Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Halo Hala
Suka
Favorit
Bagikan
2. Make A Wish (scene 7 - 12)

7. INT. KOST HALIMAH - KAMAR HALA — DAY (FEW MONTHS LATER)

Hala memasukan laptop ke dalam tote bag. Matanya mencari sesuatu di meja belajar yang berantakan. Di samping tote bag, terdapat sebuah kalender meja NCT Dream yang menunjukan bulan Agustus 2022. Menemukan apa yang dia cari, tangannya mengambil notes berwarna kuning dan menjejalkan ke dalam tas.

Tiba-tiba HP di samping tasnya berdering, nama Mama berkedip-kedip di layarnya.

HALA
Halo, Ma.


MAMA (O.S)
Selamat ulang tahun, Adek Hala. Sehat-sehat, lancar kuliahnya. Kamu kapan mulai tugas akhir?


HALA
Makasih, Ma. Mama sama Papa juga sehat-sehat. In shaa Allah kalo SP studio 7 ini lulus, aku bisa isi KRS semester depan ambil tugas akhir.


MAMA (O.S)
Kamu nih, tiap libur semester ambil SP terus, benerin nilai terus. Emang susah banget ya kuliahnya, Dek?

Hala menghentikan kegiatan membereskan tas untuk beberapa detik.

HALA
Ya ... biasa lah.


MAMA (O.S)
Nggak usah dipaksain, Dek. Papa mau kamu jadi arsitek, tapi jangan dijadiin beban. Jangan sampe kamu kaya yang di berita-berita. Arsitek udah banyak, tapi kamu cuma satu.


HALA
Iya, Ma.

Hala menjepit HP di antara telinga dan bahunya sambil memasukan buku sketsa dan alat tulis.

MAMA (O.S)
(setengah berteriak)
Pa ... Papa mau ngomong sama Hala nggak?
(beat)
Kata Papa selamat ulang tahun.


HALA
Iya makasih, Papa. Aku buru-buru nih mau ke kampus. Nanti telfon lagi ya, Ma.

Hala mendengarkan beberapa wejangan Mama sebelum menutup telefon. Sebuah notifikasi Whatsapp ucapan ulang tahun dari kakaknya muncul. Setelah membalas, Hala memasukan HP ke dalam tas.

Setelah membuka pintu kamar, Hala melihat penampilannya di cermin.

EMMA
Cardigan lo lucu, Hal.

Hala kaget saat melihat EMMA (20) di depan kamarnya. Tangan Emma menggenggam HP dan sebuah liptint berwarna peach.

EMMA
Tumben. Biasanya lo kaus-an terus. Item terus. Jadi keliatan beda pake cardigan.

Hala tersenyum.

Tidak mendapat tanggapan apa-apa, Emma kembali sibuk membuat Insta Story tentang liptint yang sedang dipakainya.

Setelah Emma pergi, Hala melihat kembali pantulan dirinya di cermin. Tidak yakin, Hala melepas cardigan hijau mudanya dan melemparkan asal-asalan ke atas tempat tidur.


8. INT. KAMPUS - LANTAI 6 GEDUNG ARSITEKTUR — DAY

Hala duduk di kursi panjang depan ruang himpunan arsitektur. Di sekitar Hala terlihat ramai. Teman-temannya sibuk dengan laptop masing-masing, beberapa junior asyik mengobrol, pasangan yang berpacaran di dekat jendela, dan banyak lagi. Tapi tidak ada satu pun yang melihat ke arah Hala, semua sibuk dengan kegiatannya sendiri. Tetap berisik, padahal hari ini masih libur semester.

Arin yang baru keluar dari lift, berjalan ke arah Hala dan duduk di sampingnya.

ARIN
Hal, lo jadi bikin gedung konser buat tugas akhir, kan? Banyak juga ya, yang project-nya sama. Gue sampe rela nih, liburan gini bolak-balik ke kampus biar nggak keduluan minjem skripsi alumni.


HALA
Lo juga?

Arin mengangguk.

ARIN
Kata senior, tiap tahun ada aja project TA yang laris manis kaya Corkcicle di SCBD. Kayaknya gue jadi bikin di Istora Senayan.


HALA
Gue belom kepikiran lokasinya.


ARIN
Lo di Istora aja, Hal. Kita sebagai NCTzen harus bersatu!

Arin mengangkat tasnya dan menunjukan gantungan kunci berbentuk lightstick NCT ke wajah Hala.

HALA
Lo kenapa bikin gedung konser, Rin?


ARIN
Biar bisa bikin tempat yang proper buat nonton Johnny my baby. Kalo lo?

Hala mengerak-gerakan kakinya.

HALA
Biar bareng aja. Kan kata lo kita harus bersatu.

Arin tertawa sambil melihat HP.

ARIN
Gue mau pacaran dulu ya. Cowok gue udah jemput di bawah. Lo langsung balik, Hal?

Dengan ekspresi datar, Hala menggeleng.

HALA
Gue ... mau ambil barang di kantor Mas Ravi. Kemaren dia abis dari Bogor.

Setelah Arin masuk ke dalam lift, Hala duduk selama sepuluh menit sebelum memutuskan untuk pulang. Hala masuk lift dengan muka menunduk. Tidak ada yang ingat hari ulang tahunnya.


9. EXT. HALTE TRANSJAKARTA — NIGHT

Hala duduk di antara orang-orang yang sedang menunggu TransJakarta. Ditemani tas kertas yang diapit di antara kakinya dan kotak kue kecil di pangkuannya.

Sebuah TransJakarta memasuki halte dan semua orang bergegas naik. Setelah bis melaju pergi, terlihat Hala masih duduk di posisi yang sama. Begitu juga saat bis selanjutnya datang. Walaupun semua orang berebut naik, Hala tidak beranjak dari tempatnya. Seperti memang tidak berniat untuk cepat pulang.

Seorang anak kecil yang menjual tissue mendekatinya. Hala tersenyum dan membeli dua bungkus tissue seharga sepuluh ribu rupiah. Anak itu berterima kasih dan berlari ke arah temannya.

Hala memasukan tissue ke dalam tas -walaupun di dalam tas-nya terlihat, jika Hala masih memiliki satu bungkus tissue- lalu mengambil HP di kantong tas. Tidak ada notifikasi chat dari siapa pun selain keluarganya tadi pagi. Hala membuka gallery photo dan mulai melihat satu per satu foto ulang tahun Arin. Lalu berganti ke foto-foto surprise temannya beberapa minggu lalu.

Hala menghela nafas berat, lalu mengalihkan pandangannya ke langit malam. Terlihat bulan purnama di atas sebuah gedung di hadapannya.

HALA (V.O)
Semoga hidup gue ke depannya lebih bahagia. Gue juga pengen ngerasain punya temen deket. Yang nempel terus juga nggak apa-apa deh.

Hala tersenyum kecil dan melihat tumpukan kertas di dalam tas-nya.

HALA (V.O)
Mudah-mudahan SP lancar, tugas akhir yang penting lulus. Lebih bagus lagi kalo TA-nya bisa bikin gue dapet kerjaan yang oke, yang bikin Papa bangga. Tapi gue aja nggak tau, abis lulus mau jadi apa.

Hala merebahkan punggungnya ke bangku halte.

HALA (V.O)
Bisa nggak sih, ada satu orang ... satuuu aja, selain Mama, Papa sama Mas Ravi yang inget ulang tahun gue?


10. INT. KOST HALIMAH - TERAS DEPAN — NIGHT

Saat kerepotan membuka pagar dengan banyak barang di tangannya, Hala melihat perempuan berambut pendek berdiri di depan pintu kost. Hala perlahan mendekati perempuan itu lalu menyentuh bahunya.

HALA
Hai, cari siapa? Biar gue panggilin.

HALA DEWASA (31) kaget saat membalikan tubuhnya, lalu mundur beberapa langkah. Dalam diam, Hala Dewasa memperhatikan Hala dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berulang kali.

HALA DEWASA
Hala?

Hala mengerutkan dahi. Agak jengah dengan cara Hala Dewasa melihat dirinya. Hala Dewasa melemparkan pertanyaan dengan nafas memburu.

HALA DEWASA
(suara meninggi)
Lo Hala?! Kok ada lo?! Kok bisa?! Ini beneran kost Halimah? Lo kok ... lho ... ini ... Ini tahun berapa?

Reaksi Hala Dewasa membuat Hala mengusap wajahnya dengan tangan. Curiga ada yang menempel di pipinya sampai perempuan di depannya kaget saat melihat dirinya.

HALA
Iya, gue Hala. Sekarang dua ribu dua dua ... Lo kenapa?

Hala Dewasa melihat sekelilingnya dengan panik. Lalu mengecek keadaan tubuhnya sendiri. Tangannya memegang-megang wajah, mengangkat lengan cardigan, sampai memeriksa kedua kakinya.

HALA
Mbak, itu ... Kacamatanya retak.

Hala Dewasa mencopot kacamatanya dan mengelus bagian ujung yang retak. Lalu kembali meneliti setiap bagian tubuhnya. Seperti memastikan tidak ada yang patah.

HALA
Mau ketemu siapa ya?

Setelah memastikan dirinya masih utuh, Hala Dewasa menghembuskan nafas berat.

HALA DEWASA
Halo, Hala. Gue ... kayaknya mau ketemu lo.
(beat)
Boleh masuk?


11. INT. KOST HALIMAH - RUANG TAMU — NIGHT

Sejak Hala Dewasa duduk di sofa ruang tamu beberapa menit lalu, dia tidak berbicara sedikit pun. Bahkan menolak minuman yang ditawarkan Hala. Hala Dewasa hanya memperhatikan keadaan sekelilingnya. Sesekali menatap tajam ke arah Hala atau membetulkan posisi kacamatanya. Seperti memastikan sesuatu di wajah Hala.

Hala melihat sesuatu di wajah Hala Dewasa saat perempuan itu merapihkan rambutnya.

HALA
Mbak, itu jidatnya memar. Gue ambilin obat ya.

Hala Dewasa menyentuh dahinya lalu menggeleng.

Hala yang bingung untuk memulai pembicaraan, akhirnya ikut diam di sampingnya. Penghuni kost lainnya melihat mereka sambil berbisik. Setiap ada yang bertanya kepada Hala dengan bahasa isyarat, Hala hanya menjawab dengan gelengan kepala dan senyuman. Karena dia juga tidak tahu mau apa perempuan di hadapannya ini.

HALA (V.O)
Ini cewek beneran mau ketemu gue? Jangan-jangan mau minta sumbangan? Kalo ternyata maling gimana? Ah ... Kenapa gue bolehin masuk?! Kalo gue diusir Ibu Kost gara-gara dia gimana nih?!

Sampai akhirnya, Hala Dewasa mulai berbicara.

HALA DEWASA
Lo pasti penasaran, gue siapa.
(beat)
Gue itu lo, Hal.

Hala bengong.

HALA DEWASA
(serius)
Gue Hala juga. Tapi dari masa depan. Dari tahun 2032.


HALA (V.O)
KAN BENER DIA ANEH! Gimana nih cara ngusirnya?!


HALA
Hah? Masa depan gimana sih?


HALA DEWASA
Emang aneh. Gue juga bingung jelasinnya.

Wajah serius di hadapannya membuat Hala mencoba mencerna kalimat Hala Dewasa dengan seksama. Mereka kembali terdiam. Hala Dewasa terlihat tidak sedang bercanda, tapi jika dipikirkan lagi semua ini tidak masuk akal.

HALA
Mungkin lo salah kost-an. Mau gue-


HALA DEWASA
Gini deh. Lo bisa nanya apa aja ke gue.


HALA
Nggak ... Nggak usah. Mending sekarang lo-


HALA DEWASA
Tanya aja. Apa pun soal hidup lo. Terserah.

Hala terdiam sejenak. Melihat wajah Hala Dewasa yang serius, akhirnya Hala menyerah.

HALA
Fine. Sebutin rahasia yang cuma gue yang tau.

Hala Dewasa mengerutkan dahi. Memikirkan sesuatu.

HALA DEWASA
Minimal setahun sekali lo pasti nonton 3 Idiots, terus nangis pas Farhan ngobrol sama bapaknya. Setahun belajar nge-dance di kamar gara-gara Step Up. Waktu SMP pernah ngirim pendaftaran Gadis Sampul. Anjir, malu gue.
(beat)
Sama ini ...

Hala Dewasa mengangkat kedua kakinya.

HALA DEWASA
Bekas luka gara-gara ketiban pagar tetangga waktu TK. Sama tanda lahir di sini.

Melihat kaki Hala Dewasa, Hala refleks mengangkat kakinya sendiri. Menjejerkan kakinya di samping kaki Hala Dewasa. Hala bengong saat melihat mereka berdua memiliki bekas luka dan tanda lahir yang sama persis.

HALA
Lo ... siapa sih?!

Hala Dewasa menurunkan kakinya.

HALA DEWASA
Kan gue udah bilang, gue itu lo dari masa depan. Gue Hala Nathania juga.


12. INT. KOST HALIMAH - KAMAR HALA — NIGHT

Hala Dewasa duduk di samping kasur Hala dan melihat sekeliling kamarnya. Hala hanya bisa diam saat Hala Dewasa menunjuk beberapa barang-barang di kamarnya dan menjelaskan asal-usulnya.

HALA DEWASA
Ini album Hot Sauce yang nunggunya dua bulan, gara-gara seller-nya kacau kan? Kangen banget gue sama kamar ini.


HALA
Lo tuh ... beneran gue?


HALA DEWASA
Kalo lo masih nggak percaya ... Ummm ...

Hala Dewasa melihat isi kamar Hala, lalu memperhatikan semua barang bawaan Hala dengan jeli. Tote bag, kotak kue, dan sebuah tas kertas. Hala Dewasa mengambil kalender di atas meja untuk memastikan tanggal hari ini.

HALA DEWASA
Ah bener, sekarang 11 Agustus 2022. Ulang tahun kita! Oke. Hari ini anak-anak nggak ada yang inget ulang tahun lo. Terus lo sedih, makanya beli kue sendiri.

Hala Dewasa menunjuk tas kertas di samping Hala.

HALA DEWASA
Itu dari Mas Ravi. Dia bilang ada harta karun dari rumah Mama. Padahal isinya cuma album foto lo sama dia waktu kecil. Yang pake kaus dalem di Anyer.

Hala membuka isi tas kertas yang sejak tadi dibawanya. Sebuah kotak putih terduduk manis di dalamnya. Dan benar, kotak itu berisi album foto yang berisi foto-foto Hala dan kakaknya saat mereka masih SD. Termasuk foto yang Hala Dewasa sebutkan.

HALA
Kok tau?


HALA DEWASA
Soalnya sampe gue seumur ini, Mas Ravi masih seneng banget godain pake foto-foto itu. Kampret emang.

Sementara Hala Dewasa mulai memeriksa koleksi merchandise NCT Dream, Hala memperhatikannya dengan seksama. Jika dilihat baik-baik, wajah dan gesture mereka memang ada kemiripan.

Setelah puas memainkan lightstick NCT di atas meja, Hala Dewasa mengambil kotak kue dan menyalakan lilin dengan lighter dari dalam kantong di tote bag Hala.

HALA DEWASA
Kalo Mas Ravi tau lo masih nyimpen lighter dari ulang tahunnya Arin, dia pasti mikir lo ngerokok.

Hala Dewasa mendorong kotak kue dengan lilin yang menyala ke hadapan Hala.

HALA DEWASA
Daripada tiup lilin sendirian, mending sama gue.

Hala ikut bertepuk tangan saat Hala Dewasa mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun, kemudian meniup lilin di atas kue. Setelah kue habis, Hala Dewasa mengambil kaus hijau dari tumpukan baju di atas tempat tidur.

HALA DEWASA
Pinjem baju lo ya.

Tanpa sadar, Hala mengangguk.

Hala Dewasa berbalik badan dan mulai melepas cardigan.

HALA DEWASA
Nanti gue tidur bawah aja, pake kasur lipet yang di lemari.

Hala Dewasa melihat sesuatu di lengannya, lalu memakai cardigan-nya kembali.

HALA DEWASA
Gue ganti baju di kamar mandi aja, sekalian cuci muka.

Hala Dewasa mengembalikan kaus hijau ke dalam tumpukan, dan mengambil kaus oversized berwarna ungu.

Hala masih terdiam melihat Hala Dewasa keluar kamar membawa kaus dan celana panjang batik. Mencoba mencerna semua kejadian ini.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar