Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dila dan Nostalgia
Suka
Favorit
Bagikan
16. Permintaan Dila - End

    CUT TO:

165. EKS. JALAN SEKITARAN RUMAH - PAGI

Terlihat matahari yang baru setengah menyinari jalanan sekitaran rumah Dila. Tampak Rumah Dila yang terlihat adem dan tenang. Tiba-tiab ada suara alarm handphone Dila.

    CUT TO:

166. INT. KAMAR DILA - PAGI

Dila masih tertidur dengan pulas, suara alarm Dila masih terus menerus menyala. tiba-tiba alarm tersebut dimatikan oleh Agus dan dia langsung membangunkan Dila.

AGUS

Mah.

Agus mengelus-ngelus pundak Dila. Dila pun terbangun, dengan mata yang masih mengantuk dia melihat ke arah Agus yang sedang tersenyum ke arahnya. Dila pun menyadari kalau dia kesiangan.

DILA

kesiangan ya?

ya Ampun.

Dila beranjak duduk di kasur, lalu ia tersenyum malu kepada Agus. Agus mengelus-ngelus rambutnya.

AGUS

Papah lagi masak air panasnya,

nanti biar papah yang tuang air nya ke bak.

kamu bangunin bapak aja ya.

DILA

Iya pah.

Lalu Dila mengusap wajahnya.

DILA

tumben banget kesayangan.

AGUS

Kecapean kamu, ayo.

Agus beranjak pergi keluar kamar.

    CUT TO:

167. INT. RUANG TENGAH - PAGI

Sambil mengikat rambutnya Dila berjalan ke pintu kamar tamu, lalu mengetuk pintunya.

DILA

Pak, bangun.

air panasnya udah siap.

168. INT. KAMAR TAMU - PAGI

Bu Siti terbangun lalu seperti biasa dia langsung membangunkan pak Sugih sambil menggoyangkan badannya dengan pelan.

BU SITI

Pak,

bangun pak, mandi.

Namun pak Sugih tidak kunjung bangun. Bu Siti mencoba membangunkannya kembali.

BU SITI

Pak.

Pak Sugih tetap tidak bangun, lalu ia menggoyangkan badanya kembali.

BU SITI

Pak, Bangun atuh.

Bu Siti terdiam sejenak. lalu memanggilnya lagi dengan nada sedikit keras.

BU SITI

Pak.

Bu Siti terdiam melihat wajah pak Sugi yang terlihat tertidur dengan tenang.

BU SITI

Pak?

Bu Siti melihat pak Sugih lebih dalam, tiba-tiba bu Siti menangis.

BU SITI

Pak.

Bu Siti menepuk-nepuk dada pak Sugih sambil menangis.

BU SITI

Pak.

Dila mengetuk pintunya kembali dan membuka setengah pintunya. 

DILA

Pak, air panas sudah siap.

Dila heran melihat Bu Siti yang menangis, secara perlahan-lahan Dila memasuki ruangan mendekati bu Siti.

DILA

Kenapa bu?

Bu Siti melihat ke arah Dila lalu kembali melihat pak Sugih

BU SITI

Pak.

Bu Siti menepok-nepok dada pak Sugih sambil menangis. Ekspresi Dila berubah seperti ada sesuatu yang salah, lalu ia berjalan dengan cepat ke arah pak Sugih. Dila memegang pipi pak Sugih.

DILA

Pak?

Dila tampak sedikit panik dia lalu meraba-raba tubuh pak Sugih dan mengecek nafasnya serta detak jantungnya, tiba-tiba Dila berhenti dan melihat ke arah bu Siti. Tiba-tiba Dila menangis sejadi-jadinya. 

(suara perlahan-lahan mengecil, back song mendominasi)

Agus masuk ke dalam kamar karena mendengar istrinya menangis. Agus berjalan dengan cepat menuju Dila.

FADE TO BLACK

(FILM TERHENTI BEBERAPA DETIK)

    DISSOLVE:

169. EKS. SEKITARAN RUMAH - SORE

Di depan rumah Dila terdapat banyak mobil parkir. Tampak di setiap sudut pagar dihiasi bendera kuning. Bendera kuning tersebut bertuliskan nama pak Sugih. Tampak orang pada keluar rumah Dila dengan memakai baju hitam-hitam.

    CUT TO:

170. INT. RUANG TAMU - SORE

Agus terlihat sedang berbincang-bincang dengan dua orang tetangga. ekspresi Agus tampak sedih namun tertutupi oleh senyuman.

    CUT TO:

171. INT. RUANG MAKAN - SORE

Sugandi duduk sendiri termenung di meja makan. Ekpsresi Sugandi tampak sangat sedih.

    CUT TO:

172. INT. RUANG TENGAH - SORE

Di Ruang tengah tampak banyak orang berkumpul. Mereka saling ngobrol satu sama lainnya. bahkan ada anak kecil yang sedang berlarian. Sugandi duduk di Sofa sembari di temani anak-anaknya, terlihat Sugandi habis menangis. salah satu orang di dekat Sugandi mencoba menenangkan Ratna. 

    CUT TO:

173. INT. KAMAR TAMU - SORE

Ratna, Adi dan istrinya Adi menemani bu Ratna yang sedang termenung karena sedih telah kehilangan suaminya. Bu Siti duduk senderan di atas kasur, disamping nya Ratna mencoba menenangkan bu Siti.

    CUT TO:

174. INT. KAMAR DILA - SORE

Dila terlihat sendirian duduk di tepi kasur sambil termenung sedih karena telah kehilangan bapaknya. Dila terdiam cukup lama, matanya terlihat tidak fokus. tiba-tiba Gita dan Adit mengetuk pintu kamarnya, lalu membuka sedikit pintunya hingga Gita dan Adit hanya terlihat kepalanya saja.

GITA

Bu?

Dila menengok ke arah Gita dan Adit.

DILA

Eh sini masuk, sini, duduk samping mamah.

Gita dan Adit  masuk kedalam kamar, lalu Gita duduk di samping ibunya dan Adit duduk di kursi meja kaca rias.

Karena melihat ibunya yang raut wajahnya terlihat kusut, Gita mencoba menenangkannya dan memegang tangannya.

GITA

Mah, Aki udah tenang disana,

mamah jangan sedih melulu.

Gita jadi khawatir.

ADIT

Iya mah,

mamah belum makan loh dari pagi.

Dila melihat ke arah Gita dan Adit yang terlihat mencemaskan ibunya. Dila terdiam beberapa saat lalu tersenyum ke mereka berdua.

DILA

Ibu tuh sedih,

kenapa Aki ninggalin kita ketika anak-anaknya

udah bisa saling mengerti.

Adit dan Gita tertegun mendengar kata-kata Ibunya. Lalu Adit mencoba menjawabnya.

ADIT

Mungkin tugasnya Aki di dunia udah selesai sebagai

seorang bapak Mah.

Makannya Aki udah bisa tenang untuk

ninggalin keluarganya.

Dila melihat ke arah Adit, Dia tampak tertegun dengan kata-kata Adit. lalu Dila tersenyum dan menganggukan kepalanya.

DILA

Iya,

Kamu bener Dit,

Tugas Aki udah selesai.

Dila yang tadinya tersenyum tiba-tiba menangis namun dia mencoba menahannya. Gita memeluk ibunya dari samping sambil mengelus-ngelus tangannya. Tidak lama tangisan Dila mereda dan dia mencoba untuk bicara kembali.

DILA

Adit, Gita,

kalau misalnya kita dikasih kesempatan untuk

hidup lebih lama lagi,

kalian dikasih kesempatan semakin dewasa,

mamah dan papah dikasih kesempatan untuk semakin menua,

sampe susah jalan, susah makan, susah segala-galanya.

Mamah cuma minta satu hal saja.

Adit dan Gita tampak penasaran dengan satu hal itu.

DILA

Jangan tinggalin mamah dan papah ya.

Adit dan Gita tersenyum mendengarnya.

GITA

Siap mah, Gita janji.

ADIT

Iya mah.

GITA

Lagian emang ada mah,

seorang anak yang tega ngebiarin

ibu bapaknya yang sudah tua.

Dila terdiam sebentar.

DILA

Ada Ta, 

Ada.

Dila tampak terdiam sebentar memikirkan suatu hal. Lalu Dila secara perlahan melihat ke arah kamera.

END

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar