Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
39. EXT. JALAN RAYA - PAGI
Indira (24) sedang berjalan santai bersama suaminya Wisesa (27) di stasiun Gambir. Terlihat jari tangan mereka saling berpautan mesra. Sesekali Indira menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami. Indira hendak ke Bandung karena orangtuanya ingin mengadakan syukuran 4 bulanan kehamilan Indira. Namun, karena masih hari kerja, Indira memilih berangkat sendirian, Wisesa hanya mengantar sampai stasiun. Indira memilih lebih dulu berangkat agar bisa beristirahat lebih lama di Bandung, karena ia juga sudah tak bekerja lagi semenjak usia kehamilannya 3 bulan karena ngidam yang cukup parah saat itu. Sementara Wisesa akan menjemput Indira saat weekend nanti.
WISESA
(wajah Wisesa terlihat cemas)
INDIRA
(Indira meyakinkan suaminya dengan percaya diri)
WISESA
(masih dengan wajah cemas)
INDIRA
(Indira merapatkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri sang suami)
WISESA
(Wisesa mencubit gemas hidung Indira )
CUT TO:
40. INT./EXT. STASIUN GAMBIR - PAGI
Terlihat Indira dan Wisesa duduk berdampingan di kursi tempat tunggu kereta dengan lengan mereka yang saling terkait.
Suasana stasiun terlihat ramai, kursi penuh dan banyak orang berdiri menunggu kereta.
INDIRA
WISESA
(Wisesa berbicara sambil melihat jam di tangannya)
INDIRA
(Indira menyentuh hidung Wisesa dengan telunjuknya sambil mengedipkan mata)
WISESA
(Wisesa garuk-garuk kepala yang tak gatal, karena ia sadar sering ada yang ketinggalan saat berangkat kerja)
CUT TO:
41. EXT. STASIUN GAMBIR - PAGI
Terlihat kereta api Argo Parahyangan tujuan Bandung sudah memasuki stasiun Gambir. Wisesa membawa tas dan barang bawaan istrinya, ia mengantarkan Indira sampai ke tempat duduknya. Lalu menyimpan barang bawaannya di bagasi penumpang pas di atas tempat duduk Indira.
Indira sudah duduk di kursi kereta, dan Wisesa masih berada di sampingnya posisi berdiri.
INDIRA
(Indira mencium tangan suaminya)
WISESA
(Wisesa mencium kening istrinya dan
mengelus pelan kepalanya)
FX : SUARA ANNOUNCER KERETA API
Wisesa berjalan keluar dari kereta api dan berdiri dekat jendela tempat duduk Indira, memandangi istrinya yang duduk sendiri.
CUT TO:
42. INT./EXT. STASIUN - PAGI
Terlihat seorang pria tampak berlari tergesa-gesa langsung naik kereta api yang ditumpangi Indira. Ia langsung mencari nomor kursi sesuai dengan tiket yang di bawanya.
ASKARA
(Dengan nafas yang masih ngos-ngosan Askara menyebutkan nomor kursi sambil mencocokkan tiket dengan kursi didepannya)
Askara langsung duduk setelah memastikan nomor kursinya sesuai dengan tiket yang ia pesan.
Kereta mulai berjalan pelan, Indira masih tetap memandang ke arah suaminya yang juga memandangnya dan melambaikan tangan padanya dengan tatapan penuh cinta. Setelah suaminya tak terlihat, Indira lalu mengeluarkan buku dari tasnya untuk ia baca selama perjalanan.
ASKARA
(Askara berbicara sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana)
INDIRA
(Indira menjawab seperlunya sambil membuka buku yang ia pegang)
Indira menengok ke arah kanan, lalu menurunkan pembatas kursi di antara dirinya dan Askara.
Saat Indira memegang pembatas kursi, Askara menengok ke arah Indira. Kedua mata mereka saling bertemu. Askara kaget begitu juga Indira. Setelah 7 tahun tidak bertemu, kini mereka di pertemukan dengan status yang tak lagi sama.
INDIRA (V.O.)
(Indira berusaha mengatur degupan jantungnya yang tak beraturan )
ASKARA (V.O.)
(Askara tampak lebih tenang walau dadanya juga sama bergemuruh seperti Indira)
Askara terlihat terawat, badannya tegap dan kekar, rambut khasnya yang hitam dan lurus begitu rapi, dengan menggunakan celana jogger warna krem dan kaos oblong berwarna hijau muda serta sepatu sport yang senada dengan baju dan kaosnya membuat ia terlihat semakin tampan. Tapi ada yang berbeda dari nya, terlihat janggut tipis di dagunya. Dulu ia tak pernah memelihara janggut.
ASKARA
(Askara refleks mengucapkan maaf dan memalingkan pandangannya dari Indira karena ia terlalu lama memandang tanpa berkedip)
ASKARA
(Askara mencoba membuka percakapan)
INDIRA
(Indira menjawab dengan pandangan ke buku yang sedang ia baca)
ASKARA
Oh ya.
Sesaat hening mereka tampak menyelami pikirannya masing-masing. Askara merasa senang bisa bertemu kembali Indira tanpa sengaja. Namun Indira, entah apa yang ia rasakan. Ia sekuat tenaga menahan tangis agar air matanya tak tumpah dihadapan Askara, yang sebetulnya masih ia rindukan.
BEGIN FLASHBACK
43. INT./EXT. KURSI KRD EKONOMI - SORE
7 tahun yang lalu ( Februari 2003)
Indira dan Askara duduk berhadapan di kursi kereta KRD EKONOMI jurusan Cicalengka - Cimahi setelah menjadi perwakilan kelas untuk menjenguk wali kelasnya yang sedang sakit di daerah Cicalengka. Mereka pulang bersama karena satu arah jalan pulang. Awalnya ada Lilis, Cecep dan Ahmad yang ikut, namun mereka bertiga sudah turun lebih dulu, hingga menyisakan Askara dan Indira di dua kursi yang berhadapan.
ASKARA
(Askara tertawa terbahak-bahak)
INDIRA
(jawab Indira sok jual mahal, padahal dalam hatinya berbunga-bunga)
ASKARA
(Askara terus menggoda Indira dengan mengedip-ngedipkan matanya genit)
INDIRA
(Indira melirik dan geleng-geleng kepala)
ASKARA
INDIRA
(Indira menjawab sambil menyilangkan kedua tangannya)
ASKARA
ASKARA (CONT'D)
INDIRA
(Indira menjawab kesal sambil menutup wajahnya dengan buku)
END OF FLASHBACK
BACK TO:
44. INT./EXT. KURSI KERETA - PAGI
Indira terlihat masih membaca buku yang dibawanya. Sementara Askara terlihat tertidur disebelahnya.
FX : SUARA ANNOUNCER KERETA API
Indira memasukkan bukunya ke dalam tas. Askara terbangun dari tidurnya. Ia terlihat meregangkan otot-otot tangannya ke arah depan, dan meregangkan otot lehernya dengan gerakan kepala ditarik arah bahu kanan dan kiri. Askara lalu berdiri dan menggendong tas yang awalnya ia simpan di depan dadanya.
Indira masih duduk menunggu Askara bangkit lebih dulu.
ASKARA
INDIRA
Askara berjalan pelan menuju pintu keluar kereta api. Indira berdiri dan hendak mengambil barang bawaannya di bagasi di atas tempat duduknya tadi. Namun, Askara kembali dan membantu Indira.
ASKARA
(Askara kembali mendekati Indira dan mengambilkan "travel bag"
Indira yang berisi pakaian juga sebuah paper bag berisi oleh-oleh untuk orangtua Indira)
Askara tidak memberikan barang bawaan Indira, ia membawanya sampai turun dari kereta.
Indira diam saja tidak menolak ataupun berkomentar.
CUT TO:
45. INT./EXT. STASIUN CIMAHI - PAGI
Terlihat orang hilir mudik yang pergi dan yang datang di stasiun Cimahi.
Indira akan dijemput oleh Rahayu yang merupakan adik bungsunya.
RAHAYU
(Rahayu memanggil Indira dan melambaikan tangannya)
Indira langsung menghampiri Rahayu dan memeluknya erat. Askara mengikuti dan berdiri di samping adik kakak yang sedang melepas rindu. Lalu ia menyimpan barang bawaan Indira di samping Rahayu.
RAHAYU
(Rahayu tampak kaget melihat Askara ada bersama Indira)
ASKARA
(Askara tersenyum ramah sambil mengatupkan kedua telapak tangannya dan menganggukkan kepala)
RAHAYU
INDIRA
(Indira tampak sudah tak nyaman berada di dekat Askara)
INDIRA
(Indira hanya mengucapkan terima kasih tanpa berani menatap wajah Askara)
ASKARA
(Askara tetap bersikap ramah pada Indira dan Rahayu)
Rahayu masih terlihat bingung melihat kejadian ini.
RAHAYU
(Rahayu dengan raut wajah bingung, langsung membawa barang bawaan Indira dan pergi bersama Indira meninggalkan Askara yang masih menatap Indira)
ASKARA (V.O.)
CUT TO:
46. EXT. DI MOTOR - JALAN RAYA - PAGI
Rahayu mengendarai motor maticnya pelan, Indira dibonceng di belakang. Sementara barang bawaannya ia simpan di depan.
RAHAYU
INDIRA
RAHAYU
RAHAYU (CONT'D)
INDIRA
(Indira tampak tak ingin membahas lebih lanjut tentang Askara)
RAHAYU
Rahayu menambah kecepatan motornya agar ia segera sampai rumah.