Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
61. INT. TERAS WANGSA CAFE — NIGHT
Dengan langkah gontai, Hala Dewasa berjalan mendekati stand boba yang terletak di depan Wangsa Cafe. Badannya lelah setelah seharian di mall.
Sambil menunggu pesanannya selesai, Hala Dewasa melihat-lihat ke dalam Wangsa Cafe. Malam ini tidak begitu ramai. Hanya beberapa orang yang memenuhi meja.
Tiba-tiba mata Hala Dewasa melihat ke satu meja. Dia seperti mengenal dua orang yang duduk di sana. Itu Hala. Tapi karena Hala Dewasa tidak bisa melihat dengan jelas satu orang lagi, dia memicingkan matanya.
Hala Dewasa mendadak panik saat mengetahui orang yang sedang mengobrol dengan Hala. Mata Hala Dewasa membesar, jantungnya berdegup kencang. Tangannya menutup mulut.
Dengan tangan gemetar, Hala Dewasa masuk ke dalam Wangsa Cafe. Berjalan menghampiri Hala. Melupakan pesanan boba-nya.
62. INT. WANGSA CAFE — NIGHT
Perlahan, Hala Dewasa mendekati Hala. Melihat Hala Dewasa, Hala tersenyum. Tapi senyumnya langsung menghilang ketika menyadari Hala Dewasa memasang ekspresi tegang.
Menyadari Hala berbicara dengan orang lain selain dirinya, Deva menengok belakang. Melihat wajah Deva, Hala Dewasa otomatis mundur lalu terdiam.
Deva mengulurkan tangannya. Tapi Hala Dewasa membiarkan tangan Deva tergantung, tanpa menyambutnya. Hala Dewasa langsung menarik lengan Hala.
Hala belum bangkit dari tempat duduknya, masih bingung dengan apa yang terjadi. Deva yang melihat kejadian itu mencoba melepaskan tangan Hala Dewasa dari lengan Hala.
Menyadari tangan Deva yang akan memegang tangannya, Hala Dewasa refleks melepas tangannya dan memekik pelan. Deva yang kaget mendengarnya, langsung menjauhkan tangannya. Bingung dengan perilaku Hala Dewasa.
Hala Dewasa mengatur nafas perlahan. Badannya membungkuk. Mendekatkan tubuhnya ke arah Hala, agar jauh dari Deva.
Hala Dewasa tidak berani melihat langsung wajah Deva. Dan hanya menatap tangan Deva dengan tajam.
Melihat perilaku Hala Dewasa yang tidak seperti biasanya, Hala akhirnya menurut.
Deva mengangguk, walaupun masih bingung dengan Hala Dewasa. Terlebih karena Hala Dewasa terlihat sangat ketakutan.
Hala mengangguk.
Mendengar kata-kata Deva, Hala Dewasa terdiam. Kakinya yang sudah akan berjalan, langsung berhenti. Dengan suara bergetar, Hala Dewasa berbicara dengan melihat tangan Deva.
Deva mengerutkan keningnya. Dia menundukan badannya, mencoba melihat wajah Hala Dewasa, tapi Hala Dewasa kembali menjauhkan tubuhnya.
Hala menarik tangan Hala Dewasa untuk segera pergi dari Wangsa Cafe, karena pengunjung lain sudah melihat ke arah mereka. Tapi Deva masih menghalangi. Sepertinya masih ingin berbicara dengan Hala Dewasa.
Hala kembali menarik tangan Hala Dewasa.
Deva memperhatikan Hala Dewasa yang masih tidak menatap wajah Deva.
Hala Dewasa diam.
Mendengar Hala Dewasa memanggilnya dengan nama "Ara", Deva tertegun. Kesempatan itu digunakan Hala untuk menarik Hala Dewasa pergi dari Wangsa Cafe.
Beberapa detik kemudian, Deva tersadar. Tapi dua perempuan itu sudah menghilang di balik pintu.
63. INT. KOST HALIMAH - KAMAR HALA — NIGHT
Hala menutup pintu. Di tempat tidur, Hala Dewasa duduk sambil mengatur nafasnya. Masih berdiri, Hala memperhatikan sikap Hala Dewasa yang tidak seperti biasanya.
Hala Dewasa diam. Nafasnya masih terengah-engah.
Hala kaget. Dia belum pernah mendengar Hala Dewasa berbicara dengan nada setinggi itu.
Emosi Hala akhirnya naik.
Hala Dewasa mengusap wajahnya. Berusaha menahan air matanya.
Hala Dewasa terdiam.
Hala keluar kamar dan membanting pintu. Sedangkan Hala Dewasa mulai menangis.