Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tania!
Suka
Favorit
Bagikan
15. Babak #15

102. Ext/Int. Kamar Tania - Malam

Siti benar-benar bukan tandingan bagi seorang laki-laki kekar seperti Hendra. Ia sama sekali tidak dapat memberi perlawanan yang berarti saat sosok yang ia lihat sebagai Omah, memukulnya sampai pingsan.

Kemudian ia menyeret Tania keluar.

Cut to :

103. Int/Ext. Ruang tengah - Sumur - Malam

Sampai mereka mendekati sumur, Hendra melepaskannya. Tania segera berlari ke arah Linda yang segera memeluknya. 

Gerimis berdiri di dekat sumur sambil sedang melakukan sesuatu pada tali timbanya.

Tania

(Berteriak)

Kalian ini maunya apa, sih?

Gerimis

Sudah kamu diam saja, supaya semua ini cepet selesai dan kamu bisa kembali tidur.

Gerimis menyerahkan tali timba tersebut. kepada Hendra.

Hendra seperti sedang membuat simpul.

Tania

(Berbisik kepada Linda)

Tante ada apa ini? Mereka ini mau apa sebenarnya?

Linda memegang kedua pipi Tania dengan lembut. 

Linda

Tenang saja sayang. Mereka berdua ini hanya orang bodoh. Kamu gak akan diapa-apa ini kok.

Tania

Iya, tapi mereka itu mau apa, Tante?

Linda

(Memandang ke arah Gerimis dan Hendra) 

Sejujurnya Tante juga gak ngerti mereka mau lakuin apa, Sayang. Tapi yang jelas mereka gak akan bisa nyakitin kamu.

Tania terdiam melihat apa yang sedang Gerimis dan Hendra kerjakan. Anak itu sedang menginstruksikan si lelaki kekar untuk melakukan sesuatu dengan gulungan tali tersebut. Setelah beberapa menit mengamati barulah Tania paham apa yang sedang dikerjakan oleh kedua orang jahat tersebut. 

Tania

(Kepada Hendra)

Hei, ada info terbaru. Aku baru tahu bahwa Papahku ternyata bukan seorang koruptor.

Hendra langsung berhenti sejenak setelah mendengar ucapan barusan. 

Tania

Papahku itu koruptor.

Hendra mengangkat kedua alisnya dan mengernyitkan mata kepada Tania, sepertinya ia tidak yakin pada apa yang telah terucap tadi. Begitu juga Gerimis dan Tante Linda, mereka juga terlihat tidak yakin atas apa yang sudah Tania ucapkan barusan.

Hendra

(Kepada Gerimis)

Kamu benar. Anak ini suka berbohong.

Tania

(Berteriak)

Aku gak bohong! Ini serius!

Linda

(Menyela)

Tania.

Tania tidak boleh bicara begitu tentang Ayah Tania sendiri. Fitnah itu tidak baik, Sayang. 

Linda meletakkan telapak tangannya yang dingin pada bibir Tania saat masih ingin melanjutkan cerita. Linda menggelengkan kepalanya dan menatap Tania dengan tatapan yang kecewa.

Gerimis mengamati Tania dengan licik. Kemudian dengan tegas kembali mengisyaratkan Hendra untuk mengukur kembali tali timba tersebut. 

Gerimis

(Kepada Tania)

Kamu tenang saja sekarang. Sebentar lagi kita akan menjadi saudara.

Tania

Apa maksudnya?

Gerimis

Ah sudahlah kamu gak usah pikirin.

Wajah Gerimis pun terlihat lebih riang dari biasanya, seperti sedang menunggu sesuatu yang telah lama ia idam-idamkan. 

Gerimis

Rumah kamu yang di Jakarta sana gimana sih? Sekolah kamu bagaimana?

Tania menatap Gerimis aneh

Tania

Mau apa kamu ingin tahu?

Gerimis

Aku ingin tahu saja bagaimana hidupku nanti sehabis ini. Kan sudah kubilang, kita akan menjadi saudara. Bahkan mungkin akan jauh lebih dekat dari hanya sekedar saudara.

Tania

Jadi semuanya bohong ya! Semua yang sudah kamu ceritakan. Tentang kalian bertiga semua bohong, ‘kan? Kamu hanya bikin cerita supaya aku merasa bahwa Hendra lah yang jahat, padahal kamu adalah dalang dari semua ini. Kamu lah yang sebenarnya tukang bohong.

Gerimis tertawa ngakak setelah mendengar amarah Tania tersebut, kemudian berhenti dengan tiba-tiba, menatap dengan jahat.

Gerimis

Kamu benar. Mungkin karena itulah. Aku dan kamu ditakdirkan untuk bertemu. Kamu adalah Elliesku yang baru.

Tanpa Tania sadari, Linda sudah berada di sebelah Hendra, berdiri di sebelah sumur. Lalu dikenakannya simpul tali timba tersebut di lehernya.

Tania hanya memandang Tania dengan tatapan sedih yang disusul dengan sebuah tangisan.

Gerimis

Sudah. Jangan cengeng! 

Justru kamu ini harusnya senang. Sebentar lagi kehidupan kita tidak akan membosankan begini.

Linda memandang Gerimis sebentar. Sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu pada anak perempuan itu.

Tania

(Berteriak)

Tante! Mau apa sih!

 Linda

Tenang Sayang. Tante kan sudah berjanji, kalau Tante gak akan biarkan Tania disakitin. Mereka gak akan bisa nyakitin Tania kok. Tania bisa pegang terus janji Tante ini.

Terdiam sejenak. Linda memandangi Hendra dan Gerimis satu per satu.

Linda

(Kepada Tania)

Sudah sayang. Kamu tenang saja.

Tampaknya,Linda sudah benar-benar mempersiapkan diri untuk ini. 

Linda

Selamat tinggal ya, sayang.

Gerimis

(Menyela)

Bukan selamat tinggal. Tapi sampai jumpa lagi.

Beberapa detik kemudian, Gerimis menyampaikan sebuah isyarat pada Hendra. Tania menggelengkan kepala berkali-kali.

Dengan dingin oleh Hendra, didorongnya tubuh Linda ke dalam sumur.

Tania segera berteriak histeris sekeras-kerasnya, berlari melihat Linda yang terjun terjatuh. Kemudian tak lama, tubuhnya berubah menjadi tubuh seorang wanita tua.

Sedangkan Gerimis bertepuk-tangan dengan penuh sukacita. 

Fade out

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar