Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
61. EXT. HALAMAN RUMAH USTADZ ABDURRAHMAN - SORE
Terlihat sebuah mobil Innova berwarna hitam memasuki halaman rumah Ustadz Abdurrahman, lalu parkir di samping mobil Ustadz Abdurrahman. Mobil tersebut adalah mobil Askara. Setelah parkir, Askara yang membawa kantong berisi 2 kotak kue, mengenakan celana jogger berwarna krem dan kemeja koko pendek berwarna merah marun turun dari mobil dan menuju pintu rumah. Ia lalu menekan tombol bel di depan pintu.
FX: SUARA BEL RUMAH
ASKARA
(Ucap Askara di depan pintu)
USTADZ ABDURRAHMAN
(Ustadz Abdurrahman yang dari tadi sudah menunggu di ruang tamu langsung membuka pintu)
USTADZ ABDURRAHMAN
MasyaAllah, calon manten dateng nih.
(Canda Ustadz Abdurrahman sambil menepuk bahu Askara)
ASKARA
(Jawab Askara tersenyum manis sambil mencium tangan ustadz Abdurrahman dan
disambut pelukan oleh ustadz Abdurrahman)
USTADZ ABDURRAHMAN
Askara masuk ke rumah, mengikuti Ustadz Abdurrahman menuju sofa ruang tamu. Sementara Indira sedang membantu Bu Irma dan Bi Inem menyiapkan makanan di dapur. Bi Inem hari ini di minta untuk lembur sampai jam 7 malam, karena akan ada acara taaruf di rumah Ustadz Abdurrahman.
62. INT. RUANG TAMU - SORE
Saat Ustadz Abdurrahman dan Askara sedang berbincang-bincang di sofa ruang tamu, Rakha datang berlari ke pangkuan Eyangnya.
RAKHA
USTADZ ABDURRAHMAN
RAKHA
(Tanya Rakha sambil duduk di pangkuan Ustadz Abdurrahman dan menghadap ke depan)
USTADZ ABDURRAHMAN
RAKHA
(Rakha langsung turun dari pangkuan Eyangnya dan
menghampiri Askara yang tersenyum manis lalu mencium tangannya)
ASKARA
(Askara langsung mengangkat Rakha dan memangkunya)
Ustadz Abdurrahman terlihat menatap Askara yang menggendong Rakha. Lalu tak terasa air mata menetes dari pelupuk matanya. Tiba-tiba terbayang Wisesa yang sudah lama tiada. Ia kemudian mengusap sudut matanya. Berharap Askara akan menjadi ayah yang baik untuk cucu yang sangat ia sayangi.
Sementara Askara, hatinya kembali berdesir saat melihat poto pernikahan Indira dan Wisesa masih terpampang di dinding rumah.
USTADZ ABDURRAHMAN
(Ustadz Abdurrahman yang menyadari pandangan Askara langsung menjelaskan)
ASKARA
(Askara merasa tidak enak hati dan bingung menjawab apa)
Saat mereka sedang dengan pikirannya masing-masing, Indira yang mengenakan gamis berwarna coklat tua,jilbab warna krem, manset tangan coklat dan kaos kaki krem datang membawa nampan berisi teh manis, diikuti oleh Bu Irma dan Bi Inem yang membawa beberapa toples kue.
Askara sangat terkejut ketika melihat Indira membawa nampan ke arahnya. Begitu juga Indira, melihat Rakha dengan nyaman duduk di pangkuan Askara. Hampir saja nampan yang dibawanya lepas dari genggamannya karena seketika tubuhnya bergetar terasa ingin merubuhkan dirinya di lantai. Pandangan mereka bertemu dan saling meresapi perasaan masing-masing. Perasaan cinta yang sampai saat ini masih menguasai hati mereka.
RAKHA
(Kata-kata polos Rakha akhirnya menyadarkan Indira)
INDIRA
(Indira berusaha mengatur nada bicaranya untuk menyembunyikan kegugupannya)
63. INT. DAPUR - SORE
Indira kemudian bergegas ke dapur, lalu ia menumpahkan perasaannya yang tak karuan lewat tangisan. Kemudian datang Bu Irma menghampirinya.
BU IRMA
(Bu Irma mengajak Indira dan memeluk serta mengelus-elus punggungnya)
INDIRA
BU IRMA
(Bu Irma langsung menjelaskan sebelum Indira melanjutkan kata-katanya)
INDIRA
(Indira kembali menangis dan memeluk erat Bu Irma)
BU IRMA
Indira pasrah, dengan mata yang masih basah mengikuti langkah Bu Irma yang menggandengnya ke arah ruang tamu.
CUT TO:
64. INT.RUANG TAMU - SORE
Di ruang tamu, Askara yang sudah mendengarkan penjelasan dari Ustadz Abdurrahman, kini merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia masih tak percaya bisa bertemu wanita yang sangat ia cintai. Begitu juga Indira ia tak menyangka kalau laki-laki yang dihadirkan untuknya adalah lelaki yang ia cintai di masa lalu.
Sementara Rakha di ajak bermain dulu dengan Bi Inem di ruangan khusus tempat bermain. Indira memasuki ruang tamu bersama Bu Irma, Indira pun merasakan hal yang sama, jantungnya berdebar hebat, tangannya menggandeng lengan Bu Irma untuk mengurangi kegugupan yang ia rasakan. Lalu mereka duduk berdampingan di sofa panjang. Sementara Askara dan Ustadz Abdurrahman duduk di sofa saling berhadapan. Indira menunduk sambil terus beristighfar dan berusaha mengatur nafasnya. Askara memandang ke Arah Indira yang duduk tertunduk.
USTADZ ABDURRAHMAN
Seketika Indira dan Askara menoleh ke arah Ustadz Abdurrahman dan mereka begitu kompak menjawab.
INDIRA DAN ASKARA
(jawab mereka serempak)
USTADZ ABDURRAHMAN
(canda ustadz Abdurrahman)
Askara tersenyum mendengar candaan Ustadz Abdurrahman, begitu juga Indira tersenyum malu-malu, lalu kembali menunduk.
USTADZ ABDURRAHMAN (CONT'D)
Askara sesekali mencuri pandang ke arah Indira, namun Indira tak berani menatap, ia terus menunduk jika sedang tak berbicara.
USTADZ ABDURRAHMAN
ASKARA
(Dengan gugup Askara menjawab hingga tak kuasa menitikkan air mata)
USTADZ ABDURRAHMAN
INDIRA
(Indira terlihat memilin ujung jilbabnya dan tetap menunduk ,
akhirnya terisak sambil memeluk bu Irma)
Melihat Indira terisak di pelukan Bu Irma, Askara menoleh, rasanya ia ingin mengusap air mata kekasihnya.
USTADZ ABDURRAHMAN
SEMUA YANG DI RUANG TAMU
USTADZ ABDURRAHMAN
Indira dan Askara lalu menuturkan harapan masing-masing, visi dan misi membina rumah tangga, pekerjaan , usaha, keuangan dan banyak hal lainnya. Termasuk pembicaraan tentang Rakha.
INDIRA
ASKARA
Indira terlihat salah tingkah ketika Askara mengungkapkan sayang di depan Ustadz Abdurrahman. Wajahnya sedikit memerah. Namun tak dapat dipungkiri bahwa hatinya terasa berbunga-bunga.
USTADZ ABDURRAHMAN
ASKARA
Setelah sekitar 2 jam mereka berbincang-bincang. Bu Irma segera mempersilahkan mereka untuk makan malam sebelum Adzan maghrib berkumandang.
BU IRMA
BU IRMA (CONT'D)
Merekapun bangkit untuk menuju ruang makan. Disana sudah ada Rakha yang sedang makan dengan lahap di temani oleh Bi Inem. Askara dan Indira merasakan kebahagiaan tak terkira atas kuasa Allah yang menjadikan pertemuan ini begitu indah.
FADE TO BLACK.