Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. EXT. JALANAN SEKITAR KOST HALIMAH — NIGHT
Tidak ada orang yang berlalu lalang, apalagi mobil yang melintas. Hanya sesekali terdengar deru motor dari arah jalan raya, dan suara gongongan anjing ntah dari rumah yang mana.
Seorang tukang nasi goreng berhenti di depan pos siskamling. Setelah memastikan gerobaknya aman, dia melepas handuk di lehernya dan duduk melihat orang-orang yang sedang bermain karambol. Suasana riuh sesaat.
Sampai seorang laki-laki dengan banyak coretan bedak di pipi bangkit dari duduknya, mengambil tongkat yang tergantung di depan pos, dan berjalan menjauhi pos siskamling. Beberapa orang lainnya meneruskan permainan karambol tersebut.
Sebuah rumah berlantai dua berdiri tidak jauh dari tempat itu. Pagarnya terkunci. Hampir semua lampu sudah mati. Kecuali lampu taman, lampu teras depan, dan satu lampu di jendela lantai dua.
2. INT. KOST HALIMAH - KAMAR HALA — NIGHT
Di kamar yang masih terang itu, sebuah laptop menyala di meja belajar. Dengan kaki yang diangkat bersila di atas kursi, mulut HALA (20) tidak berhenti mengunyah keripik kentang. Jam dinding menunjukan pukul 00:40, tapi mata Hala masih segar.
Hala sedang menonton "Tiny House Nation" di Netflix. Saat scene pemilik rumah memasuki rumah barunya, Hala menurunkan kaki dan memajukan badan. Matanya ikut membulat saat melihat perubahan rumah tersebut.
Ketika episode tersebut berakhir, Hala memencet tombol pause lalu menghabiskan cemilan di tangannya.
Hala membuang bungkus cemilan ke tempat sampah yang sudah penuh di bawah meja, lalu membersihkan tangan dengan mengelap di celana pendek.
Hala mengganti tampilan layar laptop dengan software AutoCAD. Tangannya sibuk bergerak di atas mouse. Hala memusatkan seluruh konsentrasinya kepada gambar kerja sebuah apartement 15 lantai.
Kamar dengan cat dinding biru muda itu terlihat berantakan. Di belakang pintu tergantung beberapa tote bag dan tabung gambar berwarna hitam.
Di atas tempat tidur berserakan kertas-kertas gambar kerja, yang sebagian sudah dicoret-coret oleh asisten dosen.
Di salah satu dinding tergantung beberapa poster film berukuran A4. Mulai dari 3 Idiots, AADC, Interstellar, Kala, Onward, sampai Parasite.
Kertas-kertas konsep dan coretan sketsa berserakan di lantai. Juga buku-buku tebal dari perpustakaan, yang tidak mendapat tempat di rak dan meja belajar. Gulungan kertas A2 memenuhi salah satu sudut kamar.
Salah satu rak berwarna hijau berisi merchandise NCT Dream diatur lebih rapih daripada rak buku. Sebuah toples yang hampir penuh berisi potongan tiket bioskop terduduk rapih di rak tersebut.
Hala duduk di kursi dengan posisi meringkuk. Gambar kerja ini sudah Hala kerjakan sejak empat jam yang lalu. Di samping laptopnya terdapat sebuah kalender meja NCT Dream yang menunjukan bulan Mei 2022.
Sampai gerakan tangannya berhenti. Hala menyenderkan badannya ke punggung kursi dan mengacak-acak rambut panjangnya.
Hala meneguk air putih di botol ungu sampai berkurang setengah. Hala mengganti tampilan layarnya dengan Whatsapp for Web, lalu men-klik sebuah nama dan mengetik sesuatu.
Gue mau minta saran dong.
Hala membaca kembali dengan ragu-ragu.
Hala diam sejenak, menghapus tulisan itu lalu mengetik pesan baru.
Lo sibuk nggak?
Hala mengerutkan dahinya. Seperti tidak yakin. Pesan tersebut dihapus dan membuat pesan lain.
Lagi ngapain?
Hala tidak langsung mengirim pesan tersebut, tapi dia membacanya berulang kali sambil mengetukkan kukunya ke atas meja.
Hala menatap tampilan wajahnya di cermin pintu lemari, dan mulai berbicara dengan dirinya sendiri.
Tanpa mengirim pesan yang dia tulis, Hala menutup Whatsapp for Web.
Hala menyalakan Spotify, dan membuka sebuah folder "Tulisan Hala" di desktop. Terdapat banyak file Microsoft Word dan PDF di dalamnya. Hala mulai membuka satu per satu.
Hala menghabiskan menit-menit selanjutnya dengan membaca semua file di dalam folder tersebut.
Mata Hala membaca sebuah skenario dengan judul file "Dunia Maya - Juara III Lomba Teater SMA 2017".
Gerakan tangannya terhenti karena suara notifikasi dari HP. Hala menutup laptop, lalu berjalan keluar kamar.
3. INT. KOST HALIMAH - TERAS DEPAN — NIGHT
Terdengar suara tongkat memukul tiang listrik sebanyak dua kali.
Hala duduk sambil melihat Insta Story teman-temannya. Ada yang menonton dengan pacarnya, liburan dengan teman-temannya, sampai yang diterima magang di start-up company. Hala menutup HP dan menghela nafas panjang.
Dari tempatnya duduk, Hala bisa melihat bulan purnama dan bintang-bintang dengan cukup jelas tanpa tertutup awan.
Hala menyenderkan badannya di kursi teras.
Hala menundukkan kepalanya untuk beberapa saat, sampai suara notifikasi HP mengagetkannya. Saat Hala melirik ke arah pagar, seorang OJEK ONLINE sedang memperhatikannya tanpa berkedip.
Hala berjalan menghampiri ojek online tersebut. Bapak itu menghembuskan nafas lega dan menyerahkan bungkus plastik berwarna merah.
Hala menahan tawa saat melihat bapak ojek online berlari kecil ke arah motornya, lalu tancap gas tanpa menengok ke belakang.
4. INT. KAMPUS - KELAS STUDIO — DAY
ASISTEN DOSEN (27) menggelengkan kepala sambil menulis sesuatu di atas gambar kerja milik Hala. Hala mengubah posisi duduknya. Kakinya bergerak-gerak, sembari mengusapkan telapak tangannya yang mulai berkeringat di celana jeans.
Terdengar suara menahan tawa dari seseorang di belakang Hala, diantara teman-temannya yang menunggu giliran asistensi. Suara itu membuat Hala bertambah gugup, lalu menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.
Asisten dosen menunggu Hala menyelesaikan kalimatnya sambil membuat sketsa di samping gambar denah.
Tapi lidah Hala mendadak kelu. Akibatnya Hala hanya terdiam dan kembali mengubah posisi duduknya. Keringat dingin mulai mengalir di punggungnya.
Hala mengangguk dan menghela nafas berat, saat melihat gambar kerjanya penuh dengan tulisan berwarna merah milik asisten dosen.
5. INT. KAMPUS - LANTAI 6 GEDUNG ARSITEKTUR — DAY
Hala menjaga api lilin di kue ulang tahun yang dipegangnya tetap menyala. Satu orang berlari dari ujung lorong dan menyuruh mereka untuk bersiap. ARIN (21) berjalan ke arah mereka. Tidak mengetahui keriuhan di depan karena matanya terus menatap HP di tangannya.
Kerumunan itu sudah bersiap-siap, tapi Arin masih tidak menyadari apa pun. Sampai akhirnya TEMAN 1 mulai menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil bertepuk tangan.
Arin menoleh lalu terdiam. Orang-orang lainnya juga terdiam. OB yang sudah memperhatikan dari tadi juga ikut terdiam. Sementara Hala masih menjaga lilin menyala dengan telapak tangannya.
Saat yang lain sibuk berdebat, Teman 4 menyadari jika Arin masih terdiam di depan mereka. Suasana menjadi canggung selama beberapa detik.
Arin tertawa lepas hingga keluar air mata.
Mereka mendekati Arin dan Hala mengacungkan kue ke depan Arin.
Arin menutup mata sejenak, lalu meniup lilin. Mereka semua bernyanyi lagu selamat ulang tahun dan menyalakan confetti. Sementara mulut Teman 1 ditutup rapat-rapat oleh yang lain.
6. INT. KAMPUS - LIFT — DAY
Arin melingkarkan tangannya di pundak Hala.
Hala melihat beberapa temannya yang sedang mengobrol di depan mereka.
Hala menghela nafas dan menggenggam gulungan kertas di tangannya makin erat.
Teman 1 melihat tombol lift di sebelahnya.
Semua orang di dalam lift melihat teman 1 sambil menahan emosi.