Cuplikan Chapter ini
Pemuda itu sudah tak sabar lagi Setiap malam ketenangannya dirampas oleh bayang gadis yang dicintainya Ingin mengungkapkan rasa namun hati masih ragu takut sang primadona menolak tanpa jiwa Diam dan pasrah seolah bukan pilihan lantaran hatinya selalu dikuliti badik jikalau sadar perasaannya masih tergantung pada awan yang gelap Gelisah karena saingannya berubah penampilan Hari-harinya pun semakin digeluti perasaan khawatir dan rasa sakit yang membuat batinnya seolah dilempar batu besar