Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KOLAM RENANG UPI — DAY
AGAM
Renji tak menggubris. Mereka melihat dua laki-laki keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba Renji menghentikan langkahnya dan memandang salah satu dari dua orang tersebut.
AGAM
Renji menghentikan lamunannya lalu berlari kecil ke kamar mandi. Cukup 20 menit bagi mereka untuk bersiap-siap.
PELATIH HUYA
Renji dan Agam berlari sesudah keluar dari kamar mandi menuju loker untuk menyimpan baju mereka. Kemudian berlari lagi menghampiri Pelatih Huya bersama Pelatih Jim dan kedua laki-laki asing. Renji membelalak saat matanya bertemu dengan mata Arsya.
PELATIH JIM
Wak Anda menjabat tangan Renji lalu Agam. Kemudian Arsya menjabat tangan Agam. Renji dan Arsya saling membuang muka dan tidak saling berjabat tangan membuat bingung Agam, Wak Anda, dan Pelatih Jim. Pelatih Huya hanya bisa mengembuskan napas pelan.
PELATIH HUYA
PELATIH JIM
Keempat calon peserta kompetisi itu menghadapkan tubuh mereka ke kolam renang. Urutan mereka berdiri dari sisi kiri, yaitu Arsya, Wak Anda, Agam, dan Renji. Mereka pun memulai pemanasan yang dipimpin oleh Pelatih Jim dan Pelatih Huya. Setelah pemanasan, mereka berempat mendekati pinggir kolam renang lalu mendengar suara peluit berbunyi, mereka pun mulai melompat ke kolam dan berenang sampai waktu menjelang sore hari.
INT. CIHAMPELAS WALK MALL — NIGHT
Wak Anda dan Agam mendadak akrab lalu mereka memaksa Arsya dan Renji untuk ikut bersama mereka ke mall untuk membeli makanan. Sementara Pelatih Jim dan Pelati Huya tidak ikut karena memilih pulang. Mereka berempat masuk ke toko roti.
ARSYA
Renji yang berusaha menyusul Agam, menghentikan langkahnya. Kedua tangannya mengepal. Dia benci suara itu. Kemudian Renji berbicara ke Agam.
RENJI
AGAM
RENJI
AGAM
Renji tersenyum sedikit ke Wak Anda dan mengabaikan Arsya. Ia pun melangkahkan kakinya dengan cepat menuju pintu keluar mall dan menaiki angkot yang sedang terpakir di sisi jalan.
INT. KAMAR RENJI — NIGHT
Jam menunjukkan pukul 12 malam. Renji tidur telentang, dahinya berpeluh keringat, ekspresi mengernyit, kepala menoleh ke kanan-kiri, terlihat tidak nyenyak. Ia bangkit dari tempat tidur lalu membuka tirai jendela. Dia menatap langit saat tiba-tiba petasan kembang api muncul berulang kali. Kemudian ia menutup kembali tirai dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur sampai dirinya terlelap.
EXT. BALKON KAMAR PENGINAPAN ARSYA & WAK ANDA — NIGHT
Arsya menumpu tangan pada pagar. Matanya menatap langit gelap. Ia tersenyum ketika petasan kembang api yang indah muncul terus menerus. Ia menguap lalu masuk ke kamar. Wak Anda sudah tidur terlelap sejam yang lalu. Arsya merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya dan menarik selimut lalu ia tidur.
CUT TO:
INT. KAMAR PENGINAPAN ARSYA & WAK ANDA — NIGHT
Renji membuka mata dengan tersentak, napas terengah-engah. Matanya memandang sekitar kamar, ia tersentak lalu dahinya mengernyit ketika melihat Wak Anda tertidur di samping tempat tidurnya. Dia terdiam beberapa saat lalu bangun dan langsung berlari menuju cermin. Ia mengecek wajah dan penampilannya. Renji kaget, kini ia berada di dalam tubuh milik Arsya. Ia menepuk-nepuk kedua pipinya, berharap ini hanya mimpi.
RENJI
Wak Anda terbangun karena suara Renji.
WAK ANDA
Renji tersentak lalu membalikkan badannya.
RENJI
Wak Anda mengerutkan keningnya lalu menggelengkan kepalanya.
WAK ANDA
Wak Anda menutup matanya seraya merebahkan kepalanya di bantal dan menutup seluruh tubuhnya. Dalam 10 menit, terdengar dengkuran darinya. Renji memegang kepalanya sambil menyenderkan tubuhnya di dinding sampai tak bisa tidur hingga pagi harinya. Ia tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.
INT. KAMAR RENJI — NIGHT
Pada waktu yang sama, Arsya terbangun karena suara deru motor. Ia melotot ketika menatap sekeliling kamar. Ia memandangi tubuhnya yang berbeda. Kemudian dia memandang dirinya lewat cermin. Mata terbelalak mendapati jiwanya sudah berada di tubuh Renji.
ARSYA
Arsya tersentak sampai menjatuhkan diri ke lantai.
ARSYA
Arsya berdiri lagi untuk menatap dirinya di cermin. Ia berjalan mundur sampai terjatuh ke tempat tidur. Tubuhnya bergetar. Tiba-tiba ada suara pintu kamar diketuk.
KARTINI
Arsya menelan ludah menatap pintu. Untungnya pintu kamar terkunci.
ARSYA
KARTINI
Arsya tak mau menjawab. Ia membuka tirai jendela. Petasan kembang api masih terus muncul. Ia memegang kepalanya.
INT. KAMAR PENGINAPAN ARSYA & WAK ANDA — DAY
Wak Anda membuka kedua matanya lalu turun dari ranjang dan menyibakkan tirai. Sinar matahari masuk melalui jendela ke kamar. Dia tersentak saat menyadari Arsya berjongkok di sudut kanan ruangan kamar, di samping lemari, dengan posisi kepala tertunduk. Wak Anda mendekati Arsya dan menggoyangkan bahunya untuk membangunkan.
WAK ANDA
Renji menegakkan kepalanya dan membuka matanya. Ia membelalakkan matanya lalu berdiri di depan cermin. Ia mengembuskan napas panjang dan mengacak-ngacak rambutnya karena frustrasi. Wak Anda kebingungan lalu ia pergi ke kamar mandi. Sementara Renji terus menatap cermin lalu membentur kepalanya ke dinding.
RENJI
Tiba-tiba pintu kamar diketuk dari luar. Renji melirik ke kamar mandi yang sudah terdengar suara shower. Ia menghela napas seraya membuka pintu. Ternyata orang yang mengetuk adalah Pelatih Jim.
Pelatih Jim
RENJI
Pelatih Jim
WAK ANDA
Pelatih Jim
WAK ANDA
Pelatih Jim hanya tertawa kecil lalu mengacungkan kedua kepalan tangan, tanda semangat lalu menepuk pundak Renji. Setelah menutup pintu kamar, Renji bernapas lega karena itu artinya ia akan bertemu dengan raganya. Jika jiwanya ada di tubuh Arsya, ia yakin jiwa Arsya ada di tubuhnya. Ia harus kembali ke tubuh asalnya.