Cuplikan Chapter ini
Tunggu. Ini sama sekali bukan rumah maupun kamar Alvaro.Mengucek matanya, Alvaro melihat jam di dinding di depannya. Pukul 7 pagi. Ah telat salat, batinnya kesal.Diomelin Matt, nih. Ia mengeluh malas. Benaknya mengingat kejadian tadi malam. Begitu koneksi lambat di pagi harinya tersambung, Alvaro nyaris mengumpat."Gue inget, gue nangis kayak babon di depan Anggi," Alvaro mengacak-acak rambutnya yang memang telah berantakan.