Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tania!
Suka
Favorit
Bagikan
8. Babak #8

73. Ext. Tepi danau - depan rumah tania - sore

Randi sedang memancing ditemani oleh Linda yang sedang duduk pada kursi lipat di sebelahnya. 

Tania sudah melihat keduanya dari jauh, dan kini ia telah berada di dekat mereka.

Randi

Hei Tania! Dari mana saja? Kita sudah nungguin Tania dari tadi loh.

Tania tidak menjawabnya. Ia memperhatikan Linda yang terus saja fokus memandangi Randi.

Randi

Omah sudah nungguin Tania dari tadi di sini.

Randi sejenak menghitung jumlah ikan yang berhasil dipancing.

Randi 

Tania temenin Omah di sini ya. Mas ambil plastik dulu, biar Omah bisa bawa pulang beberapa ikan ini.

Randi berlari masuk rumah.

Ekspresi Linda sudah benar-benar berubah. Tampak sangat ceria.

Tania

Tante?

Linda

Ya, sayang. Kakak Tania ganteng banget ya. Baik lagi. Seneng deh main sama dia.

Tania

Kenapa Mas barusan bilang kalau Tante itu Omah?

Linda tertawa kecil, lalu menyentuh pundak Tania.

Linda

Masa kamu belum tahu sih. Orang lain itu gak ada yang bisa lihat Tante. Mereka hanya bisa lihat Omah. Hanya Tania sayang yang bisa lihat kita.

Tania terkejut. Ternyata segala yang diceritakan oleh Gerimis barusan, benar adanya.

Tania

Berarti benar kalau nama Tante itu sebenarnya Linda?

Mimik muka Linda langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Senyum manis segera berganti dengan ekspresi panik. Untuk beberapa detik ia menggigit kukunya, kakinya gemetar dan menggaruk kedua sikunya.

Linda

Kamu tahu dari mana?

Tania hanya terdiam.

Linda

Ini bahaya! Dia nanti bakalan marah lagi.

Tania tetap saja diam membeku saat Linda berlari meninggalkannya.

Setelah Linda hilang dari pandangan, Randi tiba dengan membawa sebuah keranjang belanja pasar.

Randi

(Bingung)

Omah kemana?

Tania

Mas tadi itu siapa?

Randi

Tania sedang becanda, ya?

Randi mengambil dua ekor ikan hasil pancingannya ke dalam keranjang.

Randi

Omah itu ternyata lucu ya. Tadi dia tuh nyanyi saja terus. Terus kelihatannya, Omah itu berjiwa muda banget. Gak kayak nenek-nenek sama sekali.

Tania sedikit menggelengkan kepalanya.

Randi

Oh ya. Dari tadi Omah tuh di sini. Berarti Tania dari mana saja? Taniabtahu kan gak boleh jalan-jalan sendiri?

Kali ini Tanialah yang mulai terdesak oleh pertanyaan dari Randi.

Tania

Aku gak sendiri kok. Tadi aku sama teman.

Randi menatap Tania dalam dan lama.

Randi

Tania tahu kan, kalau berbohong itu gak boleh. Di sini tuh gak ada siapa-siapa selain keluarga kita dan Omah.

Tania

(Menundukkan kepala)

Aku ini punya teman khayalan Mas.

Randi menyentuh dagu Tania lembut untuk mengangkat wajahnya. 

Randi

Tania pasti kangen banget ya sama teman-teman di Jakarta.

Randi terdiam sejenak seperti sedang berpikir. 

Randi

Tania pasti stress di sini. Seharusnya Tania gak perlu mengalami semua ini.

Dengan gerakan pelan, Tania menganggukkan kepala.

Randi

Sekarang, Tania ke dalam rumah gih. Cuci tangan sama kaki. Nanti Mas pasti bicara sama Mamah tentang hal ini. Kasihan Tania kalau harus terus-terusan begini.

Randi lalu berdiri sambil membawa kantong kresek yang berisi ikan.

Randi

Mas harus ke rumah Omah dulu. Ikan-ikan ini kan buat dia.

Tania

Aku ikut boleh ya, Mas?

Randi

Gak usah Tania. Di rumah saja ya. Tania kecapekan kayaknya.

Tania

Mas Randi. Omah bilang gak kenapa wajahnya bisa memar?

Randi

(Nada simpatik)

Tadi dia cerita. Dia jatuh dari tempat tidurnya semalam. Kasihan juga ya. Sudah umur segitu tapi gak punya siapa-siapa. Tapi gak usah khawatir, sudah langsung dikompress kok.

Cut to:

74. Int. Ruang tengah - meja makan - siang

Randi berdiskusi dengan Mamah soal 'teman khayalan' Tania. Mamah menelepon papah, dan mempersilakan Randi yang berbicara.

Cut to:

75. Ext/Int. Kamar Tania - Malam

Randi masuk kamar Tania sambil membentak-bentak papah lewat sambungan telepon. Tania dan Siti kaget oleh kedatangannya. Randi memberikan telepon genggam tersebut kepada Tania.

Randi

Tania. Biar Tania yang bilang sendiri sama Papah. Ceritain teman khayalan Tania.

Tania menolaknya, kemudian menangis dipelukkan Siti.

Randi keluar kamar sambil melanjutkan bentakannya. Tapi kemudian tak lama, terdengar Mamah yang memaki Randi di ruang tengah. 

Cut to:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar