Cuplikan Chapter ini
Di atas bantal, permadani bermotif indah digelar. Sebuah home teater yang pasti membuat Dany penggila film mau berlama-lama di sana."Gue di sini," kata Dany sambil menunjukkan cengirannya pada Alvaro. "Lo berdua, boleh berdua terserah."Kakak macam apa Dany? Anggi berseru, memprotes.Namun Dany sudah sibuk duduk dan mencari-cari film yang mau ia tonton. Alvaro menahan tawa gelinya. Ternyata Dany tidak seseram