Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUANG MAKAN — DAY
Arsya masih terkejut karena jiwanya masih di raga Renji. Kejadian aneh yang tak pernah ia bayangkan. Ia terbangun dengan posisi tubuh terlentang di lantai. Ia pun keluar dari kamar Renji, mencari Kartini. Namun, ia tak menemukan seorang pun. Ia menemukan nasi dan berbagai lauk di balik tudung saji di meja makan. Tiba-tiba Agam berteriak dari balik pintu.
AGAM
Arsya berdecak lalu berjalan ke pintu dan membukanya.
AGAM
Arsya menggeleng. Ia sejak malam tak memikirkan apa-apa, bahkan ponsel Renji sekali pun.
AGAM
ARSYA
Agam mengendus-ngendus lalu menutup hidungnya.
AGAM
Arsya mengendus bau di sisi kanan dan sisi kiri tubuh Renji.
AGAM
Agam duduk di kursi di teras rumah Renji lalu memainkan kedua jempolnya di layar ponsel untuk menunggu Arsya. Arsya bernapas lega karena artinya ia bisa bertemu dengan raganya. Ia menduga mungkin jiwanya bertukar dengan jiwa Renji.
INT. KOLAM RENANG UPI — DAY
Sesampainya di kolam renang, ternyata Agam dan Arsya yang lebih dulu sampai. Suasana di sana kali ini sangat sepi dengan cuaca sedikit mendung.
AGAM
Arsya tak menyahut. Ia termenung di bangku seraya menatap kolam renang yang tenang. Dia membiarkan Agam yang sudah menyimpan barang-barang di loker dan masuk ke kamar mandi. Selang 10 menit, Pelatih Huya masuk ke kawasan kolam renang dan menghampiri Arsya.
PELATIH HUYA
Arsya memegang kepalanya dan menggeleng. Ia masih tidak terima apa yang terjadi kepada dirinya.
PELATIH HUYA
Arsya mengangguk, berbohong.
PELATIH HUYA
Arsya tidak semangat berlatih. Ia tidak sudi menjadi Renji. Di saat yang bersamaan, Pelatih Jim datang bersama Renji dan Wak Anda. Pelatih Jim menyuruh Renji dan Wak Anda untuk segera bersiap, tetapi Renji membiarkan Wak Anda ke kamar mandi duluan. Pelatih Jim dan Pelatih Huya langsung berbincang. Setelah itu, Renji menghampiri Arsya atau tubuhnya.
RENJI
ARSYA
Mereka saling bertatapan tajam.
RENJI
Arsya melotot lalu memegang pundaknya yang dipakai jiwa Renji. Ia melihat kondisi tubuhnya dari atas ke bawah.
ARSYA
Kali ini Renji tersentak.
RENJI
Keduanya saling bereaksi dengan tatapan bingung dan tak percaya.
RENJI
ARSYA
RENJI
ARSYA
Arsya di tubuh Renji maupun Renji di tubuh Arsya saling mengepalkan tangan. Perasaan marah terlihat dari raut wajah keduanya. Tiba-tiba Pelatih Jim meniup peluit dari dekat loker.
PELATIH JIM
PELATIH HUYA
Renji menatap jengkel Arsya lalu menghampiri Pelatih Jim.
RENJI
Mendengar itu, Arsya melotot. Ia memandang Renji yang tersenyum mengejek ke arahnya sambil berjalan meninggalkan kolam renang.
PELATIH JIM
Pelatih Huya menghampiri Arsya lagi. Arsya kembali duduk.
PELATIH HUYA
PELATIH JIM
PELATIH JIM
Reaksi Agam dan Wak Anda kesal. Mereka pun segera menghampiri loker dan mengambil baju ganti.
INT. RUANG TAMU RUMAH BU HUYA — DAY
Sebab bingung apa yang harus dilakukan, Arsya berniat mengundurkan diri. Walaupun saat ini ia menjadi Renji, ia tidak bisa hidup sebagai Renji, bahkan ikut kompetisi. Maka, ia meminta waktu untuk berbincang dengan pelatih Huya di rumahnya.
PELATIH HUYA
ARSYA
(Mengangguk) Terima kasih, Bu.
Arsya menyesap sedikit teh hangat dan meletakkan lagi gelas di meja.
PELATIH HUYA
ARSYA
Pelatih Huya melepas kaus kakinya lalu mengambil toples berisi kue kacang di lemari tepat di belakang sofa yang ia duduki. Tutup toples ia buka dan meletakkannya di meja. Arsya menatap sekilas kue tersebut, tidak berminat mencobanya.
ARSYA
PELATIH HUYA
Arsya melihat raut kecewa sekaligus marah Pelatih Huya. Ia sudah kenal watak Pelatih Huya saat ia menjadi pelatih renangnya dulu.
ARSYA
PELATIH HUYA
Arsya menundukkan kepala. Ia merasa salah bicara ketika Pelatih Huya marah kepadanya.
PELATIH HUYA
ARSYA
PELATIH HUYA
Arsya mengembuskan napas. Ia belum mau menjawab apa pun
PELATIH HUYA