Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Dila dan Nostalgia
Suka
Favorit
Bagikan
9. Kamar Baru untuk Bapak dan Ibu

    CUT TO:

102. INT. DEPAN TERAS RUMAH PAK SUGIH - PAGI

Agus keluar rumah sembari membawa 2 tas yang besar, dan Dila di belakang Agus membawa sebuah kotak kardus. Mereka menuju ke bagasi mobil lalu menaruh barang-barang tersebut ke dalamnya. Agus mengambil kotak kardus yang dipegang Dila lalu menaruhnya ke bagasi mobilnya dan merapikannya. 

DILA

Pah, nanti abis beres-beres kamu makan dulu ya. 

Soalnya belum minum obat kan kamu. 

AGUS

Iya, lagian cuma antibiotik aja kok, 

papah udah sehat. 

DILA

Ih kan antibiotik harus di habisin pah. 

AGUS

Iya iya

Mereka berjalan memasuki rumah. 

103. INT. RUANG TENGAH - DAY

Pak Sugih berdiri sambil melihat-lihat isi rumah dengan ekspresi sedih. Dila yang baru saja dari luar dan ingin ke ruang tengah, tiba-tiba terdiam melihat pak Sugih yang sedang termenung. Dila merasa tidak enak namun mencoba menutupinya, Dila menghampiri pak Sugih.

DILA

Pak.

Pak Sugih sedikit kaget, lalu melihat ke arah Dila.

DILA

Ada lagi barang yang mau di bawa pak?

Pak Sugih berpikir sebentar.

PAK SUGIH

Bapak mau bawa ini Dil.

Pak Sugih menunjukan vinyl playernya. Tiba-tiba Pak Sugih kepikiran sesuatu dan menuju ke tv.

PAK SUGIH

oiya,

sama kalau boleh bawa ini Dil.

pak Sugih menunjukan ke pemutar kaset dan beberapa kaset dokumentasinya. Dila tersenyum kepada pak Sugih dan lalu menganggukan kepalanya.

    CUT TO:

104. EKS. DEPAN TERAS RUMAH PAK SUGIH - PAGI

Pak Sugih berjalan untuk masuk ke dalam mobil dengan dibantu Agus. Ketika sudah sampai ke mobil, Agus membukakan pintunya. Namun sebelum Pak Sugih masuk ke dalam mobil, Pak Sugih menengok sebentar ke arah rumahnya dengan tatapan sedih, lalu Pak Sugih masuk kedalam mobil dan pintunya ditutup oleh Agus. Mobil mundur hingga keluar dari halaman rumah, lalu Agus keluar dan menutup garasi serta meng gemboknya. Agus masuk kembali kedalam mobil dan melajukan mobilnya. Pak Sugih hanya terdiam fokus melihat depan rumahnya hingga menjauh.

    CUT TO:

105. EKS. JALAN SEKITAR - PAGI

Mobil melaju dengan santai, melewati jalanan daerah sukabumi, hingga memasuki tol.

106. INT. MOBIL - PAGI

Mobil terkeAgus yang sedang serius menyetir, ketika di lampu merah, Agus melihat sedikit ke arah pak Sugih yang ada di sampingnya. Pak Sugih hanya terdiam memandangi jalanan. Lalu Agus melihat ke arah Dinda yang ada di belakang pak Sugih, Dinda melihat Agus lalu melihat ke arah pak Sugih dari belakang.

    CUT TO:

107. EKS. JALANAN KOTA JAKARTA - PAGI

Mobil melewati jalan sekitar jakarta yang penuh gedung-gedung.

    DISSOLVE:

108. EKS. DEPAN RUMAH DILA - SIANG

Mobil berhenti di sebuah rumah yang cukup besar namun dengan design minimalis. Anaknya Dila yang perempuan, Gita, yang berumur 22 tahun, keluar dari pintu depan dengan ekspresi senang lalu berteriak memanggil kakaknya.

GITA

Kang! mamah udah pulang.

Gita langsung beranjak keluar mendekati mobil, tak lama Adit, yang berumur 28 tahun, juga keluar dari rumah dengan ekspresi senang. Gita berjalan cepat menghampiri Dila yang keluar dari mobil.

GITA

Mah

MAMAH

Dila.

Gita lalu memeluk ibunya.

GITA

Mamah sehat kan?

MAMAH

Sehat dong Ta.

ADIT

Mamah.

Lalu Adit juga menghampiri ibunya dan memeluknya.

ADIT

Kayanya mamah betah nih disana.

MAMAH

Ya dibetah-betahin Dit.

Agus keluar dari mobil lalu langsung membuka pintu tempat pak Sugih duduk. 

MAMAH

Gita, Adit, tolong keluarin barang-barang di bagasi ya.

ADIT DAN ADIT

Oke mah.

Adit dan Gita menuju bagasi mobil dan membukanya. Adit mengambil tas yang cukup besar dan berat, lalu Gita melihat-lihat isi bagasi mobil yang penuh banyak sekali barang.

GITA

Bawa apa aja sih mah?

banyak banget.

DILA

Gak tau kakek bawa banyak barang.

Gita langsung membawa kotak yang tidak terlalu berat ke dalam rumah.

Pak Sugih keluar dari mobil dan terdiam melihat depan rumahnya Dila. Dila sedang membantu Bu Siti keluar dari dalam mobil tapi Dila terlihat tidak sanggup.

DILA

Pah, tolong pah, berat.

Agus langsung menghampiri Dila dan membantunya. Dila melihat Pak Agus yang sedang melihat depan rumahnya.

DILA

Ayo pak masuk.

Pak Sugih langsung melihat ke arah Dila dan tersenyum. Lalu Pak Sugih berjalan dengan pelan menggunakan tongkatnya.

    CUT TO:

109. INT. KAMAR TAMU - SIANG

Agus membuka kunci pintu kamar tamu lalu membukanya. Di dalam kamar tampak banyak sekali debu, lalu Agus menyalakan lampu kamar. Di Dalam kamar terdapat perabotan yang sangat minimalis seperti kasur tipe single bed, 1 lemari kecil dan 1 meja bufet samping kasur. Agus dan Dila masuk kedalam, Dila mengibas-ngibaskan tangannya karena penuh debu lalu mengusap jari telunjuknya ke meja bufet yang penuh debu.

AGUS

Udah lama gak dipakai nih kamar, karena dadakan jadi gak sempet papah bersihin.

DILA

Yaudah gak apa-apa nanti mamah yang bersihin pah.

Dila melihat-lihat sekitar kamar lalu tersenyum.

    CUT TO:

110. INT. RUANG TENGAH - SIANG

Pak Sugih sedang duduk di sofa dan disampingnya terdapat bu Siti. Gita datang menghampiri sembari membawakan dua cangkir teh hangat.

GITA

Ini teh nya Kek, Nek.

PAK SUGIH

Terimakasih.

Bu Siti hanya tersenyum kepada Dil. Pak Sugih meminum teh nya.

PAK SUGIH

Kamu kuliahnya udah lulus belum sih?

GITA

Belum kek, dikit lagi kelar hehe.

PAK SUGIH

oo..

Tiba-tiba Dila datang keluar dari kamar tamu dan berjalan melewati mereka.

PAK SUGIH

Bagus kalau begitu. Kuliah harus dikelarin ya.

Jangan sampe gak kelar ya, sayang

 udah kuliah lama-lama.

Nanti kaya Ibu kamu tuh kuliahnya gak ampe kelar haha.

Gita sedikit tertawa, Lalu Dila nyeletuk.

DILA

Ih jangan samain atuh pak.

salahin tuh kang Agus, nikahin Dila pas lagi kuliah,

ya jadinya gak kelar.

Dila menunjuk ke Agus yang ada di belakang menyusulnya.

AGUS

Mamah yang ngebet mau kawin Ta.

Dila yang udah ada di dapur balik lagi.

DILA

Ih enak aja.

Agus tertawa langsung berlari menuju ke atas. Adit datang dari luar sambil membawa tas kecil.

ADIT

Mah, ini barangnya udah semua ya.

Dila berteriak dari dapur.

DILA

Iya.

Agus menuruni anak tangga dengan cepat.

AGUS

Dit, kamu liat penyedot debu gak?

ADIT

Gak liat pah.

GITA

OO ada di kamar Gita pah.

Biar Gita aja yang ngambil.

Gita langsung berlari ke atas melewati ayahnya. Pak Sugih hanya terdiam melihat mereka yang terlihat sibuk. Ketika Gita udah melewati Agus dan udah sampai ke lantai dua, Agus berteriak.

AGUS

Sama pinjem pengharum ruangan kamu Ta.

GITA

Iyaa.

Pak Sugih melihat ke arah Agus lalu melihat ke arah Dila yang keluar dari dapur sambil membawa sapu.

DILA

Pah serokan dimana?

Sewaktu Agus mau menjawab tiba-tiba Adit menjawab duluan.

ADIT

Serokan ada diluar mah, bentar.

Adit menaruh tas yang dia pegang lalu langsung berlari keluar.

AGUS

Kamu gak istirahat dulu?

DILA

Tanggung pah,

kasian itu bapak sama ibu di luar

aja gak bisa tiduran.

Dila sambil berjalan ke kamar, Agus mengikutinya dan berbisik.

AGUS

Bapak sama ibu tiduran dikamar kita dulu aja.

Dila berhenti lalu melihat ke arah Agus, dan berbisik.

DILA

bapak mana mau pah, nanti ribet lagi.

gak apa-apa mumpung aku lagi semangat nih.

AGUS

Yowis kalau begitu.

Gita datang menghampiri Agus sambil memberikan penyedot debu.

GITA

Nih pah.

AGUS

Thankyou.

Agus berjalan menghampiri Dila yang sedang melihat ruangan.

AGUS

Siap kapten?

Dila melihat ke arah Agus.

DILA

Siaap! 

    CUT TO:

111. INT. KAMAR TAMU - SIANG

*BACK SONG DIMULAI*

Dila dan Agus memakai masker. Dila menyapu kamar tamu hingga ke sudut ruangan, debu yang disapunya cukup banyak, sedangkan Agus sedang menyedot debu di kasur hingga ke pojok dan bawah kasur. Mereka berdua mengangkat bufet kecil ke samping.

AGUS

Hati-hati kaki kamu mah.

DILA

Iya Pah.

Setelah bufet dipindahkan, Dila menyapu di kolong dan lantai bekas tempat Bufet tadi.

Gita datang membawa ember dan pel, lalu Adit sedang membersihkan plafon atas kamar. Lalu Adit melihat Gita yang sedang bersiap-siap mau ngepel.

ADIT

Jangan dulu di pel Ta, ini aja kakak belum kelar.

GITA

O, oke Kang.

Debu yang dibersihkan Adit lumayan banyak dan penuh dengan sarang laba-laba. Ketika Adit kelar membersihkan plafon, Gita mengepel lantai kamar dengan serius, tiba-tiba Adit berjalan melewati Gita.

GITA

Ih kang, jangan di injek-injek, dulu baru di pel juga.

Gita tampak kesal.

ADIT

Iya iya sory, ini handphone akang ketinggalan.

Setelah lantai sudah selesai di pel dan sudah kering. Dila datang membawa 2 gelas minuman dingin untuk Adit dan Gita yang sedang duduk di lantai sambil memainkan handphonenya. Mereka tampak senang akan kehadiran minuman dining itu. Adit dan Gita meminum minumannya dengan cepat. Agus datang menghampiri mereka lalu tiba-tiba Agus terdiam melihat kasur di ruangan itu. 

AGUS

Mah.

DILA

Iya pah.

AGUS

Kayanya kasurnya gak bisa dipakai deh sama bapak dan ibu.

Dila heran dengan kata-kata Agus, lalu ia melihat ke arah kasur.

DILA

Emang kenapa pah?

AGUS

Itu kan kasur single bed, cuma buat 1 orang mah.

Dila baru menyadarinya.

DILA

Oiya ya,

terus gimana dong,

apa kita beli dulu?

AGUS

yakin?

kalau beli kasur ya harus sama raknya mah,

udah tua agak susah kalo kasurnya taro dibawah gitu aja.

Dila dima berpikir.

DILA

Kira-kira harganya berapa ya?

AGUS

Kalau beli butuh waktu juga mah,

kasian pasti Bapak sama Ibu udah cape.

Dila semakin bingung.

DILA

Terus gimana dong pah?

Agus terdiam sebentar memikirkan solusinya. Namun tiba-tiba Agus terlihat seperti mendapatkan ide.

AGUS

Papah ada ide tapi ini butuh izin mamah nih.

Dila heran.

    CUT TO:

112. INT. KAMAR AGUS DAN DILA - SIANG

Agus menunjukan dengan memegang rak kasurnya, Dila tampak heran.

DILA

Papah serius?

AGUS

Yaa mau gimana lagi mah.

Dila terdiam.

AGUS

Papah mah gampang deh tidur dimana aja,

lagian kan kita punya kasur tiup.

Dila tersenyum sambil melihat Agus.

    CUT TO:

113. INT. KAMAR TAMU - SIANG

Agus dan Adit membawa sebuah potongan rak kasur yang panjang besar ke dalam kamar.

AGUS

Hati-hati dit, pelan-pelan aja.

Adit berada di depannya dan Agus di belakang, namun Adit terlihat kesulitan.

ADIT

Pah, bentar pah taro dulu, Aku salah megang.

Adit dan Agus meletakkannya di lantai, lalu Adit mencari tempat pegangan yang pas.

ADIT

Yuk angkat lagi Pah.

AGUS

Oke,

satu, dua, tiga.

Mereka mengangkatnya bersama dan berjalan perlahan-lahan menuju unjung kamar. Dila dan Gita membantunya dengan membawa potongan rak kasur yang kecil-kecil dan ringan.

Agus dan Adit saling membantu menyusun rak kasur yang mereka angkat tadi. Agus terlihat sangat serius.

AGUS

Dit, tolong pegang ujungnya sebentar.

ADIT

Iya pah.

AGUS

Oke jangan bergerak ya.

Agus dengan serius menyatukan potongan yang panjang ke tempatnya.

Agus dan Adit menggotong kasur ke dalam. lalu mereka meletakkannya di atas rak kasur yang sudah mereka susun kembali.

Dila sedang memasangkan sprei ke kasur dan Gita memasang sprei ke bantal dan guling.

CUT TO:

114. INT. RUANG TENGAH - SIANG

Pak Sugih dan Bu siti masuk kedalam kamar sambil diikuti oleh Dila. Pak Sugih terdiam dan tersenyum melihat kamarnya yang rapih dan bersih, tidak seperti kamarnya yang terlihat jadul tapi kamar ini terlihat modern.

*BACK SONG BERHENTI*

Tiba-tiba Dila membuyarkan lamunannya.

DILA

Ayo pak.

Pak Sugih dan bu Siti masuk kedalam kamar. Bu Siti di dudukan oleh Dila di pinggir kasur, Pak Sugih sedang berjalan dengan tongkatnya menuju pinggir kasur yang di seberangnya.

DILA

Pak.

Bapak mau mandi sekarang apa nanti agak sorean?

PAK SUGIH

Nanti aja deh Dil, Bapak mau rebahan dulu.

Dila tersenyum sambil menganggukan kepalanya, lalu ia melihat ke arah bu Siti.

DILA

Kalau Ibu mau mandi sekarang apa nanti?

Bu Siti tidak mendengar pertanyaan Dila.

BU SITI

Ha?

Dila mengulangi pertanyaannya dengan sabar.

DILA

Ibu mau mandi sekarang apa nanti?

BU SITI

Nanti aja.

Dila tersenyum.

DILA

Yaudah bu, sekarang ibu tiduran dulu aja ya,

sini Dila bantuin.

Tiba-tiba Dila mencium bau sesuatu, bau yang tidak enak. Dila mencari-cari asal bau tersebut. lalu Ia mengetahui kalau baunya berasal dari popok yang sedang bu Siti. lalu Dila melihat ke arah bu Siti.

DILA

Ibu mandi sekarang ya.

Dila melihat ke arah ibunya dengan perasaan cemas. Pak Sugih pun juga, melihat istrinya dengan cemas serta kasihan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar