Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Diary Indira
Suka
Favorit
Bagikan
10. Pertemuan Tak Disangka (Scene 39-46)

39. EXT. JALAN RAYA - PAGI

Indira (24) sedang berjalan santai bersama suaminya Wisesa (27) di stasiun Gambir. Terlihat jari tangan mereka saling berpautan mesra. Sesekali Indira menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami. Indira hendak ke Bandung karena orangtuanya ingin mengadakan syukuran 4 bulanan kehamilan Indira. Namun, karena masih hari kerja, Indira memilih berangkat sendirian, Wisesa hanya mengantar sampai stasiun. Indira memilih lebih dulu berangkat agar bisa beristirahat lebih lama di Bandung, karena ia juga sudah tak bekerja lagi semenjak usia kehamilannya 3 bulan karena ngidam yang cukup parah saat itu. Sementara Wisesa akan menjemput Indira saat weekend nanti.

WISESA

Sayang, beneran mau ke Bandung sendirian? Aa sebetulnya khawatir kalau ade berangkat sendiri.

(wajah Wisesa terlihat cemas)

INDIRA

Gapapa Aa sayang, ih! kaya ga tau ade aja deh, dari dulu juga kan udah biasa bulak balik Bandung sendiri.

(Indira meyakinkan suaminya dengan percaya diri)

WISESA

Ya tapi kan sekarang lagi hamil sayang, beda sama dulu lagi gadis.

(masih dengan wajah cemas)

INDIRA

Aa sayang, daripada khawatir berlebihan mendingan Aa doain ade sama debay biar selamat dan sehat sampe tujuan.

(Indira merapatkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri sang suami)

WISESA

Iya deh, emang paling bisa nih umminya junior Aa.

(Wisesa mencubit gemas hidung Indira )

CUT TO:

40. INT./EXT. STASIUN GAMBIR - PAGI

Terlihat Indira dan Wisesa duduk berdampingan di kursi tempat tunggu kereta dengan lengan mereka yang saling terkait.

Suasana stasiun terlihat ramai, kursi penuh dan banyak orang berdiri menunggu kereta.

INDIRA

Aa pulang aja gapapa. Nanti telat lho ke kantor.

WISESA

Gapapa sayang, ini kan masih jam setengah tujuh kurang.

(Wisesa berbicara sambil melihat jam di tangannya)

INDIRA

Ya, tapi kan Aa harus siap-siap dulu. Di cek dulu barang bawaannya, jangan sampe ada yang ketinggalan!

(Indira menyentuh hidung Wisesa dengan telunjuknya sambil mengedipkan mata)

WISESA

Hehehe, iya sayang.

(Wisesa garuk-garuk kepala yang tak gatal, karena ia sadar sering ada yang ketinggalan saat berangkat kerja)

CUT TO:

41. EXT. STASIUN GAMBIR - PAGI

Terlihat kereta api Argo Parahyangan tujuan Bandung sudah memasuki stasiun Gambir. Wisesa membawa tas dan barang bawaan istrinya, ia mengantarkan Indira sampai ke tempat duduknya. Lalu menyimpan barang bawaannya di bagasi penumpang pas di atas tempat duduk Indira.

Indira sudah duduk di kursi kereta, dan Wisesa masih berada di sampingnya posisi berdiri.

INDIRA

Aa, ade pamit ya.

(Indira mencium tangan suaminya)

WISESA

Iya sayang, hati-hati dijalan ya.

(Wisesa mencium kening istrinya dan

mengelus pelan kepalanya)

FX : SUARA ANNOUNCER KERETA API

Penumpang yang kami hormati, sesaat lagi kereta api Argo Parahyangan akan diberangkatkan dari Stasiun Gambir menuju stasiun akhir Bandung. Dengan pemberhentian di Stasiun Bekasi, Cimahi, dan Bandung. Terima kasih.

Wisesa berjalan keluar dari kereta api dan berdiri dekat jendela tempat duduk Indira, memandangi istrinya yang duduk sendiri.

CUT TO:

42. INT./EXT. STASIUN - PAGI

Terlihat seorang pria tampak berlari tergesa-gesa langsung naik kereta api yang ditumpangi Indira. Ia langsung mencari nomor kursi sesuai dengan tiket yang di bawanya.

ASKARA

6 C

(Dengan nafas yang masih ngos-ngosan Askara menyebutkan nomor kursi sambil mencocokkan tiket dengan kursi didepannya)

Askara langsung duduk setelah memastikan nomor kursinya sesuai dengan tiket yang ia pesan.

Kereta mulai berjalan pelan, Indira masih tetap memandang ke arah suaminya yang juga memandangnya dan melambaikan tangan padanya dengan tatapan penuh cinta. Setelah suaminya tak terlihat, Indira lalu mengeluarkan buku dari tasnya untuk ia baca selama perjalanan.

ASKARA

Sendirian teh?

(Askara berbicara sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana)

INDIRA

Iya

(Indira menjawab seperlunya sambil membuka buku yang ia pegang)

Indira menengok ke arah kanan, lalu menurunkan pembatas kursi di antara dirinya dan Askara.

Saat Indira memegang pembatas kursi, Askara menengok ke arah Indira. Kedua mata mereka saling bertemu. Askara kaget begitu juga Indira. Setelah 7 tahun tidak bertemu, kini mereka di pertemukan dengan status yang tak lagi sama.

INDIRA (V.O.)

Ya Allah, kenapa kau tampakkan ia kembali dihadapanku, setelah aku berusaha keras melupakannya.

(Indira berusaha mengatur degupan jantungnya yang tak beraturan )

ASKARA (V.O.)

Indira, kau semakin cantik. Rasaku padamu masih tetap sama, walau kau 'tlah menjadi milik orang lain.

(Askara tampak lebih tenang walau dadanya juga sama bergemuruh seperti Indira)

Askara terlihat terawat, badannya tegap dan kekar, rambut khasnya yang hitam dan lurus begitu rapi, dengan menggunakan celana jogger warna krem dan kaos oblong berwarna hijau muda serta sepatu sport yang senada dengan baju dan kaosnya membuat ia terlihat semakin tampan. Tapi ada yang berbeda dari nya, terlihat janggut tipis di dagunya. Dulu ia tak pernah memelihara janggut.

ASKARA

Eeee, maaf !

(Askara refleks mengucapkan maaf dan memalingkan pandangannya dari Indira karena ia terlalu lama memandang tanpa berkedip)

ASKARA

Ga sama suami?

(Askara mencoba membuka percakapan)

INDIRA

Ngga, Aa masih kerja.

(Indira menjawab dengan pandangan ke buku yang sedang ia baca)

ASKARA

Oh ya.

Sesaat hening mereka tampak menyelami pikirannya masing-masing. Askara merasa senang bisa bertemu kembali Indira tanpa sengaja. Namun Indira, entah apa yang ia rasakan. Ia sekuat tenaga menahan tangis agar air matanya tak tumpah dihadapan Askara, yang sebetulnya masih ia rindukan.

BEGIN FLASHBACK

43. INT./EXT. KURSI KRD EKONOMI - SORE

7 tahun yang lalu ( Februari 2003)

Indira dan Askara duduk berhadapan di kursi kereta KRD EKONOMI jurusan Cicalengka - Cimahi setelah menjadi perwakilan kelas untuk menjenguk wali kelasnya yang sedang sakit di daerah Cicalengka. Mereka pulang bersama karena satu arah jalan pulang. Awalnya ada Lilis, Cecep dan Ahmad yang ikut, namun mereka bertiga sudah turun lebih dulu, hingga menyisakan Askara dan Indira di dua kursi yang berhadapan.

ASKARA

Eh Ra, seru ya ntar kalau kita dah nikah, 'trus punya anak yang lucu-lucu, aku bakalan rutin sikatin gigi anakku biar giginya ga kuning-kuning kaya papanya. Hahahaha

(Askara tertawa terbahak-bahak)

INDIRA

Dih, apaan sih, masih kecil ngomongin nikah. Siapa juga yang mau nikah sama kamu?

(jawab Indira sok jual mahal, padahal dalam hatinya berbunga-bunga)

ASKARA

Ga usah malu-malu gitu deh! Aku tau kamu seneng kan kalau ntar jadi ibu dari anak-anakku

(Askara terus menggoda Indira dengan mengedip-ngedipkan matanya genit)

INDIRA

Ko ada orang Pede Banget ya?

(Indira melirik dan geleng-geleng kepala)

ASKARA

Aku serius Ra, aku pengen banget suatu saat nanti kamu jadi istriku. Aku ga pernah nemuin cewe sebaik kamu.

INDIRA

Gombal!!!

(Indira menjawab sambil menyilangkan kedua tangannya)

ASKARA

Atuhlah, gimana cara buat buktiin sama kamu?kalau akutuh beneran, bukan bohongan.

ASKARA (CONT'D)

Aku sering banget ceritain kamu ke ibuku, ibu pengen banget lho ketemu sama kamu.

INDIRA

Speak with my book!

(Indira menjawab kesal sambil menutup wajahnya dengan buku)

END OF FLASHBACK

BACK TO:

44. INT./EXT. KURSI KERETA - PAGI

Indira terlihat masih membaca buku yang dibawanya. Sementara Askara terlihat tertidur disebelahnya.

FX : SUARA ANNOUNCER KERETA API

Mohon perhatian, sesaat lagi kereta api Argo Parahyangan akan tiba di stasiun Cimahi. Bagi anda yang akan mengakhiri perjalanan di stasiun Cimahi kami persilahkan untuk mempersiapkan diri. Periksa dan teliti kembali barang bawaan anda jangan sampai ada yang tertinggal.
Untuk keselamatan anda tetaplah berada di tempat duduk sampai kereta berhenti dengan sempurna. Terimakasih atas kepercayaan anda menggunakan jasa layanan kereta api Indonesia, sampai jumpa pada perjalanan berikutnya.

Indira memasukkan bukunya ke dalam tas. Askara terbangun dari tidurnya. Ia terlihat meregangkan otot-otot tangannya ke arah depan, dan meregangkan otot lehernya dengan gerakan kepala ditarik arah bahu kanan dan kiri. Askara lalu berdiri dan menggendong tas yang awalnya ia simpan di depan dadanya.

Indira masih duduk menunggu Askara bangkit lebih dulu.

ASKARA

Yuk, turun!

INDIRA

Iya, duluan aja!

Askara berjalan pelan menuju pintu keluar kereta api. Indira berdiri dan hendak mengambil barang bawaannya di bagasi di atas tempat duduknya tadi. Namun, Askara kembali dan membantu Indira.

ASKARA

Biar aku bantu ambil.

(Askara kembali mendekati Indira dan mengambilkan "travel bag"

Indira yang berisi pakaian juga sebuah paper bag berisi oleh-oleh untuk orangtua Indira)

Askara tidak memberikan barang bawaan Indira, ia membawanya sampai turun dari kereta.

Indira diam saja tidak menolak ataupun berkomentar.

CUT TO:

45. INT./EXT. STASIUN CIMAHI - PAGI

Terlihat orang hilir mudik yang pergi dan yang datang di stasiun Cimahi.

Indira akan dijemput oleh Rahayu yang merupakan adik bungsunya.

RAHAYU

Teteh!!

(Rahayu memanggil Indira dan melambaikan tangannya)

Indira langsung menghampiri Rahayu dan memeluknya erat. Askara mengikuti dan berdiri di samping adik kakak yang sedang melepas rindu. Lalu ia menyimpan barang bawaan Indira di samping Rahayu.

RAHAYU

Lho? Kang Askara?

(Rahayu tampak kaget melihat Askara ada bersama Indira)

ASKARA

Yu, kumaha damang?

(Askara tersenyum ramah sambil mengatupkan kedua telapak tangannya dan menganggukkan kepala)

RAHAYU

Alhamdulilah sehat kang.

INDIRA

Iya kebetulan aja tadi satu gerbong, yuk langsung pulang!

(Indira tampak sudah tak nyaman berada di dekat Askara)

INDIRA

Makasih.

(Indira hanya mengucapkan terima kasih tanpa berani menatap wajah Askara)

ASKARA

Sama-sama. Hati- hati dijalan ya!

(Askara tetap bersikap ramah pada Indira dan Rahayu)

Rahayu masih terlihat bingung melihat kejadian ini.

RAHAYU

Tipayun(Duluan) nya Kang.

(Rahayu dengan raut wajah bingung, langsung membawa barang bawaan Indira dan pergi bersama Indira meninggalkan Askara yang masih menatap Indira)

ASKARA (V.O.)

Ah...Andai aku tidak menjadi pengecut saat itu, mungkin saat ini aku yang akan menggandeng tanganmu sampai ke rumah orangtuamu.

CUT TO:

46. EXT. DI MOTOR - JALAN RAYA - PAGI

Rahayu mengendarai motor maticnya pelan, Indira dibonceng di belakang. Sementara barang bawaannya ia simpan di depan.

RAHAYU

Teh, aslina ihh..naha (kenapa) bisa sama kang Askara?

INDIRA

Ya ampun de...Tteh juga kaget tiba-tiba dia duduk disamping Teteh.

RAHAYU

Gustiiii ...bahaya ieumah duhh..CLBK. Mana so sweet pisan eta barang dibawain.

RAHAYU (CONT'D)

Eh tapi nya teh, eta si akang teh keliatan banget masih cinta pisan sama Teteh..
Duhh!! Teteh akumah ga kuat liat pandangannya ke Teteh tadi.

INDIRA

Udah ah de...jangan bahas dia lagi...plisss!!!

(Indira tampak tak ingin membahas lebih lanjut tentang Askara)

RAHAYU

Hehehe, iya deh, iya..maap..maap..

Rahayu menambah kecepatan motornya agar ia segera sampai rumah.




Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar