Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ADARUSA
Suka
Favorit
Bagikan
25. Scene #25

Anjani sedang dimandikan dan diberi petuah oleh seorang wanita yang dianggap tetua didesa itu. Anjani duduk bersimpuh dengan kedua telapak tangannya dilekatkan didadanya. Anjani diguyur dengan perlahan, air tersebut isinya adalah air kembang.

SUKMA

Koe wani sumpah bakal manut lan bakal bekti karo bojomu sesok?

(Kamu berani sumpah akan patuh dan akan berbakti terhadap pasanganmu besok?)

ANJANI

Kulo wani sumpah bakal manut kalihan bekti marang pasangan kulo.

(Saya berani sumpah akan patuh dan berbakti terhadap pasangan saya.)

SUKMA

Nah ngono apik cah ayu, pancen sejatine cah wedok kui kudu koyo ngono kui!

(Nah begitu bagus anak cantik, memang sejatinya perempuan itu harus seperti itu!)

Anjani menjawab pertanyaan dari Sukma dengan nada yang lirih serta raut wajah yang sedih.

SUKMA

Kenapa ndok kok sedih? ono opo? bebrayan kok sedih? ono opo teko crito ning aku!

(Kenapa nak kok sedih? ada apa? menikah kok sedih? ada apa cerita aja sini sama saya!)

ANJANI

Mboten kenopo-kenopo kok bu, mung niki sek mboten penak awake mawon.

(Tidak kenapa-kenapa kok bu, cuma ini sedang tidak enak badan saja.)

SUKMA

Oalah yowes nk ngono, tak kiro ono opoopo. Bar acara iki rampung koe langsung istirahat wae, maneman awakmu mengko.

(Oalah yaudah kalo begitu, tak kira ada apa-apa. Setelah acara ini selesai kamu langsung istirahat saja, sayang badanmu nanti.)

ANJANI

Nggih bu.

(Ya bu.)

Acara siraman Anjani pun tetap berlanjut. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar