Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
35. INT. WANGSA CAFE — NIGHT
Hala dan Emma berjalan memasuki Wangsa Cafe. Teman-teman Hala terlihat memenuhi sofa-sofa di salah satu sudut cafe. Emma berkenalan dengan mereka lalu ikut mengobrol tanpa canggung.
Suasana Wangsa Cafe malam ini cukup ramai. Hampir semua kursi dan sofa terisi penuh. Malam ini adalah karaoke night dengan tema "Indonesia Awal 2000-an". Acara baru saja dimulai, dibuka dengan lagu "Doy - Kangen Band". Semua pengunjung bersorak dan ikut bernyanyi.
Setengah jam berlalu dengan cepat. Hala melihat sekeliling ruangan. Dia merasa jengah dengan banyaknya laki-laki yang melirik ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Emma.
Saat lagu berganti menjadi "Ceria - J-Rocks", mata Hala menangkap sosok laki-laki yang dia kenal memasuki Wangsa Cafe. Hala menajamkan matanya, ternyata itu Zaldi. Dia sedang melihat sekeliling cafe, seperti mencari seseorang.
Suara Hala semakin mengecil saat melihat Zaldi mencium pipi seorang perempuan di sebuah meja, lalu duduk berdua.
Emma yang sudah terlanjur melihatnya, tidak berkata apa-apa. Wajahnya memerah, tapi tidak ada ekspresi apa pun. Sampe lagu selesai, mereka melihat Zaldi dan perempuan itu saling berpegangan tangan dan sesekali Zaldi mengelus pipinya.
Hala ikut terdiam. Tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti ini.
Saat intro mulai dimainkan, semua pengunjung langsung tertawa karena menyadari lagu yang dimainkan, "Ular Berbisa - Hello". Ketika semua menyanyikan bait pertama, Emma berdiri, mengambil tas dan berjalan cepat ke arah Zaldi. Semua teman-teman Hala bingung mengapa Emma tiba-tiba pergi, sementara Hala hanya terdiam di kursinya.
Sampai di meja seberang, Emma menarik lengan Zaldi sampai laki-laki itu berdiri. Di depan wajah Zaldi, Emma menunjuk perempuan itu dengan wajah tegang. Emma bertanya dengan tenang, tidak berteriak, tapi matanya menyala. Sesekali Emma menggigit bibirnya, menahan air mata. Mereka terlibat perselisihan. Tapi suara mereka tenggelam di antara suara lagu yang mulai memasuki refrain.
Beberapa orang mulai melihat ke arah mereka. Zaldi menarik Emma untuk keluar, tapi Emma melepaskan pegangan tangan Zaldi. Beberapa menit kemudian, Emma menampar Zaldi dan berjalan keluar cafe. Sementara Zaldi hanya memegang pipinya dan terduduk.
Hala langsung mengambil barang-barangnya.
Di tengah kepanikannya, kaki Hala tersandung kaki kursi.
Hala berlari kecil keluar cafe untuk menyusul Emma.
36. EXT. JALANAN SEKITAR KOST HALIMAH — NIGHT
Emma berjalan sambil menahan tangis.
Hala mengikuti di belakangnya dalam diam.
37. INT. KOST HALIMAH - TERAS DEPAN — NIGHT
Emma terduduk di tangga teras dan menelungkupkan wajahnya.
Sesungguhnya Hala ingin langsung masuk kost, tapi dia memutuskan untuk duduk di samping Emma. Tidak tahu apa yang harus dikatakan, mereka berdua terdiam. Yang terdengar hanya suara isak tangis Emma dan suara gitar dari pos siskamling.
Masih dalam posisi yang sama, Emma membuka mulutnya.
Hala terdiam.
Sambil melihat Emma, Hala berfikir apa yang sebaiknya dikatakan dalam suasana seperti ini. Tidak lama, Emma mengangkat wajahnya. Eyeliner-nya berantakan.
Emma menghembuskan nafas berat. Wajahnya cemberut.
Ragu-ragu, Hala menyentuh pundak Emma dan mengelusnya.
Hala mengalihkan pandangannya ke pagar kost.
Emma menatap Hala dengan mata sembap.
Emma melihat mata Hala yang berbinar saat memujinya. Di antara isak tangisnya, Emma tertawa kecil.
Emma langsung memeluk Hala. Hala yang kaget tidak membalas pelukannya.
Emma menghapus air mata dengan tangannya.
Emma kembali memeluk Hala. Hala tersenyum dalam pelukan Emma. Mata Hala terasa panas dan dadanya menghangat.
38. INT. KOST HALIMAH - RUANG TAMU — NIGHT
Hala Dewasa mengintip Emma dan Hala dari dalam kost. Saat melihat Emma memeluk Hala dengan erat, Hala Dewasa tersenyum.
Hala Dewasa berbalik badan. Tapi tiba-tiba terdiam, lalu kembali mengintip mereka. Matanya mencari sesuatu di sekitar Hala.