Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Suasana sangat hening setelah Lana berpaling dari pandang wanita yang berada ditengah lapangan, Sekar dan temantemannya hanya terdiam dan tetap memandangi wanita yang sedang mandi tersebut. Wanita tersebut masih membasuhi tubuhnya sambil bersenandung, tubuh Lana masih saja terdiam terpaku tanpa memperlihatkan emosional apapun. Tetapi, tubuh Lana semakin memucat.
CAKRA
Kar? kamu tidak kenapa-kenapa kan? Tahan aja sebentar lagi pasti akan berakhir. Ditahan saja!
SEKAR
Iya Kra, kalau aku masih sanggup. Tetapi, bagaimana dengan teman-teman yang lain?
ANANG
Tetap fokus saja, aku juga merasakan hal yang tidak enak setelah melihat Lana berpaling dari wanita itu.
Sekar hanya bisa menganggukan kepalanya sambil menahan tangis. Wanita tersebut tiba-tiba kembali menari lagi. Sekar dan teman-temannya kebingungan kenapa wanita tersebut tiba-tiba menari lagi.
CAKRA
Pokoknya jangan mempalingkan pandangan kalian sedikitpun!
Seketika, Akbar mengatakan sesuatu yang mengejutkan. Sekar sudah merasakan bahwa Akbar sepertinya yang akan menjadi korban selanjutnya.
SEKAR
Bar? kamu masih lihatkan?
Sekar bertanya kepada Akbar dengan nada penuh dengan kecemasan.
AKBAR
Teman-teman jangan katakan kalau wanita itu masih ada! Kar katakan padaku kalau kamu juga sudah tidak melihat wanita itu kan?
Sekar dan yang lainnya hanya bisa terdiam sambil menahan rasa takut. Akbar terus mengedipkan matanya sambil mengucek - ucek matanya. Akbar mulai kebingungan karena hanya dia saja yang tidak melihat wanita tersebut.
AKBAR
Cakra gimana ini? tolong aku! padahal aku terus memandangnya, aku cuma berkedip sedikit tadi.
CAKRA
Aku juga tidak tahu Bar, aku juga tidak tahu, jika cuman berkedip sebentar saja efeknya akan seperti ini.
Cakra hanya bisa menjawab seadanya dan menahan tangisannya sembari sedikit menggelengkan kepalanya. Akbar sudah mulai frustasi dan akhirnya dia memutuskan untuk bergerak dari tempatnya dan memalingkan total pandagannyaa dari waanita tersebut.
AKBAR
Nang? gimana ini nang? tolong aku! kita sahabat kan nang? nang tolong!
ANANG
Aku juga tidak tahu bar! aku juga bingung dengan kondisi kita sekarang ini. Anang juga sedih dan sudah tidak tahu harus berbuat apa.
Tiba-tiba Akbar yang semula merengek menjadi diam seketika dengan ekspresi datar dan memandang wanita yang berada ditengah lapangan tersebut. Wanita yang berada ditengah lapangan berhenti menari. Sekar menyadari bahwa yang terjadi pada Akbar sama seperti yang terjadi dengan Lana.
SEKAR
Bar? Bar? jawab Bar?
Akbar tidak menjawabnya dia hanya bengong dan dia mengambil posisi jongkok disamping Sekar tanpa ekspresi sama sekali.
SEKAR
Bar kamu kenapa? Jawab dong!
Sekar mulai sedih karena Akbar hanya terdiam tidak menyahut sama sekali. Anang juga sudah mulai kesal karena persitiwa ini menimpanya dengan teman-temannya.
ANANG
Sialan! kenapa sih harus seperti ini ceritanya? Kenapa hal misitis seperti ini bisa terjadi?
CAKRA
Kita lanjutkan saja ini sampai selesai! kita hanya bisa pasrah tanpa berbuat apapun. Kalian mau nasib kalian seperti yang terjadi dengan Lana dan Akbar? sudahlah ikuti saja apa yang aku bilang!
Perdebatana mulai terjadai antara Anang dengan Cakra.
ANANG
Ini pasti semua gara-gara Bayu, garagara dia kita jadi seperti ini. Aku yakin dia pasti berbuat sesuatu yang tidak benar, sehingga membuat dia tiba-tiba menghilang entah kemana!
SEKAR
Sudah jangan kita salahkan Bayu. Bayu mungkin tidak tahu apa-apa mengenai persitiwa ini. Dan mungkin Bayu tidak ada sangkut pautnya dengan ini.
CAKRA
Kar! kamu selalu saja membela Bayu, benar kata Anang ini semua gara-gara Bayu. Kita sampai disini gara-gara Bayu!.
Sekar hanya terdiam dan bersedih karena situasi yang mulai kacau dan memanas antara Sekar dan teman-temannya yang lain. Sementara wanita yang berada ditengah lapangan tetap membasahi tubuhnya dengan tenang.