Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ADARUSA
Suka
Favorit
Bagikan
34. Scene #34

Sekar, Cakra dan Anang berhasil kembali kerumah Hanum dengan rasa takut dan sedih.

HANUM

Syukur kalian sudah pulang, yang lain kemana?

CAKRA

Bayu tidak ketemu. Lana, Akbar dan Dinda mereka juga menghilang.

BAGAS

Sudah! sebaiknya kalian jangan bercanda.

RINA

Iya, jangan kelewatan ah. Yang lain mana kar?

Sekar bingung untuk menjawab pertanyaan dari Rina.

SEKAR

Rin, yang dikatakan Cakra itu benar. Bayu belum ketemu dan sementara Akbar, Lana sama Dinda juga ikut menghilang.

BAGAS

Lah bagaiamna ceritanya?

ANANG

Sebaiknya kita disini dulu, para warga juga sedang mencarikan teman-teman kita yang hilang. Jadi tunggu saja disini menunggu kabar baik.

Suasana rumah itu tiba-tiba hening dan menjadi sangat tidak enak. Mereka semua merasa terpukul atas kejadian yang menimpa mereka.

WIDAYANTI

Yo uwis yen kabeh wes ning kene, ayo podo melu aku. tak temokke koe karo konco-koncomu kabeh. Tapi nak Hanum kudu ning omah soale koe manten anyar.

(Ya sudah kalau semua udah disini, ayo semuanya ikut aku. tak bawa ke temantemanmu. tapi hanum harus dirumah soalnya pengantin baru.)

Sekar dan teman-temannya terdiam dan hanya bisa mengikuti arah dari Bu Widayanti.

CAKRA

Nggih mbah, kula kalih rencang-rencang bakal ndherek madosi. Emange rencang- rencange kula mbah ngertos ting pundi?

(Iya mbah, saya sama teman-teman ikut mencari. emangnya teman-teman saya dimana mbah?)

WIDAYANTI

Wes teko nek meh ketemu teko rasah kakean omong, teko melu o aku wae!

(Sudah kalau mau ketemu gak usah banyak tanya, ikuti aku!)

SEKAR

Dia bilang apa Cak?

CAKRA

Bu Widyanti bilang, kalau kita mau ketemu Bayu dan yang lainnya kita harus ikuti dia, dia tau dimana Bayu dan yang lainnya berada dimana sekarang.

Widyanti mulai melangkah keluar rumah Hanum.

ANANG

Tapi kan tadi kita disuruh disini saja, jangan keluar rumah dan menunggu kabar baik.

SEKAR

Sudahlah Nang, ini kesempatan kita buat cari mereka lagi. Tadi kamu bilang kita harus serahkan ini pada yang lebih tau tentang kejadian ditempat ini. Bu Widyanti pasti tahu dimana mereka sekarang, dia kan orang yang dituakan disini.

ANANG

Kamu mau hal yang tadi menimpa kita terulang lagi?

SEKAR

Heran aku sama kamu nang? aku kira hubungan kita selama ini itu hubungan yang spesial.

Sekar tanpa basa-basi langsung pergi dari rumah Hanum.

BAGAS

Sekarang gimana nih?

CAKRA

Ah aku bingung, ya sudah ayo kita ikuti saja dia!

ANANG

Pokoknya jika ini terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lagi, aku hanya ingin pasrah.

Widayanti melangkah pergi dari rumah Hanum dengan melantunkan sebuah syair, Sekar pun tersadar jika syair yang dilantunkan oleh bu Widayanti sama dengan lagu yang dilantukan oleh wanita yang tadi mandi ditengah hutan. Tak lama kemudian suara gamelan terdengar dari kejauhan. Tanpa ada yang sadar banyak sekali para penari yang mengikuti mereka dengan keadaan tubuh yang kulit pucat dan setiap penari memiliki setiap ekspresi masing-masing. Terdapat dua penari yang mengelilingi Sekar yang satu memilikki ekspresi bahagia dan satu memilikki ekspresi yang sedih. Terdapat juga penari yang posisinya adalh digendong atas oleh Bagas dengan ekspresi penari tersbut adalah datar. Terdapat penari yang berekspresi marah dan sambil jalan merangkak dan penari yang terakhir adalah penari yang sifatnya genit dan centil. Penari-penari tersebut mengikuti mereka dan tidak disadari hawa keberadaanya oleh Sekar juga teman-temannya yang lain.

HANUM

Kalian hati-hati ya, aku akan berdoa dari sini demi kesalamatan kalian.

RINA

Makasih ya Num! tunggu kami disini ya!

Tanpa disadari Hanum merasakan kesedihan seakan-akan itu adalah pertemuan terkahirnya dengan sahabat-sahabatnya. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar