Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISSOLVE:
132. EKS. SEKITARAN JALAN RUMAH DILA - PAGI
terlihat Matahari yang baru setengah menyinari komplek rumah Dila. Tampak Rumah Dila yang terlihat adem.
CUT TO:
133. INT. KAMAR DILA DAN AGUS - PAGI
Di pagi buta, alarm handphone Dila berbunyi cukup kencang, sembari mengantuk Dila mematikannya dan beranjak bangun lalu berjalan keluar.
Agus yang masih mengantuk terbangun dan melihat Dila berjalan keluar kamar. Agus tersenyum melihatnya lalu Dia meneruskan tidurnya.
CUT TO:
134. INT. DAPUR - PAGI
Dila mengisi panci besar dengan air keran lalu memasaknya.
CUT TO:
135. INT. KAMAR MANDI - PAGI
Dila menaruh ember yang besar ke kamar mandi karena di kamar mandinya menggunakan shower, lalu ia menuangkan air panas yang ia masak tadi ke ember tersebut.
CUT TO:
136. INT. DEPAN KAMAR TAMU- PAGI
Dila menuju kamar tamu tempat pak Sugih dan bu Siti tidur lalu Ia mengetuk-ngetuk pintu kamar itu.
DILA
Pak, mandi, airnya udah siap.
CUT TO:
137. INT. KAMAR TAMU - PAGI
Bu Siti terbangun mendengar suara dan ketikan pintu Dila. Lalu bu Siti membangunkan pak Sugih yang masih tertidur sambil menggoyang-goyangkan badannya.
BU SITI
Pak, bangun Pak
Pak Sugih terbangun.
PAK SUGIH
Iya Bu?
BU SITI
Mandi, air hangatnya udah siap.
PAK SUGIH
Iya
Pak Sugih beranjak bangun hingga duduk di pinggiran kasur. Sambil mengantuk, Pak Sugih mengambil tongkatnya lalu berdiri dan berjalan keluar kamar. Bu Siti memperhatikan pak Sugih yang berjalan menuju pintu kamar.
CUT TO:
138. INT. RUANG MAKAN - PAGI
Dila sedang menyuapi bu Siti dan pak Sugih sedang makan dengan perlahan. Dila melihat Gita turun dari tangga menuju ruang makan. Gita terlihat masih memakai baju santai.
GITA
Pagi mah, pagi Aki, pagi nenek.
Gita menyapa sembari tersenyum manis, lalu Pak Sugih ikut tersenyum.
DILA
kamu gak kuliah?
Gita duduk sambil ngambil roti.
GITA
Hari ini gak ada kelas mah.
Gita sambil mengoles-ngoles roti dengan selai coklat.
GITA
Oiya minggu depan aku ada ujian praktek mah.
DILA
Oya? Ujian praktek apa?
GITA
Bikin lagu instrumental dengan tema cinta.
DILA
Oo..
Terus lagunya udah jadi?
GITA
Udah dong mah.
Pak Sugih terlihat heran.
PAK SUGIH
Ko ujiannya bikin lagu?
Emang kamu kuliahnya jurusan apa? Kakek lupa.
GITA
Seni musik kek hehe.
DILA
Coba dong lagunya dimainin, mamah mau denger.
Kan udah lama gak denger kamu main piano.
Gita tiba-tiba berhenti mengoles rotinya dan tersenyum, lalu Ia berdiri dan berjalan menuju ke pianonya.
Dila tersenyum melihatnya. Gita duduk di pianonya lalu membuka penutup pianonya. Dila memejamkan matanya dan terdiam sebentar dengan jari-jari tangannya yang sudah siap menekan tuts piano.
Dila membuka matanya dan langsung memainkan pianonya.
Gita memainkan lagu dengan penuh penjiwaan, hingga membuat Dila dan Pak Sugih terpana mendengarnya. Lagu yag dimainkan Gita sangat indah.
Cukup lama Gita memainkan lagu ciptaan hingga lagunya pun selesai. Dila dan kakek sepontan tepuk tangan. Gita langsung berdiri dan badannya memutar menghadap ke arah Dila dan pak Sugih, lalu Ia membungkukan badannya seakan seperti seorang pianist profesional yang telah selesai memainkan musiknya di panggung yang megah.
GITA
Terima kasih, Terima kasih hehehe.
Gita langsung berlari menuju meja makan dan duduk di tempat tadi Ia duduk.
DILA
Ko bisa sih kamu bikin lagu sebagus itu?
Dila tersenyum nyengir
GITA
Sebenarnya lagunya belum selesai sih Mah, Gita masih mau kembangin lagi lagunya.
DILA
Ah tapi itu udah bagus ko Ta,
Judul lagunya apa?
Gita terdiam berfikir.
GITA
sebenarnya Gita belum dapet judulnya Mah.
DILA
Masih bingung?
GITA
Iya,
Bantuin mah.
DILA
Bantuin?
Dila berfikir sebentar, mencoba mencari judul lagu yang bagus.
DILA
Ini lagu tentang apa?
GITA
Lagu tentang cinta.
DILA
Cinta ya.
Dila berpikir sejenak.
DILA
Cinta kepada siapa?
Cinta Kepada pacar?
Gita tertawa geli.
GITA
Haha bukan mah.
Ini lagu tentang cinta kepada orang tua.
Dila dan Pak Sugih tertegun mendengarnya.
GITA
Aku dapet lagu ini pas mamah lagi ngerawat
Aki sama Nenek di kampung.
Dila terdiam mendengarnya, lalu Ia tersenyum dan melihat ke arah pak Sugih yang juga tersenyum.
GITA
Gimana mah udah dapet judulnya?
Dila masih bingung mendapatkan judulnya. Tiba-tiba pak Sugih dapet ide.
PAK SUGIH
Gita.
Gita menengok ke arah pak Sugih
GITA
Iya ki?
PAK SUGIH
Kamu kan dapet lagu ini dari Mamah kamu,
gimana kalau judulnya pake nama Ibu kamu?
Dila.
Dila kaget mendengarnya. Tampak Gita terdiam berpikir, lalu ia setuju dengan masukan Kakeknya.
GITA
Boleh tuh Ki,
Oke udah di putuskna judul lagunya ada "Dila"
DILA
Ya masa nama mamah sih Ta?
GITA
Ya gak apa-apa mah,
Iya kan Ki?
PAK SUGIH
Iya gak apa-apa atuh,
kan terinspirasi dari kamu.
Dila tersenyum ke arah pak Sugih dan ke Gita.
CUT TO:
139. INT. KAMAR ADIT - PAGI
Di ruangannya yang remang remang penuh dengan poster film, Adit sedang serius mengedit video kerjaannya dengan menggunakan headphone. Dila mengetuk pintu kamarnya.
DILA
Dit.
Adit tidak mendengar panggilan Ibunya karena dia sedang serius mengedit di komputernya yang terlihat canggih dan penuh dengan lampu LED warna biru. Lalu Dila mengetuk pintunya lagi.
DILA
Dit.
Karena tidak ada jawaban, Dila langsung membuka pintunya dan melihat Adit yang sedang serius mengedit video di meja nya.
DILA
Dit.
Karena panggilannya tak juga digubris oleh Adit. Maka ia menyalakan lampu utama di kamarnya Adit. Lantas Adit kaget dan menengok ke arah pintu kamar, dia sedikit kaget karena ibunya sedang berdiri disana. Langsung saja Adit men save editannua dan membuka headphone nya.
ADIT
Kenapa mah?
DILA
Kamu belum tidur ya dari semalem?
ADIT
Belum mah, habisnya tanggung,
nanti sore harus kelar.
Dila menghembuskan nafasnya.
DILA
Kalo sering bergadang jangan sampe telat makan ya,
itu udah mamah bikin sarapan,
sana gih makan dulu, semuanya udah makan tuh.
ADIT
Iya mah, bentar lagi deh.
5 menit lagi aku turun, eh engga deh, 10 menit lagi aku turun.
DILA
iya, jangan lama-lama pokonya, nanti kamu sakit.
ADIT
Iya mah.
Dila keluar dan menutup pintunya. Adit melanjutkan editanya.
140. INT. RUANG TENGAH- PAGI
Gita sedang menuliskan not balok di buku yang khusus membuat partitur. Sesekali ia mencoba memainkan lagunya, lalu menuliskannya di buku itu.
Tiba-tiba pak Sugih keluar dari kamar dan menghampiri Gita.
PAK SUGIH
Gita.
Dila sedikit kaget.
DILA
Eh iya ki?
PAK SUGIH
Aki punya sesuatu untuk kamu.
Gita terheran.
CUT TO:
141. INT. RUANG TENGAH - PAGI
Gita membuka sebuah kotak kardus yang cukup besar. Di dalamnya terdapat sebuah pemutar piringan hitam untuk menyetel musik dari cd vinyl, serta beberapa cd vinyl original yang berisi lagu-lagu jaman dulu.
GITA
Wah,
Ini serius Ki buat aku?
PAK SUGIH
Iya,
Kamu kan dulu suka dengerin ini
kalo lagi main kerumah Aki.
GITA
Terimakasih banyak ya Ki.
Gita memeluk Pak Sugih.
CUT TO:
142. INT. RUANG TENGAH - PAGI
Gita sedang mempersiapkan pemutar piringan hitamnya, Ia menaruhnya di atas meja bufet dan mencolokan kabelnya ke listrik terdekat. Gita memasangkan 1 cd vinyl ke pemutar itu, lalu menekan tombol play. Terdengar lagu instrumental jazz klasik yang keluar dari pemutar piringan hitam itu. Gita tampak senang mendengarnya bahkan Ia sampai mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti irama musik.
PAK SUGIH
Ini lagu kesukaan Ibu kamu nih.
Gita
Oya?
PAK SUGIH
Cuma Ibu Kamu yang suka dengerin musikpake cd vinyl ini.
Gita terdiam mendengar kata-kata Pak Sugih.
PAK SUGIH
Kalau Aki sedang dengerin lagu dari vinyl,
pasti keinget sama Ibu kamu.
Aki jadi bernostalgia kalo dengerin lagu-lagu ini.
Gita tersenyum haru mendengar Pak Sugih bercerita dengan mata yang sedikit berlinang.
PAK SUGIH
Pemutar piringan hitam ini Aki kasih ke kamu
biar kamu keinget terus sama Ibu kamu.
GITA
Terimakasih ya Ki.
Pasti mamah seneng nih dengernya.
Lagu dari pemutar piringan hitam semakin asik dan ngebeat. Tiba-tiba pak Sugih menjulurkan tangan kanannya ke Gita.
Gita paham maksud dari kakeknya, Ia tersenyum serta membesarkan volume musiknya. Lalu Gita memegang tangan pak Sugih dan mereka mulai berdansa mengikuti alunan musik yang cukup cepat. Tiba-tiba Adit turun dari lantai atas dan melihat Gita sama kakeknya sedang berdansa. Karena lagunya cukup keras hingga terdengar kemana-mana, Dila mendengarnya dan langsung datang dari arah dapur dan Agus dari arah luar. Mereka sama-sama melihat Gita dan Pak Sugih berdansa. Gita melihat ibu, bapaknya dan kakaknya yang sedang melihatnya, lantas Gita tertawa dan mengajak mereka semua untuk berdansa.
GITA
Ayo sini ikutan.
Dila melihat Agus yang sedang berdiri di pintu, lalu Dila menghampirinya dan menarik tangan suaminya. Dila juga menarik tangan Adit. Dila menarik mereka bertiga hingga mendekati kakek dan Gita. Mereka semua berdansa bersama dan saling tertawa bahagia mengikuti irama musik yang asik. terlihat Agus tampak kaku, namun Adit bergerak seolah-seolah seperti penari profesional.
Kamera fokus ke pemutar piringan hitam, terlihat cd vynil sedang berputar.