Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Switch on 48 Days
Suka
Favorit
Bagikan
9. Susah Tidur

INT. RUMAH RENJI — NIGHT

Arsya di dalam tubuh Renji bergerak gusar di kasurnya. Berguling ke sana ke mari. Suara musik piano sudah ia dengarkan, minum susu, dan makan bawang mentah yang direkomendasikan Agam setelah ia meneleponnya tetap saja tidak membuat ia tidur.

ARSYA

Hah hah

Arsya di dalam tubuh Renji menghembuskan nafasnya ke kedua telapak tangannya yang menutupi sebagian wajahnya, hidung dan mulut. Lalu ia mencium bau napas dari mulutnya itu.

ARSYA (CONT'D)

Bau bawang, anjir. Salah gue ikutin saran Agam

Suara decitan pintu kamar terbuka terdengar. Arsya melirik ke arah pintu yang terbuka.

KARTINI

Belum tidur?

Kepala Kartini muncul di celah pintu yang cukup hanya untuk kepalanya, celah itu menghimpit kepalanya.

ARSYA

(Mengatur nafas) Huh... Kirain siapa, belum, Kak. Kenapa emang?

KARTINI

(Tertawa) bantu Teteh sini

ARSYA

Udah malemmmmm, waktunya tidur, Kak, besok lagi (Arsya menutup wajahnya dengan menggunakan selimut)

KARTINI

Dih, tapi kamu nggak tidur dari tadi. (Menghembuskan napas kesal, menutup pintu sampai menciptakan suara yang keras)

ARSYA

Minta bantuan apa? (Bahunya bergidik setelah mendengar suara pintu, bangun dari tidurnya)

Pintu terbuka perlahan. Kepala Kartini dihimpit kembali oleh pintu.

KARTINI

(Tersenyum) Hehe, lampu kamar tidur Teteh mati, tolong gantiin.

ARSYA

Besok aja, Kak, kan tidur enaknya lampu dimatiin.

KARTINI

Hah? (Alisnya berkerung)

ARSYA

Hah? (Menaikin satu alisnya)

KARTINI

Aneh banget kamu. (Sedikit memajukan bibirnya)

Kartini melebarkan pintu dan bersandar pada kusen pintu sambil menunggu Arsya yang bangkit dari tidurnya. Arsya berjalan mencapai ambang pintu dan berada di dekat Kartini. Kartini berjalan terlebih dahulu ke arah kamarnya disusul Arsya di belakangnya.

KARTINI (CONT'D)

Kamu nih... Pura-pura amnesia atau gimana sih... Kan Teteh gak suka tidur lampunya mati.

Arsya memberhentikan langkahnya. Matanya menatap punggung Kartini yang memasuki kamarnya.

KARTINI

(Kepalanya muncul dari pintu kamarnya yang terbuka) Ngapain diem aja disitu? Cepet gantiin. 

ARSYA

Padahal lebih sehat lampu dimatiin pas tidur. Renji bilang gitu supaya teteh nyobain tidur lampunya dimatiin, ntar juga kebiasa. (Berjalan memasuki kamar Kartini)

KARTINI

Dih, kamu mau aku gak tidur seharian, hah? (Menyerngit sambil menyodorkan lampu yang baru)

ARSYA

Hahaha (tertawa lalu mengambil lampu dari tangan Kartini)

Kartini mengambil bangku yang berada di dekatnya lalu meletakkan bangku tepat di bawah lampu kamarnya. Arsya menaiki bangku tersebut. Kartini memegangi bangku sambil menatap pekerjaan yang Arsya kerjakan.

KARTINI

Hati-hati

ARSYA

Ya (matanya fokus pada kedua tangannya. Tangan kanan memegangi wadah lampu, tangan kiri memutar lampu untuk membukanya)

KARTINI

Besok latihan?

ARSYA

Iya lah. Kenapa teteh?

KARTINI

Bakal ketemu Arsya?

KARTINI

E-eh!

Kursi sedikit goyah, Kartini refleks memegangi bangku lebih erat. Arsya dalam tubuh Renji mencoba kembali untuk menyeimbangkan tubuhnya.

ARSYA

Enggak lah, beda tempat latihan (memutar lampu yang baru)

Setelah lampu baru terpasang, tetehi kanan Arsya terlebih dahulu turun dari bangku disusul tetehi kirinya. Telapak tangannya saling bertepuk agar debu tidak menempel di tangannya.

ARSYA (CONT'D)

Tapi besok bakal ketemu deh kayaknya (menghela napas)

KARTINIKARTINI

Ngapain? (Menatap mata Arsya penasaran) Wih... Udah baikan?

ARSYA

Baikan apanya... Malah ada yang mau diributin.(Terkekeh)

Kartini menggeserkan bangku itu kembali ke meja belajarnya lalu berjalan ke arah saklar dan memencet tombol tersebut sambil menatap lampu yang telah terpasang. Lampu pun menyala.

KARTINI

(Menarik napas) Besok teteh ke tempat latihan kamu deh

Kartini berjalan ke ranjangnya lalu duduk di ujung ranjang sambil menatap adiknya yang hampir keluar kamarnya.

ARSYA

Ngapain? (Membalikkan badannya, wajahnya sedikit memerah tatkala Kartini tersenyum kepadanya)

KARTINI

Ngasih bekal makanan buatmu, sama temen-temenmu, mumpung teteh baru gajian, hehe. (Tertawa sampai kelopak matanya membentuk lengkungan)

ARSYA

O-oke...

KARTINI

Oh iya, suruh Arsya jangan pulang dulu.

ARSYA

Arsya Mulu. Demen kah sama dia? (Tertawa kecil, melirik ke arah cermin di kamar Kartini)

KARTINI

Heh! (Melempar bantal ke arah Arsya)

Arsya menatap cermin sambil menggigit bibir bawahnya dan mengibaskan poninya, narsis.

ARSYA

Kalau Renji banyak yang suka kagak?

KARTINI

Dih, sinting kali nanya ke diri sendiri (menggelengkan kepala sambil terkekeh menahan tawa)

ARSYA

Susuge dong, suka-suka gue (Tertawa menyadari kesalahan, berjalan kembali keluar kamar Kartini)

KARTINI

Astaga... Udah sana tidur

Baru saja Kartini membaringkan tubuhnya pada ranjang. Namun ia kembali bangkit dan duduk di tepi ranjang sambil menatap Arsya.

KARTINI (CONT'D)

Ren... (volume suaranya sangat kecil dibarengi dengan suara tokek)

ARSYA

Iya, kenapa teteh? (Arsya berbalik lalu menyandarkan bahu ke kusen pintu, menatap Kartini) Tadi aja nanya-nanya kenapa gak tidur, sekarang malah ditahan-tahan.

KARTINI

Dih, yaudah sana bobo sana. (Alisnya berkerung, mengibaskan tangannya berpose mengusir Arsya)

ARSYA

(Berdecak) Kenapa teteh cantik? Mau ngomong apa tadi? (Tersenyum mengejek ke arah Kartini)

KARTINI

Semangat ya. Makasih ya udah berusaha sejauh ini.

ARSYA

Lah tumben bener. Geli ah dengernya. Template motivator banget itu.

KARTINI

Ish. (Memanyunkan bibirnya, mendelik) Kumaha maneh weh (Translate : gimana kamu aja deh) Harus menang, kan ini impian kamu ngalahin Arsya.

ARSYA

Ngalahin Arsya? (Menaikan satu alisnya, suara mengecil) O-ohiya jelas lah. Rajin latihan gini pasti menang. (Tersenyum canggung)

KARTINI

(Terkekeh, tidak curiga sama sekali dengan sikap Arsya) Yaudah sana tidur.

ARSYA

Siap komandan (bergaya siap grak, hormat grak, sambil terkekeh)

Arsya berjalan ke kamar Renji lalu menghempaskan dirinya ke ranjang sampai suara ranjang berdecit. Ia berguling ke arah laci dekat kasur lalu mengambil ponsel miliknya. Mengetik pesan kepada kontak Arsya, "Besok tolong latihan di kolam renang biasanya. Kita ketemuan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar