Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Anjani sedang dimandikan dan diberi petuah oleh seorang wanita yang dianggap tetua didesa itu. Anjani duduk bersimpuh dengan kedua telapak tangannya dilekatkan didadanya. Anjani diguyur dengan perlahan, air tersebut isinya adalah air kembang.
SUKMA
Koe wani sumpah bakal manut lan bakal bekti karo bojomu sesok?
(Kamu berani sumpah akan patuh dan akan berbakti terhadap pasanganmu besok?)
ANJANI
Kulo wani sumpah bakal manut kalihan bekti marang pasangan kulo.
(Saya berani sumpah akan patuh dan berbakti terhadap pasangan saya.)
SUKMA
Nah ngono apik cah ayu, pancen sejatine cah wedok kui kudu koyo ngono kui!
(Nah begitu bagus anak cantik, memang sejatinya perempuan itu harus seperti itu!)
Anjani menjawab pertanyaan dari Sukma dengan nada yang lirih serta raut wajah yang sedih.
SUKMA
Kenapa ndok kok sedih? ono opo? bebrayan kok sedih? ono opo teko crito ning aku!
(Kenapa nak kok sedih? ada apa? menikah kok sedih? ada apa cerita aja sini sama saya!)
ANJANI
Mboten kenopo-kenopo kok bu, mung niki sek mboten penak awake mawon.
(Tidak kenapa-kenapa kok bu, cuma ini sedang tidak enak badan saja.)
SUKMA
Oalah yowes nk ngono, tak kiro ono opoopo. Bar acara iki rampung koe langsung istirahat wae, maneman awakmu mengko.
(Oalah yaudah kalo begitu, tak kira ada apa-apa. Setelah acara ini selesai kamu langsung istirahat saja, sayang badanmu nanti.)
ANJANI
Nggih bu.
(Ya bu.)
Acara siraman Anjani pun tetap berlanjut.