Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ADARUSA
Suka
Favorit
Bagikan
29. Scene #29

Wanita yang mandi ditengah lapangan tersebut tiba-tiba selesai mandi. Lalu wanita tersebut berjalan memasuki hutan yang berada didepan Sekar dan teman-temannya sambil menyanyikan sebuah nyanyian dengan merdu dan nyaring. Perlahan sosok wanita tersebut memudar lalu menghilang dengan sendirinya. Sekar, Cakra & Anang merasa sangat lega karena wanita tersebut telah pergi. Cakra perlahan berkedip lalu menolehkan pandangannya ke arah Sekar dan Anang.

CAKRA

Sekar? Anang? kalian tidak apa-apa kan?

Karena Cakra sudah mulai menolehkan pandangannya, lalu Sekar juga mencoba menolehkan pandangannya ke arah Cakra dengan perlahan, Lalu diikuti oleh Anang.

SEKAR

Iya aku tidak apa-apa.

Mereka merasa senang karena telah keluar dari lingkaran setan tersebut. Tetapi, tubuh Lana yang semula diam, tiba-tiba berdiri lalu dia menari dengan ekspresi datar menuju ke arah barat. Sekar yang mengetahui pergerakan Lana tersebut langsung panik dan mencegah Lana untuk pergi.

SEKAR

Cakra, itu lana mau kemana?

CAKRA

Lan? Lana?

Lana terdiam tanpa menjawab panggilan dari Cakra. Lalu anang berdiri didepan Lana dan memegang pundaknya agar Lana berhenti menari dan beranjak pergi.

ANANG

Lan? Sadar Lan, kamu mau pergi kemana?

Tanpa menghiraukan Lana terus menari dan tetap berjalan menuju ke arah barat. Cakra dan Sekar ikut mencegahnya dengan menggandeng tangannya. Saat mencegah Lana, Anang menyadari bahwa Akbar juga mulai berdiri dari posisinya sebelumnya.

ANANG

Sekar, Cakra! Akbar juga kenapa begini?

Saat memalingkan pandangannya Sekar dan Cakra melihat Akbar juga menari, tariannya sangat berbeda dengan Lana, Akbar menari dengan gestur yang genit dan juga centil, Akbar menari sambil bergerak kearah timur. Saat mengetahui Akbar mulai bertingkah aneh, Lana berhenti bergerak dan diam ditempat. Lalu mereka bertiga berusaha mencegah Akbar yang ingin pergi dari situ.

CAKRA

Bar? woy Bar? jangan pergi! tetap disini aja sama kita.

SEKAR

Iya bar sadar! jangan pergi dari sini, sadar Bar sadar!

Karena Akbar tidak bisa diam, tiba-tiba Anang menghampirinya dan langsung memukul Akbar.

ANANG

Diam saja disini!

SEKAR

Apa yang kamu lakukan Nang?

CAKRA

Kamu sudah gila ya Nang?

Akbar sedang tidak sadarkan diri Saat Sekar, Cakra dan Anang memalingkan pandangan dari Lana karena pertikaian tersebut, Tubuh Lana tiba-tiba hilang dari tempat semula.

SEKAR

Teman-teman, kemana perginya Lana? ada yang lihat tidak?

ANANG

Perasaan tadi pas aku tinggal, Lana masih diam disitu!

CAKRA

Aku juga tidak tahu, tadi dia cuma jalan pelan tapi sekarang sudah tidak kelihatan. Aku juga tidak mendengar suara langkah kakinya.

Mereka bertiga panik karena Lana yang tiba-tiba menghilang begitu saja. Saat mereka panik mencari Lana, Akbar juga menghilang tanpa meninggalkan suatu jejak apapun.

ANANG

Sekarang Akbar yang hilang!

CAKRA

Asataga! sekarang kemana perginya Akbar? aku sudah pusing dengan semua ini! Lebih baik kita kembali ke Desa dan meminta pertolong warga!

Sekar yang masih merasa harus mencari Bayu, tetap bersi keras mencari Bayu.

SEKAR

Tapi kita belum menemukan Bayu. Aku khawatir kalau Bayu kenapa-kenapa!

CAKRA

Apa kamu bilang? kamu masih ingin mencari Bayu? Kamu tidak lihat kondisi kita sekarang seperti apa?

Cakra yang marah karena mengetahui bahwa Sekar masih ingin mencari Bayu akhirnya dia membentak Sekar.

SEKAR

Tapi kan perempuan itu sudah tidak ada, ayo kita cari Bayu dan yang lainnya juga sebelum kenapa-kenapa!

ANANG

Sudahlah Kar, ini sudah diluar kendali kita. Kita juga tidak tahu harus berbuat apa? mencari mereka pun mustahil kita mau cari mereka dimana?

SEKAR

Tapi kalau kita kembali ke Desa, takutnya kita akan terlambat mencari mereka?

CAKRA

Bayu, Bayu, Bayu terus! dari tadi kamu cuma khawatir sama Bayu! emang kenapa sih Bayu? kenapa? kamu ada apa dengan dia? kamu suka? kamu tau tidak ini semua gara-gara kita mencari Bayu! Gara-gara Bayu kita semua jadi terperangkap seperti ini! coba dong Kar kamu tuh mikir dengan otak!

Karena Sekar terpancing oleh emosi, Sekarpun meluapkan emosinya kepada Carka.

SEKAR

Emangnya apa salahnya kalau aku mencari Bayu? emang salah kalau aku suka sama Bayu? kamu tidak tahu perasaanku yang selama ini suka sama seseorang, yang seseorang itu suka sama sahabatnya sendiri? Kamu pernah tidak merasakan hal seperti itu? aku cuma tidak mau sesorang yang aku suka selama ini menghilang begitu saja!

Sekar menangis karena telah mengakui perasaannya yang selama ini Sekar menyimpan rasa terhadap Bayu.

CAKRA

Emang apa sih istimewanya dia? emang apa sih yang bikin kamu suka sama dia? Kamu bilang aku tidak tau rasanya suka sama seseorang, tetapi sesorang itu suka sama orang lain? coba kamu pikir kar! Pikir! kamu tidak tahu bahwa aku juga selama ini suka sama kamu? apa aku juga tidak cemburu kalau kamu lebih perhatian sama Bayu? aku ngerasain itu semua Kar! aku merasakan dadaku terbakar saat kamu memilih Bayu dari pada aku!

ANANG

Sudah cukup kalian berdua! kalau masalah seperti ini dilibatkan dengan perasaan pribadi tidak bakal ketemu solusinya, lebih cepat kita kembali ke desa lebih cepat masalah ini selesai.

Sekar hanya terdiam!

ANANG

Ayo sekarang kita kembali!

Anang dan Cakra mulai melangkah untuk kembali ke Desa. Tetapi Sekar hanya terdiam ditempat.

SEKAR

Baiklah kalau kalian ingin kembali ke Desa, aku akan melanjutkan mencari Bayu sendirian tanpa kalian!

Sekar melangkah dan meninggalkan Cakra dan Bayu untuk menyusuri hutan sendirian dengan penuh emosi marah. Tetapi saat berjalan sebentar, Cakra memukul kepala Sekar hingga tak sadarkan diri. Suara Perdebatan mereka terderang kurang jelas pada pendengaran Sekar.

ANANG

Cak? kamu sadar gak sih? apa yang sudah kamu lakukan.

CAKRA

Sudah kita buat Sekar sementara seperti ini biar dia tidak nekat untuk mencari Bayu.

Karena merasa takut dan juga panik akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke desa dan meminta pertolongan warga. saat ditengah perjalanan mereka melihat Dinda juga sedang menari menuju kearah selatan. Berbeda dengan yang lainnya, Dinda menari dengan mengekspresikan kesedihan baik dari raut mukanya maupun gestur gerakannya. Sekar,Cakra dan Anang mencoba mengejarnya.

ANANG

Sebentar cak, coba lihat kearah sana! bukankah itu Dinda?

CAKRA

Sudah kita biarkan saja, memang mereka sudah tidak beres lagi. Lebih baik kita segara pergi dari hutan ini!

Tetapi, saat Dinda sepintas tertutup pohon tiba-tiba Dindapun menghilang. Karena semakin panik dan ketakutan Sekar, Cakra dan Anang langsung bergegas kedesa untuk meminta pertolongan dan mengabari teman-temannya yang sedang berada dirumah Hanum.

ANANG

Dinda menghilang Cak!

CAKRA

Sudah ku bilang mereka semua sudah terbawa oleh makhluk halus, lebih baik kita tidak mengejarnya dahulu! 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar