Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Diary Indira
Suka
Favorit
Bagikan
16. Pernikahan Impian (Scene 65-68)

2 BULAN KEMUDIAN

65. INT. KAMAR INDIRA - DINI HARI

Setelah pertemuan keluarga di Bandung dan di laksanakan lamaran, akhirnya waktu yang dinantikan tiba.

Indira terlihat sedang duduk di meja komputer di kamarnya, ia menulis di buku hariannya dengan deraian air mata yang terus mengalir.

FX : LAGU DEAR DEARY BY ELS WAROUW

Di buku diary nya tertulis

Ahad, 20 Oktober 2013

INDIRA(V.O.)

Yaa Allah, ini benar-benar terasa seperti mimpi bagiku. Aku rasanya masih belum percaya kalau hari ini akan dinikahi oleh lelaki yang kuharapkan selama ini. Dia telah kembali mengisi hatiku dengan sosok yang baru. Dia bukanlah Askara yang dulu, Askara yang Allah hadirkan untukku saat ini telah menjadi seorang lelaki sholeh. Allahu robbi, betapa besar kasih sayangMu padaku. Dulu kau jauhkan aku darinya dan memberiku lelaki yang sholeh. Hingga kau ambil kembali hambaMu yang sholeh itu dan menggantikannya dengan dia yang telah berusaha mendekatkan diri padaMu Yaa Robb. Allahuakbar...Laa hawla walaa quwwata illa billah...

CUT TO:

66. INT. KAMAR INDIRA - PAGI

FX : SUARA RINGTONE INBOX BBM

Indira melihat Hp Blackberry warna putih di depannya berbunyi dan lampu di pojok kanan atas ponselnya berkedip-kedip tanda ada BBM masuk. Ia meraih ponsel dan membuka pesan. Tertulis pesan dari Askara.

SPLIT SCREEN

Askara dan Indira memegang ponsel. Indira memegang ponsel Blackberry warna putih dan Askara memegang ponsel Blackberry warna hitam. Keduanya menatap layar ponsel.

Askara
"Bismillah, doakan ya! kami sedang di jalan menuju rumahmu"
Indira
"Fii amanillah.."

Indira tersenyum, lalu mendekap ponsel itu di dadanya. Lalu memejamkan matanya dan kembali meneteskan air mata penuh syukur. Haru, bahagia, senang, sedih, gugup, semua rasa bercampur menjadi satu dalam hatinya.

DISOLVE TO:

67. EXT. JALANAN MENUJU RUMAH INDIRA - PAGI

MONTAGE

Suasana kota Bandung terasa sejuk dan cerah, secerah hati kedua calon mempelai yang sedang menanti kekasihnya. Rombongan pengantin pria datang membawa seserahan. Lalu di sambut ramah oleh Aki Lengser yang membawa orangtua pengantin wanita di dampingi oleh dua orang pagar ayu yang membawakan nampan berisi kalung dari bunga melati dan dua orang pagar bagus yang membawa payung pengantin.

Saat pengantin pria yang didampingi ibu dan pamannya berhadapan dengan orang tua pengantin wanita. Lalu dikalungkan bunga melati di leher sang pengantin pria oleh ibu dari mempelai wanita. Kemudian para tamu diarahkan ke tempat duduk yang di sediakan, dan pengantin pria di arahkan ke meja akad dengan di payungi oleh dua orang pagar bagus yang salah satunya adalah Ahmad yang sekarang telah menjadi suami Lilis. Sementara pengantin wanita masih menunggu di kamar sebelum terucap akad.

END OF MONTAGE

68. EXT. HALAMAN RUMAH INDIRA - PAGI

Askara berada di meja akad yang sudah di sediakan di halaman rumah Indira, ia mengenakan Jas Buka Prangwedana berwarna senada dengan kebaya Indira. Lengkap dengan bendo warna putih dan keris yang di simpan di boro sarangka(kantong jas)sebelah kiri. Serta bawahan menggunakan kain (Samping Sidomukti) yang sama (sawitan) dengan yang digunakan Indira berwarna coklat tua bercorak putih.

Sedangkan Indira masih berada dikamarnya ditemani Lilis mengenakan atasan kebaya pengantin berwarna putih dan bawahan batik kebat Lereng berwarna coklat tua dengan corak batik berwarna putih senada.

PENGHULU

Kumaha siap?
(tanya penghulu kepada Askara dan Abah Sidiq)

ASKARA DAN ABAH SIDIQ

Insyaallah.

(keduanya serempak menjawab dan menganggukan kepala)

ABAH SIDIQ

“Ujang Wahyu Askara Nataprawira, Abah nikahkeun hidep ka Adistia Indira Kamania, putra teges Abah, kalayan nganggo mas kawin ku saperangkat alat sholat, alquran sareng emas 20 gram, dibayar kontan.”

ASKARA

“Tarima abdi nikah ka Adistia Indira Kamania, putra teges Abah Purnama Sidiq, kalayan nganggo maskawin ku saperangkat alat sholat, alquran sareng emas 20 gram , dibayar kontan.”

PENGHULU

Kumaha saksi, sah?

PARA SAKSI

Sahhhh!!!

(Saksi menjawab bersamaan diikuti oleh semua orang yang menyaksikan disekitarnya)

PENGHULU

Alhamdulilah

(penghulu mengucap syukur diikuti oleh semua orang yang menyaksikan dilanjutkan dengan mendoakan keberkahan untuk kedua mempelai)

Askara juga mengucap syukur dan ia terlihat mengambil tisu dari kantong bajunya untuk mengusap air matanya.

INSERT

Indira memeluk sahabat yang ada disisinya dan tak kuasa menahan air matanya. Akhirnya ia bisa menikah dengan laki-laki yang sudah lama ia nantikan. Walaupun bukan untuk pernikahan yang pertama, tapi ia berharap inilah yang terakhir. Setelah selesai berdoa, MC memanggil Indira untuk segera ke meja akad mendampingi Askara untuk menandatangani buku nikah dan penyerahan Mas kawin.

Indira terlihat begitu anggun dan cantik dengan riasan yang natural serta menggunakan siger/mahkota dengan untaian bunga melati khas Sunda Priangan di atas kepalanya yang tertutup jilbab, ia melangkah dengan hati-hati di dampingi oleh Lilis dan ibunya ke meja akad.

BACK TO :

Askara menatap Indira yang sedang berjalan ke arahnya, ia begitu takjub melihat kecantikan Indira yang kini telah sah menjadi istrinya, hatinya kembali berdegup kencang saat akan berhadapan dengan sang belahan jiwa.

Indira lalu tersenyum manis menatap wajah Askara ketika sampai di hadapannya, lalu kembali menunduk tersipu malu, kemudian Indira duduk di kursi yang sudah di sediakan di samping Askara. Setelah itu mereka bergantian menandatangani buku nikah, lalu keduanya berdiri memperlihatkan buku nikah ke arah potografer untuk diabadikan. Beberapa orang terlihat ikut mengabadikan moment yang membahagiakan ini, termasuk teman-teman dekat semasa SMA mereka yang sudah hadir dari pagi untuk menyaksikan akad Indira dan Askara.

Setelah itu Indira dan Askara menyimpan buku nikah di atas meja, lalu keduanya di arahkan oleh MC untuk berdiri berhadapan.

MC

Selanjutnya, kepada kedua mempelai di harapkan untuk berdiri saling berhadapan, lalu ikuti instruksi bapak penghulu!

PENGHULU

Mangga ayeunamah atos sah,Neng Indira tiasa cium tangan ka pun bojo!

(silahkan sekarang sudah sah, Neng Indira bisa cium tangan suami!)

Indira menunduk mencoba mengatur nafasnya karena debaran jantungnya yang tak beraturan.

Ini adalah kedua kalinya ia bersentuhan kulit tangan dengan Askara, setelah dulu ia pernah di jahili Askara saat SMA. Jika dulu Indira marah, namun sekarang ia bersyukur karena bisa menyentuh kulit kekasih halal yang sudah lama ia rindukan kehadirannya.

Askara kembali menitikkan air mata saat punggung tangannya dicium takzim oleh Indira.

PENGHULU

Sok gera di kecup eta kening pun bojo!

(penghulu melanjutkan kata-katanya)

Indira juga kembali meneteskan air mata saat pertama kali keningnya dikecup oleh orang yang sangat ia cintai dan kini menjadi suaminya. Begitu pula Askara mencium kening Indira dengan menitikkan air mata syukur.

MC

Selanjutnya silahkan Kang Askara ambil mas kawinnya untuk diserahkan pada mempelai perempuan! Silahkan ikuti kembali instruksi bapak penghulu!

PENGHULU

Neng, istri aa tercinta terimalah pemberian dari aa sebagai rasa cintaku padamu dan semoga bermanfaat dunia akhirat.

PENGHULU (CONT'D)

Mangga ikuti Kang Askara!

(penghulu memberi instruksi agar segera diikuti Askara)

Askara lalu mengikuti instruksi penghulu dan berbicara persis seperti yang dicontohkan penghulu.

PENGHULU

Sekarang giliran Neng Indira menjawab.lkutin bapak ya!

PENGHULU(CONT'D)

Aa, suamiku tercinta terimakasih atas segala kasih sayang aa dan pemberiannya, insyaallah Neng akan gunakan ini dengan sebaik-baiknya agar menjadi berkah dan pahala untuk kita berdua.

Indira lalu mengikuti apa yang diinstruksikan penghulu untuk mengikuti kata-katanya. Dengan posisi mereka masih saling berhadapan dan tangan mereka memegang mas kawin.

PENGHULU

Mangga disimpan mas kawinnya Neng, silahkan Kang Askara bisa mencium bagian lain!

(candaan penghulu membuat semua orang yang menyaksikan tertawa dan berhasil membuat rona kemerahan di wajah kedua mempelai yang masih tampak saling malu-malu)

Lilis dan teman-teman semasa SMA yang hadir disana ikut terharu menyaksikan pernikahan kedua teman mereka yang sebetulnya saling menyukai sejak mereka masih SMA, walaupun harus melalui jalan yang berliku mereka akhirnya bisa bersatu.

DISOLVE TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar