Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Halo Hala
Suka
Favorit
Bagikan
15. Bodyguard (scene 64 - 69)

64. INT. KOST HALIMAH - LORONG LANTAI DUA — NIGHT

Hala mengetuk pintu kamar di dekat tangga. Tidak lama, Emma keluar dari kamar dengan rambut dikepang dua.

EMMA
Kenapa, Hal?


HALA
Gue tidur di kamar lo ya, Em.

Masih setengah sadar, Emma mengangguk dan membuka pintu kamarnya lebih lebar untuk Hala.


65. INT. KOST HALIMAH - RUANG MAKAN — NIGHT (NEXT DAY)

Hala Dewasa perlahan mendekati Hala yang sedang makan nasi goreng. Menyadari ada Hala Dewasa di dekatnya, Hala mengambil gelasnya yang berisi teh hangat dan pergi ke teras.

Hala Dewasa menghembuskan nafas berat. Melihat Hala yang pergi begitu saja, Hala Dewasa berbalik badan dan berjalan ke arah tangga.

Emma yang sedang membuat Insta Story di dapur, menutup HP dan menyusul Hala.


66. INT. KOST HALIMAH - TERAS DEPAN — NIGHT

Hala duduk di tangga teras. Tidak ada siapa pun di sana. Ntah beberapa menit Hala sendirian, sampai Emma datang dan duduk di sampingnya. Hala yang menyadari kedatangan Emma langsung menghapus air mata di pipinya.

EMMA
Tugas akhir lo gimana, Hal? Lancar?


HALA
Baik-baik aja.

Mereka berdua diam. Hala masih meredam emosinya, sementara Emma hanya menemaninya.

HALA
Gue ngerasa payah banget, Em. Kayaknya bener kata sepupu gue. Kalo nggak ada dia, gue nggak bisa apa-apa.


EMMA
Menurut gue nggak. Lo tuh hebat tau.


HALA
Hebat apanya?


EMMA
Lo baik.

Jawaban Emma membuat Hala tertawa kecil.

HALA
Emang baik itu hebat? Mana ada superhero yang superpower-nya kindness?


EMMA
Tapi buat orang yang lo tolong, lo itu superhero. Cuma lo yang mau bantuin gue pindahan, yang lain nggak peduli. Padahal lo juga belom selesai beresin kamar.

Tiba-tiba pintu terbuka. Kakak salah satu teman kost mereka pamit pulang. Hala tersenyum ke anaknya yang berusia tiga tahun.

Emma melihat interaksi Hala dan anak kecil itu. Setelah mereka pulang, Emma melanjutkan kalimatnya.

EMMA
Lo bisa ngomong baik-baik sama anak kecil itu. Tapi kok lo nggak bisa ngomong yang baik-baik, sama anak kecil di dalem kepala lo? Kasian. Dia ketakutan tau sama kata-kata lo tadi.

Air mata Hala kembali menggenang.

EMMA
Kalo gue jadi sepupu lo, gue juga bakal ngelakuin hal yang sama kaya dia. Maksa lo buat jadi jauuuh lebih baik.


HALA
Tapi gue emang nggak bisa, Em.

Emma menggenggam lengan Hala dengan gemas.

EMMA
Jangan suka ngerendahin diri sendiri, Hala! Gemes banget gue.
(beat)
Lo itu hebat. Gue juga hebat. Kita hebat! Tapi hebatnya kita itu beda. Jangan ngebandingin sama orang lain. Capek tau.

Hala tersenyum. Menatap teh hangat di tangannya.

EMMA
Lo bilang gue keren, tapi lo nggak tau gue dapet hate comment kaya apa. Apalagi abis putus dari Zaldi. Monyet tuh netizen, berasa paling paham hubungan gue.


HALA
Netizen kan maha benar, Em.


EMMA
Mungkin sepupu lo punya alesan sendiri, kenapa dia kaya gitu. Cuma belom mau cerita sama lo.


HALA
Gue juga mikir gitu sih.

Emma menyenggol lengan Hala, sampai Hala menoleh ke arahnya.

EMMA
Obrolin sana. Kata orang kan nggak boleh berantem lebih dari tiga hari. Apalagi sama sodara sendiri.


HALA
Makasih ya, Em. Kayaknya gue harus berguru sama lo, gimana caranya punya stock PD unlimited.


EMMA
Emang paling bener lo punya temen kaya gue. Nggak cuma banyak followers, tapi juga banyak pengalaman hidup. Apalagi soal cowok.

Mereka berdua tertawa.


67. INT. KOST HALIMAH - RUANG MAKAN — NIGHT (NEXT DAY)

Hala keluar dari dapur dengan segelas teh hangat saat TEMAN KOST 3, yang baru saja masuk ke dalam kost, mendekatinya.

TEMAN KOST 3
Hal, itu sepupu lo di depan kayaknya lagi ada apa-apa deh.


HALA
Biarin aja.


TEMAN KOST 3
Dia lagi sama cowok, tapi kaya ketakutan gitu.

Hala meninggalkan tehnya di atas meja, lalu bergegas keluar mencari Hala Dewasa.


68. EXT. DEPAN PAGAR KOST HALIMAH — NIGHT

Hala berlari kecil menghampiri Hala Dewasa yang sedang bersama Deva. Hala Dewasa hanya diam saat Deva berbicara kepadanya. Hala Dewasa tidak bisa pergi karena pagar dihalangi oleh Deva.

Hala menghampiri mereka, lalu berdiri di depan Hala Dewasa. Agar Deva tidak terlalu dekat dengan Hala Dewasa.

HALA
Tumben ke sini, Dev?


DEVA
Gue khawatir sama lo. Soalnya telfon sama Whatsapp gue nggak pernah dibales.


HALA
Gue lagi sibuk banget sama TA. Jadi banyak notifikasi yang nggak kebaca. Sorry, ya.

Deva melihat ke arah Hala Dewasa yang berdiri dengan memegang lengan Hala.

DEVA
Gue tadi mau ngomong sama sepupu lo. Tapi dia diem aja.

Hala Dewasa bersembunyi di balik tubuh Hala. Tidak berani menatap Deva secara langsung. Tapi Deva tetap mencoba mendekati Hala Dewasa, walaupun terhalang badan Hala, untuk melihat wajah Hala Dewasa dengan lebih jelas.

DEVA
Kok lo bisa manggil gue Ara? Cuma keluarga sama pacar yang tau nama kecil gue.

Hala Dewasa semakin menundukan wajahnya.

HALA
Gue pernah ngasih tau nama lo Devara. Mungkin dia salah ngomong.

Deva mencoba memegang lengan Hala Dewasa. Tapi pegangannya membuat Hala Dewasa memekik. Walaupun Hala mencoba menghalangi dengan tubuhnya, tapi Deva tidak berkutik.

DEVA
Mantan gue yang nyuruh lo deketin Hala? Nyuruh lo ngehasut Hala, biar dia nggak ngerespon gue lagi?


HALA
Lepasin, Dev. Dia sepupu gue.


DEVA
Hal, kalo dia emang sepupu lo, kenapa dia takut banget sama gue? Kita kenal aja nggak. Aneh.

Hala menggenggam tangan Deva. Mencoba melepaskan tangannya.

HALA
Dev, tolong lepasin tangan lo.


DEVA
Ntar dulu, Hal. Gue masih perlu ngomong sama dia.


BENJI (O.S)
Kalo dia bilang lepas, lo lepasin dong.

Mereka melihat ke arah sumber suara. Sebuah mobil berhenti persis di belakang mobil Deva. Dari dalam mobil keluar Benji dan Emma. Mata Hala Dewasa membesar saat melihat Benji.

EMMA
Heh, denger nggak?! Kuping lo ketutupan rambut?!

Deva melepaskan tangannya dari lengan Hala Dewasa, lalu tertawa sinis.

DEVA
Kenapa bodyguard lo banyak banget?

Emma mendekati Hala dan Hala Dewasa lalu memeluk mereka. Sementara Benji berdiri di hadapan Deva.

BENJI
Mending lo pulang. Nggak enak jam segini ribut di depan kost cewek.


DEVA
Kalo nggak tau masalahnya, diem aja. Lagian gue cuma mau ngobrol sama sepupunya Hala.


EMMA
Lo pergi sekarang, atau gue teriak biar anak-anak kost sama tetangga pada keluar!

Benji menengok ke arah Hala Dewasa.

BENJI
Lo mau ngomong sama dia?

Hala Dewasa menatap Benji selama beberapa detik tanpa berkedip, lalu menggeleng.

BENJI
Tuh, lo liat sendiri kan? Silahkan pulang.

Deva menyisir rambut dengan jarinya, lalu kembali tertawa.

DEVA
Fine. Tuh cewek boleh lo bawa masuk. Tapi gue masih mau ngomong sama Hala.


BENJI
(kepada Hala)
Hal, lo mau dia tetep di sini?

Hala diam. Dia menatap Deva, lalu melihat Hala Dewasa dalam pelukan Emma.

HALA
Nggak.


DEVA
Hal, lo jangan dengerin dia dong. We're in the good term. Obrolan kita selalu oke, kan? Masa cuma gara-gara dia, lo ngejauhin gue. Tau apa dia soal gue.


BENJI
Udah, lah. Tuh anak-anak kost udah pada keluar. Mending lo balik.

Deva melihat ke arah pintu kost. Beberapa anak kost keluar untuk melihat ribut-ribut yang terjadi di depan pagar.

Deva menghembuskan nafas kesal, lalu masuk ke dalam mobil.

Setelah memastikan Deva betul-betul pergi, Emma mengajak Hala Dewasa yang masih gemetar untuk masuk ke dalam kost. Sementara Hala masih di depan pagar bersama Benji.

HALA
Makasih, ya. Maaf ngerepotin.


BENJI
Ngapain minta maaf. Lo nggak salah apa-apa. Malah gue yang dateng-dateng ikut campur. Tapi gue seneng bisa bantuin lo.

Hala melirik ke tangan Benji.

HALA
Tumben hari ini nggak bawa makanan.


BENJI
Ada sih di mobil. Lupa gue turunin aja.

Benji masuk ke mobil untuk mengambil sesuatu.

HALA
Kopi kenalan?


BENJI
Kopikiran kamu.


HALA
Hah?

Benji mengulurkan gelas kopi ke depan wajah Hala. Di gelasnya tertulis "KOPI • KIRAN • KAMU"

BENJI
Mau?


69. INT. KOST HALIMAH - TERAS DEPAN — NIGHT

Setelah memastikan Hala Dewasa sudah duduk dengan nyaman di teras, Emma masuk ke dalam kost untuk mengambil minum.

Dari kursi teras, Hala Dewasa melihat ke arah Hala dan Benji yang masih mengobrol.

HALA DEWASA
Makasih, Ben. Sampe di sini ini aja, tetep lo yang ngebelain gue di depan Deva.

Hala Dewasa tersenyum melihat Hala yang tertawa bersama Benji.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar