Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
165. EKS. JALAN SEKITARAN RUMAH - PAGI
Terlihat matahari yang baru setengah menyinari jalanan sekitaran rumah Dila. Tampak Rumah Dila yang terlihat adem dan tenang. Tiba-tiab ada suara alarm handphone Dila.
CUT TO:
166. INT. KAMAR DILA - PAGI
Dila masih tertidur dengan pulas, suara alarm Dila masih terus menerus menyala. tiba-tiba alarm tersebut dimatikan oleh Agus dan dia langsung membangunkan Dila.
AGUS
Mah.
Agus mengelus-ngelus pundak Dila. Dila pun terbangun, dengan mata yang masih mengantuk dia melihat ke arah Agus yang sedang tersenyum ke arahnya. Dila pun menyadari kalau dia kesiangan.
DILA
kesiangan ya?
ya Ampun.
Dila beranjak duduk di kasur, lalu ia tersenyum malu kepada Agus. Agus mengelus-ngelus rambutnya.
AGUS
Papah lagi masak air panasnya,
nanti biar papah yang tuang air nya ke bak.
kamu bangunin bapak aja ya.
DILA
Iya pah.
Lalu Dila mengusap wajahnya.
DILA
tumben banget kesayangan.
AGUS
Kecapean kamu, ayo.
Agus beranjak pergi keluar kamar.
CUT TO:
167. INT. RUANG TENGAH - PAGI
Sambil mengikat rambutnya Dila berjalan ke pintu kamar tamu, lalu mengetuk pintunya.
DILA
Pak, bangun.
air panasnya udah siap.
168. INT. KAMAR TAMU - PAGI
Bu Siti terbangun lalu seperti biasa dia langsung membangunkan pak Sugih sambil menggoyangkan badannya dengan pelan.
BU SITI
Pak,
bangun pak, mandi.
Namun pak Sugih tidak kunjung bangun. Bu Siti mencoba membangunkannya kembali.
BU SITI
Pak.
Pak Sugih tetap tidak bangun, lalu ia menggoyangkan badanya kembali.
BU SITI
Pak, Bangun atuh.
Bu Siti terdiam sejenak. lalu memanggilnya lagi dengan nada sedikit keras.
BU SITI
Pak.
Bu Siti terdiam melihat wajah pak Sugi yang terlihat tertidur dengan tenang.
BU SITI
Pak?
Bu Siti melihat pak Sugih lebih dalam, tiba-tiba bu Siti menangis.
BU SITI
Pak.
Bu Siti menepuk-nepuk dada pak Sugih sambil menangis.
BU SITI
Pak.
Dila mengetuk pintunya kembali dan membuka setengah pintunya.
DILA
Pak, air panas sudah siap.
Dila heran melihat Bu Siti yang menangis, secara perlahan-lahan Dila memasuki ruangan mendekati bu Siti.
DILA
Kenapa bu?
Bu Siti melihat ke arah Dila lalu kembali melihat pak Sugih
BU SITI
Pak.
Bu Siti menepok-nepok dada pak Sugih sambil menangis. Ekspresi Dila berubah seperti ada sesuatu yang salah, lalu ia berjalan dengan cepat ke arah pak Sugih. Dila memegang pipi pak Sugih.
DILA
Pak?
Dila tampak sedikit panik dia lalu meraba-raba tubuh pak Sugih dan mengecek nafasnya serta detak jantungnya, tiba-tiba Dila berhenti dan melihat ke arah bu Siti. Tiba-tiba Dila menangis sejadi-jadinya.
(suara perlahan-lahan mengecil, back song mendominasi)
Agus masuk ke dalam kamar karena mendengar istrinya menangis. Agus berjalan dengan cepat menuju Dila.
FADE TO BLACK
(FILM TERHENTI BEBERAPA DETIK)
DISSOLVE:
169. EKS. SEKITARAN RUMAH - SORE
Di depan rumah Dila terdapat banyak mobil parkir. Tampak di setiap sudut pagar dihiasi bendera kuning. Bendera kuning tersebut bertuliskan nama pak Sugih. Tampak orang pada keluar rumah Dila dengan memakai baju hitam-hitam.
CUT TO:
170. INT. RUANG TAMU - SORE
Agus terlihat sedang berbincang-bincang dengan dua orang tetangga. ekspresi Agus tampak sedih namun tertutupi oleh senyuman.
CUT TO:
171. INT. RUANG MAKAN - SORE
Sugandi duduk sendiri termenung di meja makan. Ekpsresi Sugandi tampak sangat sedih.
CUT TO:
172. INT. RUANG TENGAH - SORE
Di Ruang tengah tampak banyak orang berkumpul. Mereka saling ngobrol satu sama lainnya. bahkan ada anak kecil yang sedang berlarian. Sugandi duduk di Sofa sembari di temani anak-anaknya, terlihat Sugandi habis menangis. salah satu orang di dekat Sugandi mencoba menenangkan Ratna.
CUT TO:
173. INT. KAMAR TAMU - SORE
Ratna, Adi dan istrinya Adi menemani bu Ratna yang sedang termenung karena sedih telah kehilangan suaminya. Bu Siti duduk senderan di atas kasur, disamping nya Ratna mencoba menenangkan bu Siti.
CUT TO:
174. INT. KAMAR DILA - SORE
Dila terlihat sendirian duduk di tepi kasur sambil termenung sedih karena telah kehilangan bapaknya. Dila terdiam cukup lama, matanya terlihat tidak fokus. tiba-tiba Gita dan Adit mengetuk pintu kamarnya, lalu membuka sedikit pintunya hingga Gita dan Adit hanya terlihat kepalanya saja.
GITA
Bu?
Dila menengok ke arah Gita dan Adit.
DILA
Eh sini masuk, sini, duduk samping mamah.
Gita dan Adit masuk kedalam kamar, lalu Gita duduk di samping ibunya dan Adit duduk di kursi meja kaca rias.
Karena melihat ibunya yang raut wajahnya terlihat kusut, Gita mencoba menenangkannya dan memegang tangannya.
GITA
Mah, Aki udah tenang disana,
mamah jangan sedih melulu.
Gita jadi khawatir.
ADIT
Iya mah,
mamah belum makan loh dari pagi.
Dila melihat ke arah Gita dan Adit yang terlihat mencemaskan ibunya. Dila terdiam beberapa saat lalu tersenyum ke mereka berdua.
DILA
Ibu tuh sedih,
kenapa Aki ninggalin kita ketika anak-anaknya
udah bisa saling mengerti.
Adit dan Gita tertegun mendengar kata-kata Ibunya. Lalu Adit mencoba menjawabnya.
ADIT
Mungkin tugasnya Aki di dunia udah selesai sebagai
seorang bapak Mah.
Makannya Aki udah bisa tenang untuk
ninggalin keluarganya.
Dila melihat ke arah Adit, Dia tampak tertegun dengan kata-kata Adit. lalu Dila tersenyum dan menganggukan kepalanya.
DILA
Iya,
Kamu bener Dit,
Tugas Aki udah selesai.
Dila yang tadinya tersenyum tiba-tiba menangis namun dia mencoba menahannya. Gita memeluk ibunya dari samping sambil mengelus-ngelus tangannya. Tidak lama tangisan Dila mereda dan dia mencoba untuk bicara kembali.
DILA
Adit, Gita,
kalau misalnya kita dikasih kesempatan untuk
hidup lebih lama lagi,
kalian dikasih kesempatan semakin dewasa,
mamah dan papah dikasih kesempatan untuk semakin menua,
sampe susah jalan, susah makan, susah segala-galanya.
Mamah cuma minta satu hal saja.
Adit dan Gita tampak penasaran dengan satu hal itu.
DILA
Jangan tinggalin mamah dan papah ya.
Adit dan Gita tersenyum mendengarnya.
GITA
Siap mah, Gita janji.
ADIT
Iya mah.
GITA
Lagian emang ada mah,
seorang anak yang tega ngebiarin
ibu bapaknya yang sudah tua.
Dila terdiam sebentar.
DILA
Ada Ta,
Ada.
Dila tampak terdiam sebentar memikirkan suatu hal. Lalu Dila secara perlahan melihat ke arah kamera.
END