beranjak berdiri dari tempat duduknya mendekati Putranta. Putranta yang sedang di elus-elus oleh Mona di bagian rambutnya. Begitu juga Sintia yang sedang menyenderkan kepalanya di pundak Putranta,sambil tersenyum malu.

Putranta terlihat tersenyum sumringah.

LULUNA

Ayang kok ... malah asik sama mereka berdua ....

Luluna sambil menghapus air mata yang terlihat menetes.

Fx: Terdengar suara tangisan Luna.

LULUNA (CONT'D)

Kok enggak nyahut Sayang.

PUTRANTA

Kalau mau ikutan ya ... ikutan aja ... sini bareng ya ga.

Putranta tersenyum menoleh ke arah Sintia dan Mona.

LULUNA

Enggak mau.
(Beat)
Pokoknya putusin dulu Sintia dan Mona.

MONA

Apaan sih kamu ... masih anak kecil juga. Urusin ingusmu aja tuh belum bener, urusin pacaran kita, nyuruh putus seenaknya lagi.

SINTIA

Iya nih Luluna apa sih, nangis mulu lagi.

Sintia bercermin dan membenarkan rambutnya.

PUTRANTA

Luluna.
(Beat)
Bukannya aku ... udah pernah bilang sama kamu ya, soal ini.

Putranta berdiri dan menatap Luna dengan tajam dan tiba-tiba tersenyum kecil. Putranta mendekatkan mulutnya ke telinga Luluna.

PUTRANTA (CONT'D)

Hati-hati di hatiku!
(Pelan)

Sintia dan Mona terlihat berusaha untuk menguping.

PUTRANTA (CONT'D)

Kita putus.

Sintia dan Mona tertawa girang. Sedangkan Luluna menangis semakin histeris.

CUT TO:

8. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS XII — PAGI

Cast: Rama, Bapak Antono, Putranta

Kita melihat Putranta tertidur yang sedang tertidur di atas meja.

RAMO

Putranta Setya.
(Beat)
Namanya doang yang Setya.

Ramo sambil melirih ke arah Putranta yang sedang tertidur pulas, Ramo kemudian menggelengkan kepalanya, sambil makan cemilan.

RAMO (CONT'D)

(Menggelengkan kepalanya)
Sifatnya, hmmm ....
(Menggelengkan kepalanya kembali)

Kita melihat Putranta mulai membuka matanya dan kembali menutup matanya lagi.

RAMO (CONT'D)

Yang ada itu playboy bodoh, hobinya cuman tiduran, gimana enggak ranking terakhir mulu ... hmmm
(menggelengkan kepala dan memanyunkan bibirnya)

RAMO (CONT'D)

Kaya aku dong. Cowok setia, hobi makan, hmm tapi bodoh iya juga sih, ranking juga yang terbawah tapi sebelum Putranta sih.
(Makan cemilan)
Enggak jauh beda juga sih sama Putranta.
(Makan cemilan)

RAMO (CONT'D)

Tapi, yang penting aku cowok setia.
(Makan cemilan)

Kita melihat Bapak Antono tiba-tiba masuk kelas.

RAMO (CONT'D)

Putranta ... Putran ... itu ada Pak Antono Amin ...
(Beat)
Sudahlah biarin aja ... bodo amat.
(Suara pelan)

BAPAK ANTONO

Selamat pagi murid-murid bapak, yang bapak sayangi ...

MURID KELAS XII

Selamat pagi juga pak ....

BAPAK ANTONO

Baiklah, sebelum kita mulai pelajaran Bahasa Indonesia pada hari ini.
(Beat)
Bapak mau bertanya apa cita-cita kalian?

Kita melihat semua murid memperhatikan Bapak Antono, kecuali Putranta. Dia terlihat sedang tertidur.

BAPAK ANTONO (CONT'D)

Putranta Setya ....
(Teriak)
Ini bukan tempatnya orang tidur ...

Putranta membuka matanya, lalu bangun dari tidur.

PUTRANTA

Siap Pak ....
(Menyucek mata)

BAPAK ANTONO

Baik, kita kembali ke pertanyaan bapak tadi.
(Beat)
Apa cita-cita kalian?
(Beat)
Apa cita-citamu, Putranta?
(Teriak)

PUTRANTA

Cita-cita saya?

Semua murid tertawa.

BAPAK ANTONO

Diam ....
(Beat)
Lalu, apa cita-citamu apa?

PUTRANTA

Tidak ada Pak.

Semua murid kembali tertawa.

BAPAK ANTONO

Ya sudah, Ramo ...

RAMO

Siap Pak ...

BAPAK ANTONO

Apa cita-citamu?

RAMO

Cita-cita saya.

BAPAK ANTON

Iya, cita-citamu.

RAMO

Cita-cita saya,mau jadi koki Pak, biar bisa makan banyak ...

SFX: Semua murid kelas XII tertawa.

BAPAK ANTONO

Baik ... gantunglah cita-citamu setinggi langit, sekecil apapun itu.
(Beat)
Jadi, Putranta
(Berteriak)
Dengarkan Bapak baik-baik ...

PUTRANTA

Siap Pak ....

BAPAK ANTONO

Mulai hari ini kita harus mempunyai cita-cita sekecil apapun itu ...
(Beat)
Ada PR untuk kalian semua, di pertemuan kita berikutnya, kalian tuliskan cita-cita kalian di selembar kertas.
(Beat)
Bapak mau tanamankan ke diri kalian, kalau kita harus mempunyai cita-cita sekecil apapun itu.

Semua murid melihat ke arah Bapak Antono kecuali Putranta yang lagi-lagi mulai memejamkan matanya.

Dan arah mata Bapak Antono menuju ke Putranta.

BAPAK ANTONO

Putranta ....
(Teriak)

CUT TO:


9. INT. SEKOLAH - LORONG — SIANG

Cast: Anari, Putranta

Anari berjalan sendirian dengan buku di pelukannya. Sesekali ia membenarkan kaca mata yang terpasang agak sedikit longgar.

Kita melihat ke arah belakang ada Putranta sedang mengikuti jalan Anari.

Anari menoleh ke belakang dan terkejut melihat Putranta ads di belakangnya.

Anari mempercepat jalannya. Menuju perpustakaan

CUT TO:

10. INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — SIANG

Cast: Bapak Roni, Anari, Puranta

Perpustakaan yang tidak terlalu besar. Terlihat beberapa buku-buku yang tersusun dengan rapi di raknya. Dan ada yang sebagian berserakan di meja.

Anari berlari kecil sambil membenarkan kaca matanya, sesekali menoleh ke arah belakang.

Terlihat BAPAK RONI (40) yang memiliki postur tubuh mungil dan gemuk. Bentuk mata sipit berkaca mata, hidung pesek bibir agak tebal dan kulit kecoklatan. Sedang merapikan buku yang berserakan di meja.

BAPAK RONI

Nak ... ada apa? Kenapa terlihat tergesak-gesak.
(Beat)
Apa ada yang menganggumu?

ANARI

Tidak ada apa-apa Pak.

Anari tampak menoleh ke arah belakang.

PUTRANTA

Hai ... Bapak Roni.

BAPAK RONI (V.O.)

Tidak biasanya anak ini datang ke perpustakaan.
(Beat)
Apa saya sedang bermimpi ya?

PUTRANTA

Pak ... melamun saja?

BAPAK RONI

Eh ... iya ... Nak Putranta, anak Pak Aryo, kepala desa to ...

PUTRANTA

Iya Pak ...

Putranta terlihat melihat ke arah Anari.

Anari terlihat berjalan ke arah rak buku. Begitu juga dengan Putranta yang kemudian mengikuti Anari dari belakang.

PUTRANTA (CONT'D)

Hai ...

ANARI

Hai ...

Anari membenarkan kaca matanya lalu menunduk.

PUTRANTA

Boleh jadi teman enggak ...

Anari kemudian menoleh ke arah Putranta.

ANARI

Boleh ...

Anari mengangguk kemudian membenarkan kaca matanya.

PUTRANTA

Putranta Setya

Putranta menyulurkan tangan kanannya.

ANARI

Anari ...
(Beat)
Mini Anari

Anari membenarkan kaca matanya lalu mengangguk.

Kita melihat ke arah Putranta yang tersenyum dan menurunkan uluran tangannya karena tidak dibalas Anari.

Fx: Lonceng sekolah

CUT TO:















Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar