Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Halo Hala
Suka
Favorit
Bagikan
10. Perhatian (scene 39 - 43)

39. EXT. JALANAN SEKITAR KOST HALIMAH — DAY

Hala dan Hala Dewasa berlari kecil di sekitar kost. Headphone yang biasa mereka pakai dikalungkan di leher, karena Hala sedang asyik bercerita tentang kejadian semalam.

HALA
Emma bilang mau minta putus. Lo tau ya, Zaldi bakal ada di sana?

Hala Dewasa mengangguk.

HALA DEWASA
Waktu itu, gue nggak deket sama Emma jadi gue nggak bilang apa-apa. Sekian tahun kemudian pas tau ceritanya Emma, gue jadi ngerasa bersalah. Mungkin kalo gue kasih tau, mereka nggak bakal nikah.


HALA
Berarti masa depan bisa berubah, dong?


HALA DEWASA
Ya ... kaya sekarang aja nih.
(beat)
Kemaren itu harusnya lo ditahan sama anak-anak sampe jam dua, terus lo tidur sampe siang. Tapi sekarang lo lagi lari pagi.

Hala memelankan larinya karena mobil di depannya menghalangi jalan.

HALA
Ini mobil siapa sih? Parkir nggak bener.

Hala Dewasa mendadak berhenti saat melihat mobil yang dimaksud Hala. Mobil berwarna kuning di sampingnya memunculkan sebuah ingatan di kepala Hala Dewasa.

CUT TO:

40. INT. MOBIL — DAY (FLASHBACK)

Hala duduk terdiam di kursi penumpang. Kepalanya menunduk memperhatikan jemari tangannya yang Hala main-mainkan, untuk mengalihkan perhatiannya dari laki-laki di sampingnya (yang hanya terlihat mulut ke bawah) yang tidak berhenti mengomel.

Hala masih diam saat laki-laki itu mulai menunjuk-nunjuknya. Laki-laki itu terlihat frustasi. Saat laki-laki itu mulai mengguncang lengan Hala, kenangan tersebut menghilang.

CUT TO:

41. EXT. JALANAN SEKITAR KOST HALIMAH — DAY (PRESENT DAY)

Hala mengguncang lengan Hala Dewasa yang tiba-tiba terdiam di tengah jalan. Sampai Hala Dewasa tersadar dari khayalannya.

HALA
Serius deh, kalo ada masalah tuh cerita. Gue deg-degan kalo lo suka nge-blank kaya gini.

Hala Dewasa mengatur nafasnya yang cepat, padahal dia belum lari terlalu lama.

HALA DEWASA
Kita balik aja.

Hala merasakan seekor kucing kecil berputar di kakinya. Bulu-bulu halusnya mengelus kaki Hala.

HALA
Lo duluan deh. Gue mau ngasih makan kucing dulu. Sepuluh menit.


HALA DEWASA
Ya udah, gue temenin.


HALA
Muka lo udah pucet gitu, pulang aja. Gue bentaran doang. Kasihan nih, laper.

Hala Dewasa memasang headphone lalu berlari kecil kembali ke kost.

Hala melihat punggung Hala Dewasa yang semakin menjauh.

Hala memasang headphone, dan mengeluarkan makanan kucing dari tas kecilnya. Hala berjongkok untuk menaruh sedikit makanan di dekat kucing itu.

Sambil menyenandungkan lagu "Dengarkan Curhatku - Vierratale", Hala melihat kucing itu perlahan memakan makanannya. Karena terlalu fokus dengan kegiatannya, Hala tidak sadar DEVA (23) memperhatikannya sejak tadi.

Deva tersenyum mendengar suara Hala yang semakin keras dalam bernyanyi. Sekarang Deva berdiri tepat di samping Hala.

DEVA
Suka Vierratale, ya?

Hala yang tidak mendengar, masih bernyanyi sambil memperhatikan kucing-kucing lain yang mulai mendekati makanannya. Hala menambahkan makanan kucing di dekat kakinya.

DEVA
(mengeraskan suara)
Lo lagi dengerin Vierratale?

Hala yang merasa ada suara lain di telinganya, memutuskan untuk melepas headphone dan mencari sumber suara tersebut.

DEVA
Halo.

Hala melirik ke atas. Seorang laki-laki berdiri di sampingnya, tapi wajahnya terhalang sinar matahari. Hala berdiri untuk melihatnya lebih jelas.

HALA
Sorry, kenapa?


DEVA
Lagi curhat sama kucing?


HALA
Nggak ... Ini lagi dengerin Vierratale. Tapi gue suka itu ... kucing.

Tawa kecil Deva membuat Hala melupakan kucing-kucing di dekat kakinya.

DEVA
Lo nge-kost deket sini?


HALA
Iya. Deket-deket sini.


DEVA
Kalo gue lagi nginep di kost temen gue. Yang deket warmindo viral situ.

Deva tersenyum. Tapi senyuman Deva membuat Hala gugup. Tidak tahu harus membalas kata-kata Deva seperti apa, Hala buru-buru mengambil headphone di lehernya dan bersiap berlari lagi. Tapi sebelum Hala berhasil memasang headphone-nya, Deva sudah mengulurkan tangan kanannya.

DEVA
Boleh kenalan? Gue Deva.

Hala melihat tangan Deva dengan ragu-ragu. Membiarkannya menggantung selama beberapa detik sebelum menyambutnya dengan ramah.

HALA
Mahenra?


DEVA
Lo cewek, tapi namanya Mahenra?


HALA
Bukan ... maksud gue ...


DEVA
(tertawa)
Gue paham kok. Lo bukan orang pertama yang ngomong kaya gitu. Gue Devara Ramadhan. Nggak ada hubungannya sama Deva Mahenra dan gue nggak lahir bulan Ramadhan.


HALA
Gue Hala. Panggil aja, Hala.


DEVA
Hala-hala Bandung?


HALA
Trust me, lo bukan orang pertama yang ngomong kaya gitu.

Mereka berdua tertawa.


42. INT. KOST HALIMAH - TERAS DEPAN — DAY

Dengan nafas terengah-engah, Hala Dewasa berlari memasuki kost. Sampai di teras, Hala Dewasa melepas sepatu lari dan kaus kaki sambil mengatur nafasnya. Hala Dewasa mencoba menghilangkan gambaran yang muncul di kepalanya dengan menundukan kepala dan menutup mata.

Saat Hala Dewasa membuka matanya kembali, Ravi sudah berdiri di hadapannya. Melihatnya dengan tatapan bingung. Hala Dewasa melepas headphone.

RAVI
Lo ngapain tidur di sini?


HALA DEWASA
Siapa juga yang tidur. Ada apa, Mas?


RAVI
Biasa, disuruh nyokap nganterin sarapan buat Hala. Gue tambahin teh botol juga nih. Dapet dari tebus murah di Indomaret.

Hala Dewasa mengambil plastik dan teh botol dari tangan Ravi. Tapi karena masih lelah, botol tersebut meluncur turun dari tangannya. Melihat Hala Dewasa kerepotan, Ravi membantu mengambil botol yang terjatuh.

Saat ingin meraih teh botol, tanpa sengaja Ravi melihat bekas luka dan tanda lahir di kaki Hala Dewasa, yang mirip dengan milik adiknya. Ravi terdiam.

Saat memberikan botol tersebut, Ravi memperhatikan wajah Hala Dewasa dengan seksama. Mencari kemiripan dengan adiknya.

HALA DEWASA
Ntar gue sampein ke Hala. Makasih ya, Mas. Gue masuk dulu, mau beres-beres.

Dalam diam, Ravi mencoba mencerna semua kejadian yang berhubungan dengan Hala Dewasa. Saat Hala Dewasa berjalan masuk ke dalam kost, Ravi memutuskan untuk mencoba sesuatu.

RAVI
Haya!!

Refleks, Hala Dewasa berbalik badan. Wajahnya terlihat kesal bercampur lelah.

HALA DEWASA
Mas Ravi, nama gue Hala!

Melihat respon Hala Dewasa, mata Ravi membesar.

RAVI
LO BENERAN ADEK GUE?!?!

Hala Dewasa mengurut dahinya.

CUT TO:

43. INT. KOST HALIMAH - TERAS DEPAN — DAY

Hala berjalan memasuki kost sambil bersenandung. Hala mengerutkan keningnya saat melihat Ravi duduk di samping Hala Dewasa. Wajah mereka berdua terlihat tegang.

HALA
Lo berdua kenapa?


RAVI
Kenapa apanya? Gue cuma lagi ngobrol sama adek gue.

Mata Hala melotot menatap Hala Dewasa, memberikan signal bertanya "Beneran dia tau?". Hala Dewasa menjawab dengan anggukan kepala.

RAVI
Sini lo, duduk samping dia.

Dengan malas-malasan Hala duduk di samping Hala Dewasa. Ravi memperhatikan kedua wajah adiknya. Membandingkan yang satu dengan yang lain. Setelah beberapa menit Ravi menggelengkan kepalanya, masih tidak percaya.

RAVI
Penampilan lo beda.


HALA
Rambutnya yang beda, Mas. Waktu gondrong juga lo lebih mirip David Bayu.

Ravi melihat lebih detail.

RAVI
Idung lo beda.


HALA
Idung gue kan pernah patah gara-gara jatuh dari sepeda.


HALA DEWASA
Waktu udah kerja nafasnya mulai bermasalah, jadi disaranin dokter buat operasi. Ada asuransi, ada bonus, ya udah. Lumayan tambah mancung dikit.

HP Ravi berbunyi. Dia membaca pesan yang masuk.

HALA DEWASA
Pasti Max ngajak nongkrong.


HALA
Kalo nggak, Gilang ngajak karaokean.


HALA DEWASA
Atau Refal Hadi ngajak main bola.


HALA
Dia bakal temenan sama Refal Hadi?!?!

Hala mengangguk mantap.

RAVI
Ini dari Mama, nyuruh adek-adek gue jangan pada bacot. Astaga, adek gue jadi dua.

Ravi menyimpan HP-nya ke dalam kantong, dan kembali memperhatikan Hala Dewasa.

RAVI
Jadi lo dari 2032, pergi ke sini buat apa?


HALA
Buat bawain nomer togel, Mas. Biar gue bisa naik mobil kalo ke kampus.


RAVI
Kampus lo tinggal ngesot aja, sok-sokan pake mobil.


HALA DEWASA
Gue nggak pergi ke sini, tapi gue dilempar ke sini. Kenapa ke 2022, gue nggak tau pasti. Buat benerin sesuatu? Mungkin ...

Hala Dewasa melirik Hala.

RAVI
Pantes waktu itu lo langsung panggil gue Mas.

Ravi mengusap wajahnya.

RAVI
Gue masih nggak percaya sebenernya. Tapi apa pun alesannya, kalo ada apa-apa lo harus langsung ngabarin gue.


HALA DEWASA
Iya, Mas.


RAVI
Walaupun umur lo sekarang lebih tua, tapi lo tetep adek gue. Kalo Mama tau, gimanaaa ini?


HALA
Mungkin Mama seneng, anak kesayangannya jadi ada dua.

Ravi mengacak rambut Hala dengan gemas.

RAVI
Jadi ... gue nikah sama siapa? Jasmine? Bella? Icha? Farah? Kayla?


HALA
Lo lagi nyebutin nama gebetan, apa lagi ngabsen grup Whatsapp, Mas?
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar