Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
3 TAHUN KEMUDIAN
Indira pergi berkunjung ke rumah mertuanya di Jakarta. Ia membawa anaknya yang sudah berusia 3 tahun. Namanya Rakha Pratama, mengambil nama ayahnya hanya dihilangkan nama awalnya.Rakha Pratama artinya Kakak Pertama. Indira juga sekalian berkunjung ke kostan Rahayu yang sekarang kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok. Ia berangkat menggunakan mobil Grand Livina Ultimate berwarna hitam. Indira kini telah mempunyai sebuah toko kue yang cukup familiar di Bandung dengan nama Rakha Bakery. Hobinya membuat kue, akhirnya membuat Indira berhasil menjadi pengusaha kue.
49. EXT. PINTU GERBANG UTAMA UI - SORE
Indira menghentikan mobilnya di pinggir jalan dekat gerbang masuk utama kampus UI. Ia lalu menelpon adiknya.
INDIRA
RAHAYU
INDIRA
Indira mematikan sambungan telpon dan menyimpan ponselnya,lalu kembali mengemudikan mobilnya menuju gedung Fakultas Kedokteran menjemput adiknya. Sementara Rakha pulas di jok belakang.
50. EXT. DEPAN GEDUNG FKUI - SORE
Indira memarkir mobilnya, namun belum mematikan mesin karena Rakha masih tertidur. Rahayu yang sejak tadi mengamati mobil yang datang langsung menghampiri mobil kakaknya.
RAHAYU
(Rahayu mengetuk jendela mobil sebelah kiri Indira)
INDIRA
(Indira menekan tombol power window untuk membuka jendela
dan tombol central lock untuk membuka kunci pintu mobil)
Rahayu lalu masuk dan duduk di kursi depan samping Indira. Kemudian mencium tangan dan memeluk Indira.
RAHAYU
(Rahayu bicara sambil memandangi Rakha yang tertidur pulas)
INDIRA
RAHAYU
INDIRA
RAHAYU
INDIRA
CUT TO:
51. INT. KAMAR KOST RAHAYU - MALAM
Rahayu kost di daerah sekitar Margonda, Depok. Tidak terlalu jauh dari tempat dia kuliah. Terlihat Indira, Rakha dan Rahayu sedang duduk beralaskan tikar di kamar kost Rahayu, sudah tersedia makanan di atas tikar untuk mereka makan malam. Namun Rakha meminta menu lain yang tidak ada disitu, ia meminta Fried Chicken.
RAKHA
(Rakha yang duduk di pangkuan Rahayu terlihat merajuk)
INDIRA
RAHAYU
(Rahayu meledek sambil mencium gemas pipi Rakha)
RAKHA
(Jawab Rakha masih cadel)
RAHAYU
(tanya Rahayu sambil menyendok nasi ke piring didepannya)
INDIRA
RAHAYU
INDIRA
RAKHA
(Jawab Rakha kegirangan sambil bermain mobilan)
RAHAYU
(Ekspresi Rahayu telunjuknya menunjuk
ke arah Rakha sambil menggodanya)
RAKHA
RAHAYU
RAKHA
Naik keleta api
Tut tut tut..
Tiapa hendak tulut
Ke Bandung Ke Jakata(Jakarta)
(Rakha bernyanyi dengan riang walaupun suaranya masih cadel
dan mengubah sedikit liriknya yang aslinya Surabaya menjadi Jakarta)
RAHAYU
Yeyyy...pinter banget ya ponakan Ateu...
(Rahayu dan Indira bertepuk tangan mengapresiasi Rakha)
DISOLVE TO:
52. EXT. HALAMAN DEPAN KOSAN - PAGI
Keesokan harinya masih sekitar jam 06.30 pagi terlihat Indira, Rakha dan Rahayu sudah siap berangkat. Mereka hendak pergi ke rumah Ustadz Abdurrahman naik kereta. Hari Sabtu Rahayu libur, jadi bisa antar kakaknya. Mereka berangkat dari Stasiun Depok Baru dan turun di Stasiun Cikini yang memang dekat Masjid Sunda Kelapa tempat Ustadz Abdurrahman mengisi kajian dan juga dekat rumahnya di daerah Menteng.
53. INT./EXT. DI DALAM KERETA API - PAGI
Rakha terlihat senang sekali bisa jalan-jalan di Jakarta naik kereta. Dia juga ingin naik busway berwarna orange yang sering di lihatnya di televisi.
RAKHA
(Rakha merengek sambil menarik-narik lengan Indira)
INDIRA
Kereta terus melaju hingga Stasiun yang di tuju. Lalu mereka naik bajai untuk menuju rumah Ustadz Abdurrahman yang tidak terlalu jauh dari Stasiun Cikini. Rakha sangat antusias naik Bajai yang memang hanya ada di Jakarta, tidak pernah ia temui angkutan seperti itu ketika di Bandung.
CUT TO:
54. EXT. DEPAN PAGAR RUMAH USTADZ ABDURRAHMAN - PAGI
Indira menekan bel yang ada di pagar. Tidak lama datang satpam yang membuka pintu pagar. Rumah dua lantai yang cukup besar bernuansa putih di kawasan Menteng itu terlihat bersih dan rapi, terdapat halaman yang masih di tanami rerumputan hijau membuat mata sejuk dan indah memandangnya.
SATPAM
(Tanya satpam yang sudah mengenalnya)
INDIRA
SATPAM
(Pak agus menjawil pipi Rakha)
RAKHA
(Rakha menjawab sambil mencium tangan Pak Agus)
SATPAM
(Pak Agus mengelus kepala Rakha)
INDIRA
SATPAM
INDIRA
RAKHA
(Rakha berjalan di depan Indira bersama Rahayu,
lalu melambaikan tangan pada Pak Agus)
Mereka bertiga berjalan ke arah pintu rumah. Rahayu menekan bel yang ada di depan pintu.
FX : SUARA BEL
Terlihat Bi Inem yang merupakan asisten rumah tangga di rumah itu membuka pintu.
INDIRA
(Indira mengucap salam lalu diikuti Rakha juga mengucap salam)
RAKHA
BI INEM
(Bi inem membuka pintu dan langsung menyapa Indira
yang sudah sangat ia kenal, kemudian memeluk Indira)
INDIRA
(Indira juga memeluk Bi inem )
BI INEM
(Bi Inem menggendong Rakha yang dari tadi berdiri di samping Indira)
INDIRA
(Indira menyentuh bahu Rahayu)
RAHAYU
(Rahayu menganggukkan kepala dan tersenyum pada Bi Inem)
Mendengar suara obrolan di pintu, Bu Irma yang sedang membaca buku di sofa ruang keluarga menutup bukunya, lalu berjalan ke arah pintu.
BU IRMA
(Bu Irma mengambil Rakha dari gendongan Bi Inem)
RAKHA
BU IRMA
Waalaikumussalam sayang..
(Bu Irma menjawab dengan lembut dan mencium pipi kanan dan kiri Rakha)
INDIRA
(Indira mencium punggung tangan Bu irma diikuti oleh Rahayu
yang turut mencium punggung tangan Bu Irma)
BU IRMA
Alhamdulillah sehat, Nak. Ayo..ayo masuk yuk!
55. INT. RUANG TAMU - PAGI
Bi Inem segera pergi ke dapur untuk mengambil minum dan makanan. Indira, Rahayu dan Bu Irma yang menggendong Rakha masuk ke dalam rumah. Lalu mereka duduk di sofa ruang tamu.
INDIRA
(Indira membawa 1 kantong berisi oleh-oleh khas Bandung dan
1 kantong lainnya yang berisi kue-kue dari Rakha Bakery di serahkan oleh Rahayu)
BU IRMA
RAKHA
(Rakha yang sudah duduk di sofa bertanya pada Bu Irma)
BU IRMA
(Bu Irma pergi untuk memanggil suaminya dan
membawa oleh-olehnya untuk disimpan di dapur)
Di dinding rumah yang bercat putih itu masih terpampang poto pernikahan Indira dan Wisesa, hati Indira kembali merasa sesak saat melihat wajah suaminya yang telah pergi untuk selamanya. Ia tak kuasa hingga meneteskan air mata.
RAKHA
INDIRA
(Indira semakin terisak sambil memeluk erat Rakha)
RAKHA
INDIRA
Rahayu ikut menangis melihat Indira, Ia lalu memeluk kakak dan keponakannya yang sedang berpelukan..
Saat mereka sedang berpelukan, Bi Inem datang membawa minum dan makanan. Lalu menaruh semuanya di meja.
BI INEM
Silahkan di minum Neng..
RAKHA
(ucap Rakha semakin menggemaskan)
BI INEM
INDIRA
Bi Inem lalu kembali ke dapur, kemudian datang Bu Irma dan Ustadz Abdurrahman yang mengenakan celana sirwal hitam yang panjangnya di bawah lutut dan kaos polos berwarna hijau armi ke ruang tamu.
RAKHA
(Rakha langsung berlari ke arah Ustadz Abdurrahman)
USTADZ ABDURRAHMAN
(Ustadz Abdurrahman langsung menggendong Rakha yang menghampirinya dengan riang)
Bu irma yang berada di samping Ustadz Abdurrahman mengelus-elus punggung Rakha, lalu terlihat menitikkan air mata teringat pada putra tunggalnya yang sudah tiada. Mereka yang masih berdiri, kemudian berjalan ke arah sofa ruang tamu. Indira dan Rahayu kemudian berdiri lalu mencium punggung tangan Ustadz Abdurrahman. Karena mertua tetap mahram meskipun suami telah tiada, menjadi mahram karena ikatan pernikahan dan menantu telah memiliki anak yang menjadi cucunya.
INDIRA
(ucap Indira sambil mencium punggung tangan ustadz Abdurrahman)
USTADZ ABDURRAHMAN
USTADZ ABDURRAHMAN
(ucap ustadz Abdurrahman sambil menyambut tangan
RAHAYU
(Rahayu memang terbiasa memanggil Eyang, sama seperti Rakha)
BU IRMA
(Ucap bu Irma sambil membuka toples kue di meja)
Mereka terlihat akrab dan bercerita banyak hal. Rakha begitu nyaman duduk di pangkuan eyangnya. Hingga sampai pada satu obrolan yang cukup membuat Indira bingung untuk menjawabnya. Sementara Rahayu sedang mengikuti Rakha yang mengajaknya bermain di halaman rumah.
USTADZ ABDURRAHMAN
(Ustadz Abdurrahman berbicara pada Indira yang
terlihat memandangi poto pernikahannya di dinding)
IBU IRMA
INDIRA
USTADZ ABDURRAHMAN
IBU IRMA
(Ibu Irma sudah mendengar cerita dari ustadz Abdurrahman mendukungnya)
INDIRA
USTADZ ABDURRAHMAN
INDIRA
DISSOLVE TO: