Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Switch on 48 Days
Suka
Favorit
Bagikan
4. Latihah Renang

INT. KAMAR RAWAT — DAY

Kartini masuk ke kamar rawat lagi setelah ia izin ke Arsya untuk ke kamar mandi. Arsya masih tak menyangka akan bertemu Kartini secepat ini.

KARTINI

Gimana kehidupan di Jakarta?

ARSYA

Iya, sama aja, tetapi di sana … panas dan suka macet (tertawa kecil) lebih enak di sini, sih, adem.

Tanpa sengaja, Kartini menatap gelang di pergelangan tangan kanan Arsya. Ia sedikit terkejut lalu segera mengalihkan perhatiannya sebelum Arsya menyadari tatapannya.

ARSYA

Sekarang lo kuliah di mana?

KARTINI

(Menggelengkan kepala) Gue sekarang kerja.

ARSYA

(Mengangguk-anggukan kepala) Oh, oke.

KARTINI

Kenapa lo balik ke Bandung?

ARSYA

Gue ada kompetisi renang.

Kartini langsung teringat adiknya. Kemudian Kartini merasakan getaran di tas selempang milik Arsya yang sedari tadi ia pegang. Arsya juga menyadari itu langsung memberi kode agar Kartini memberikan tas itu kepadanya. Layar ponsel Arsya menampilkan nama 'Wak Anda' lalu ia menekan lambang berwarna hijau.

ARSYA

(Menempelkan ponsel di daun telinga kanan) Kenapa, Wak?

WAK ANDA

Lo di mana? Buruan balik! Pak Jim cari lo! 

ARSYA

(Melirik Kartini) Gue di rumah sakit.

WAK ANDA

(Menaikkan nada suara) Kok bisa? Kenapa lo?

ARSYA

Gue enggak sengaja jatuh terus luka (Meletakkan jari telunjuk di bibir ke Kartini)

WAK ANDA

Sekarang lo di rumah sakit mana? Gue ke sana (Menutup pintu kamar)

ARSYA

(Melirik Kartini) Enggak usah lo ke sini, gue bisa pulang sendiri.

WAK ANDA

Yakin lo?

ARSYA

Iya, cuma luka kecil. Enggak sampai bikin gue lumpuh kok.

Sambungan telepon diputus oleh Arsya. Kemudian ia bercermin menggunakan layar ponselnya yang gelap sembari menyentuh bagian kepalanya yang ditempel perban. Ia ingin sekali melepasnya.

KARTINI

(Menyentuh tangan Arsya) Jangan dilepas!

ARSYA

(Menurunkan tangannya) Enggak kok.

Tiba tiba Arsya turun dari ranjang.

ARSYA

Gue udah baikan kok. Gue harus balik ke penginapan.

KARTINI 

Tapi, harus tanya dokter dulu, Sya.

Arsya tak peduli, ia berjalan keluar ruangan. Kartini menghela napas lalu mengikutinya.

INT. KAMAR RENJI — DAY

Ponsel di atas nakas berdering, di sampingnya terlihat foto-foto keluarga Renji. Tangan meraba-raba ponsel dan mengambilnya. Renji berbaring menyamping, mengangkat telepon dengan mata masih tertutup. 

AGAM

Ji, di mana lo?

RENJI

(Menatap langit-langit kamar) Di kamar

AGAM

(Berdecak) Latihan renang woy! Tidur mulu lo!

Renji melirik jam dinding di kamarnya. Ia berdecak sebal.

RENJI

Masih lama, sejam lagi (Menguap)

AGAM

Awas, maneh mun telat! Kalau lo mau berangkat bareng, datang ke rumah gue!

Renji menutup sambungan telepon, mata perlahan terbuka. Ia bangkit sambil meregangkan badan, berdiri dan masuk ke kamar mandi.

INT. LORONG RUMAH SAKIT — DAY

Setelah membayar biaya administrasi rumah sakit, Arsya dan Kartika berjalan beriringan. Tidak ada lagi percakapan basa-basi. Sesampainya di luar rumah sakit, Arsya berniat dalam hati untuk menawarkan diri untuk mengantarkan Kartini sampai rumahnya. 

ARSYA 

Gue antar lo ke rumah, ya?

KARTIKA

Enggak usah, gue bisa pulang sendiri (mengembuskan napas) kalau lukanya masih sakit, jangan lupa istirahat!

Arsya menemaninya menyetop angkot. Kartika naik, Arsya memaku pandangannya ke angkot hingga angkot tidak terlihat.

ARSYA

(Menepuk dahi) Gue lupa minta nomor telepon dia.

INT. RUANG TAMU RUMAH RENJI — DAY

Pintu rumah dalam keadaan terbuka. Renji duduk, merapikan tasnya. Kartini masuk, menyapa Renji, lalu ikut duduk.

RENJI

(Melirik Kartini) Tumben jam segini udah pulang, Teh?

KARTINI

Bos Teteh mau pergi ke resepsi pernikahan sepupunya. Jadi, dipulangkan lebih awal.

Renji mengambil sepatu dan kaus kaki di rak sepatunya untuk dipasang di kedua kakinya. Dia menyadari bahwa Kartini masih duduk di sampingnya sambil memerhatikannya, seolah ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh kakaknya itu. Setelah selesai memakai sepatu dan kaus kaki, Renji menghadapkan tubuhnya ke Kartini.

RENJI

Teteh kenapa melamun?

Kartini meremas ujung kemejanyanya, ia ragu apakah harus memberitahu Renji tentang pertemuannya dengan Rasya.

KARTINI

(Mengembuskan napas) Teteh tadi enggak sengaja ketemu seseorang

Kartika menelan ludahnya, sebaiknya ia tidak mengatakan kepada adiknya. Ia pun beranjak berdiri.

RENJI

Ketemu siapa? (Mengangkat alisnya)

KARTINI

(Menggeleng cepat) Bukan siapa-siapa.

Renji berdiri dengan wajah datar tanpa senyum. Ia berpamitan sambil lalu, segera melangkah pergi dari rumah. 

INT. KOLAM RENANG UPI — DAY

Renji menumpang di motor yang dikendarai Agam. Butuh 30 menit untuk sampai di kampus itu. Mereka pun berhenti di parkiran yang tak jauh dari lokasi kolam renang. Suasana di kampus itu masih ramai walaupun waktu akan sampai di sore hari

AGAM

(Melepas helm) Tumben Bu Huya tiba-tiba mau latihan di sini (Menatap sekeliling) padahal dia dari dulu gengsi ajak kita latihan di sini

RENJI

(Turun dari jok motor lalu memperbaiki posisi tas) Sekali-kali kita coba latihan di tempat lain kali, bosen juga di sekolah atau di pantai terus

Mereka berjalan beriringan menuju gedung kolam renang.

AGAM

Jangan-jangan kita beneran lomba di sini nanti?

RENJI

(Mengedikkan bahu) Enggak tahu

Saat masuk ke kawasan kolam renang, mereka berjalan berlawanan arah dengan beberapa mahasiswa sehingga hampir bertubrukan. Salah satu di antara mereka memakai kemeja yang di belakangnya ada logo UPI, pertanda mereka adalah mahasiswa kampus itu.

AGAM

(Berhenti berjalan) Bu Huyanya mana?

Renji ikut berhenti berjalan saat mereka sudah berada di pinggir kolam renang. Mereka mengedarkan pandangan dan menemukan pelatih mereka yang sedang berbicara dengan seorang pria di dekat bangku kosong. Agam dan Renji pun berjalan lagi untuk menghampiri.

AGAM

(Berdiri di samping Pelatih Huya) Assalamualaikum, Bu 

PELATIH HUYA

Waalaikumsalam (Tersenyum)

Agam menyalami Pelatih Huya, diikuti oleh Renji. Mereka juga menyalami pria yang mengobrol dengan Pelatih Huya.

PELATIH HUYA

(Menepuk pundak Agam dan renji) Ini anak didik saya Pak Jim. Agam dan Renji.

PELATIH JIM

(Mengangguk) Saya Jim, guru olahraga sekaligus pelatih kompetisi renang perwakilan SMA Bina Anibu dari Jakarta

Renji dan Agam hanya mengangguk dan tersenyum kikuk. Kemudian Pelatih Jim pamit untuk ke kamar mandi.

RENJI

(Menatap sekeliling kolam renang) Kenapa kita tiba-tiba latihan di sini, Bu?

PELATIH HUYA

Hari ini kita latihan sama-sama dengan sekolah lain. Enggak keberatan, 'kan? (Menatap Renji dan Agam secara bergantian)

Renji dan Agam saling melirik lalu mengangguk secara bersama-sama.

PELATIH HUYA

Sekarang simpan dulu tas kalian dan pakai peralatan renangnya!

Perintah pelatih mereka membuat Agam dan Renji bergerak ke sebuah loker di bagian kiri kolam renang. Mereka pun memakai menyimpan tas mereka lalu mengeluarkan baju dan peralatan renang. Kemudian mereka berjalan ke arah kamar mandi.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar