Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
Film dimulai dengan memperlihat video dokumentasi. Terlihat kualitas video itu seperti menggunakan kamera jadul. Di video itu menayangkan video montase yang memperlihatkan kegiatan 5 orang anak-anak dan 1 orang ibu yang masih muda sedang berjalan-jalan di kebun binatang Ragunan.
CUT TO:
1. INT. RUANG TENGAH RUMAH PAK SUGIH - PAGI
Pak Sugih, berumur 83 tahun, terlihat tua dan lemah namun badannya masih berisi. Pak Sugih sedang duduk sendiri di sofa sambil sambil menonton video dokumentasi yang dia rekam sewaktu anak-anaknya masih kecil dulu. Pak Sugih menonton video itu sambil tersenyum haru karena mengenang saat-saat indah dulu, saat mereka masih selalu bersama dengan anak-anaknya.
Di video itu tampak anak-anak pak Sugih yang masih kecil dan remaja. Pak Sugih memiliki 5 orang anak, 3 laki-laki dan satu perempuan.
Istrinya pak Sugih, bu Siti yang berumur 80 tahun, kurus dan badannya sedikit membungkuk, melihatnya dari arah meja makan. Bu Siti terdiam sebentar melihat pak Sugih yang sedang serius menonton video dokumentasinya.
BU SITI
Pak.
Pak Sugih tidak mendengar panggilannya, hingga bu Siti memanggilnya kembali.
BU SITI
Pak.
karena pak Sugih tidak juga mendengar panggilannya, maka bu Siti menghampirinya dan memegang pundaknya.
BU SITI
Pak.
Pak Sugih sedikit terkejut.
PAK SUGIH
Eh, Iya bu.
BU SITI
Ayo makan,
nanti keburu dingin sop nya.
PAK SUGIH
Iya,
sebentar ya bu.
Bu Siti beranjak pergi ke ruang makan, lalu tidak lama setelah itu Pak Sugih mengambil tongkatnya dan beranjak menuju meja tv untuk mematikan pemutar kaset videonya serta tv nya. lalu dengan berjalan perlahan menggunakan tongkatnya, Pak Sugih ke ruang makan.
CUT TO:
2. INT. RUANG MAKAN - PAGI
Di meja makan, Bu Siti menyendok nasi ke piring lalu menaruhnya di depan Pak Sugih. Bu Siti melihat raut wajah Pak Sugih yang terlihat murung dan memikirkan sesuatu.
BU SITI
Kangen sama anak-anak Pak?
Pak Sugih melihat ke arah Bu Siti, lalu Dia tersenyum malu.
BU SITI
Coba atuh bapak telepon,
Itu kan ada telepon dari Adi.
apa Bapak lupa cara makenya?
PAK SUGIH
Ya inget atuh Bu.
Pak Sugih terdiam sejenak.
PAK SUGIH
Tapi masa saya yang telepon duluan sih Bu, harusnya kan anak-anak yang telepon duluan.
BU SITI
Hmm udah tua masih gengsi.
Pak Sugih tertawa kecil, lalu mereka berdua terdiam sebentar ekspresi pak Sugih menjadi serius.
PAK SUGIH
Sudah lama mereka gak kesini ya bu, kan seru kalau kita sarapan bareng sama anak-anak.
Bu Siti hanya diam mendengarkan pak Sugih.
PAK SUGIH
Apa lupa ya sama kita?
BU SITI
Ya enggak atuh pak,
mungkin mereka sibuk.
pak Sugih diam.
BU SITI
Kan anak-anak suka telepon kita pak.
AGUS
Yang telepon juga cuma Dila sama Ratna Bu. Adi yang ngasih handphone ke Bapak malah jarang.
Bu Siti diam.
AGUS
Hendra sama Sugandi hampir gak pernah telepon bapak.
Sugandi sekalinya telepon malah bikin bapak sakit hati.
lalu bu Siti memegang tangan pak Sugih.
BU SITI
Pak, udah, sabar.
Saya teh yakin, walaupun anak-anak gak mampir-mampir tapi mereka masih inget sama kita.
yang penting kita berdua harus sehat terus biar bisa ketemu mereka.
lagian kan disini ada saya yang nemenin bapak.
apa bapak bosen?
Pak Sugih tersenyum malu mendengar kata-kata Bu Siti.
BU SITI
Biarin anak-anak kita sedang sibuk sama keluarganya, sama anak-anaknya.
Yang penting kita masih selalu ada untuk mereka.
Pak Sugih terdiam sejenak mendengar perkataan Bu Siti, lalu Ia tersenyum.
PAK SUGIH
Iya bu.
Pak Sugih menggenggam lebih erat tangan istrinya.
PAK SUGIH
abis makan nanti bapak coba telepon deh.
Bu Siti tersenyum.
BU SITI
Yaudah sekarang kita makan dulu,
nanti keburu dingin nih sop nya.
Bu Siti menuangkan sop ayam ke mangkuk dan memberikannya ke pak Sugih.
PAK SUGIH
Wah sop ayam kesukaan bapak ini.
Ketika pak Sugih mencicipinya, ekspresi Pak Sugih tampak heran karena rasa sopnya hambar.
PAK SUGIH
Ibu kayaknya lupa kasih garem lagi nih ya?
BU SITI
Masa sih pak?
Bu Siti langsung mencicipinya.
BU SITI
Ya ampun, ko bisa lupa lagi ya,
saya ambilkan garem dulu ya pak.
Bu Siti langsung beranjak pergi ke dapur. Pak Sugih tersenyum mengingat perkataan istrinya tadi yang membuat dia menjadi bersemangat. Tiba-tiba sewaktu Pak Sugih mau minum, terdengar suara toples pecah dan suara teriakan kesakitan Bu Siti dari arah dapur.
PAK SUGIH
Bu?!
Pak Sugih dengan tergesa-gesa mengambil tongkatnya dan berjalan ke arah dapur.
CUT TO:
3. INT. DAPUR - PAGI
Ketika Pak Sugih memasuki dapur, Ia melihat Bu Siti tergeletak di lantai. Bu Siti merintih kesakitan sambil memegang pinggul kirinya dan disampingnya terdapat toples garam yang pecah.
PAK SUGIH
Ya ampun bu!
Pak Sugih segera menghampirinya, namun kakinya Pak Sugih menginjak potongan pecahan toples yang cukup besar, sehingga membuat telapak kaki Pak Sugih berdarah. Dengan kesakitan pak Sugih mencopot pecahan kaca itu dan segera menghampiri bu Siti tanpa memperdulikan lukanya. Pak Sugih menjatuhkan tongkatnya dan berjongkok untuk mencoba mengangkat Bu Siti, namun Ia tidak bisa mengangkatnya karena tidak kuat. Melihat bu Siti yang terus kesakitan, pak Sugih sedikit agak panik.
PAK SUGIH
Sebentar bu.
Pak Sugih langsung beranjak untuk mengambil handphonenya yang ada di dekat meja makan, karena panik Ia sampai lupa dengan tongkatnya. Pak Sugih berjalan sambil menahan rasa sakit di telapak kakinya, darahnya pun berceceran di lantai mengikuti arah Pak Sugih berjalan.
ketika Pak Sugih sudah mengambil handphonenya dan akan menelepon anaknya, ia sedikit bingung menggunakannya, tiba-tiba Bu Siti teriak memanggil kesakitan.
BU SITI
Pak!
Pak Sugih semakin bertambah panik, Ia meletakkan handphonenya di meja dan berjalan keluar rumah dengan tergesa-gesa sambil tangannya meraba-raba tembok di dekatnya karena ia tidak menggunakan tongkatnya.
CUT TO:
4. INT. DEPAN RUMAH PAK SUGIH - PAGI
Ketika berhasil keluar rumah, Pak Sugih melihat seorang pria. Ia berjalan mendekati pria tersebut.
PAK SUGIH
Tolong!
dek tolong!
Pria tersebut langsung menghampiri Pak Sugih .
PRIA
kenapa pak?
PAK SUGIH
Istri saya dek, jatuh.
PRIA
Ya ampun, jatuhnya dimana pak?
PAK SUGIH
Di dapur dek,
Tolong dek.
Pria tersebut langsung masuk kedalam rumah Pak Sugih dan beberapa ibu-ibu yang sedang berada di dekat depan rumah Pak Sugih juga menghampirinya dan langsung membantunya masuk kedalam rumah.
JUDUL FILM
DILA DAN NOSTALGIA