Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SEMU
Suka
Favorit
Bagikan
12. 12. PART KEDUA BELAS (#Scene 39 - 45)

39. INT. KANTOR POLISI – SEL PENJARA – PAGI

Cast. Riyadh Mahesa

Riyadh yang memakai baju tahanan, sedang bersandar di dinding dekat pintu sel sambil menatap kosong ke depan. Pipi serta sudut bibirnya memar, serta area mata kanannya membiru.

Di dalam sel dirinya tak sendiri, ada tiga orang lagi. Dua pria lebih tua darinya dengan salah satunya berwajah memar, sedangkan yang satu lagi seusianya namun duduk lebih jauh dari Riyadh dan kedua orang itu.

CUT TO :

40. INT. RUMAH DELON – RUANG TAMU – PAGI

Cast. Delon, Erika Stevanie

Pukul 09.30 yang tertera di jam dinding, di ruang tamu yang tertutup dari dunia luar dengan lampu temaram menghiasi suasananya, terlihat Erika dan Delon duduk berhadapan.

DELON

(Menatap tajam)

Kau melakukan itu?

ERIKA STEVANIE

(Mata mulai berkaca-kaca)

Aku cuma tidak ingin papa menghajarmu!

DELON

Kau tahukan dia siapa?

ERIKA STEVANIE

Apa yang bisa kulakukan? Aku begitu gugup sampai-sampai tidak bisa berpikir jernih! Aku cuma tidak mau kamu disalahkan papa karena menghamiliku.

DELON

(Terdiam dan ekspresi wajah berubah dingin)

Dan kau masih berani ke sini?

CU : Wajah Erika yang tersentak kaget mendengarnya.

ERIKA STEVANIE

(Terisak-isak)

Aku merindukanmu! Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu?!

DELON

Jangan teriak. Jika ada yang menyadarimu bagaimana?

ERIKA STEVANIE

(Kaget lalu mengusap kasar pipi untuk menghapus air mata)

Aku cuma tidak ingin kamu kenapa-napa.

CU : Delon menghela napas pelan sambil memutar bola mata sekilas untuk mengalihkan pandangan, lalu kembali menatap Erika.

DELON

Maafkan aku.

ERIKA STEVANIE

(Terdiam)

K-kamu, minta maaf?

Tak ada respons jawaban dari Delon. Melihatnya, membuat Erika bangkit tiba-tiba dan memeluk laki-laki itu.  

ERIKA STEVANIE

(Makin terisak-isak)

Padahal aku sangat mengkhawatirkanmu.

CU : Wajah dingin Delon yang memeluk Erika.

FADE OUT

41. INT. RUMAH ZULFA MAHENDRA – RUANG TAMU – SIANG

Cast. Zulfa Mahendra, Anak buah.

Pak Zulfa yang duduk bersandar sambil menyilangkan kaki dengan angkuh di sofa menatap sinis anak buahnya.

ZULFA MAHENDRA

Dia masih belum mengaku?

ANAK BUAH

Ya. Dia cuma mengatakan kalau dirinya tidak bersalah.

ZULFA MAHENDRA

Tidak bersalah? Setelah melecehkan putriku? Dasar orang tak tahu diri. Kuberi kesempatan untuk makmur berani-beraninya menerkam kakiku.

ANAK BUAH

Apa yang harus dilakukan Tuan?

ZULFA MAHENDRA

(Sinis)

Apa lagi yang bisa dilakukan pada orang-orang itu? Mereka bahkan tak punya sesuatu untuk dihancurkan. Biarkan saja keparat itu membusuk di penjara. Kalau perlu perbanyak kesalahannya agar digantung mati di sana.  

ANAK BUAH

Saya mengerti.

ZULFA MAHENDRA

Mana Erika? Aku belum melihatnya sejak tadi.

ANAK BUAH

Nona pergi dari tadi pagi Tuan. Katanya mau menemui teman yang baru pulang dari luar negeri.

ZULFA MAHENDRA

Teman? Setelah apa yang terjadi dia masih bisa berkeliaran? Dasar anak tak berguna.

CUT TO :

42. INT. KANTOR POLISI – RUANG BERTEMU TAHANAN – SIANG

Cast. Riyadh Mahesa, Basrizal, Titiek.

Di ruang berukuran sedang yang biasa dipakai untuk bertemu para tahanan, Pak Basrizal dan istrinya terlihat menatap sedih Riyadh di balik kaca tebal di depannya. Putra mereka hanya tersenyum dengan memar menempel di muka.

TITIEK

(Terisak-isak sambil memegang saluran telepon internal)

Ibu akan bilang pada bosmu itu kalau kamu tidak salah.

RIYADH MAHESA

Tidak perlu Bu. Lagi pula polisi juga sedang menyelidikinya.

TITIEK

Tapi kita perlu melakukannya agar orang itu mencabut tuntutannya. Ibu tak sanggup melihatmu dalam keadaan seperti ini Riy!

 Titiek makin terisak. Dirinya memegang sebelah wajahnya dalam keadaan tidak dapat menahan tangis. Pak Basrizal pun mengambil saluran telepon internal yang dipegang istrinya.

BASRIZAL

Bapak akan lakukan apa pun untuk membebaskanmu. Percayalah.

RIYADH MAHESA

(Tersenyum)

Bapak dan Ibu percaya padaku saja sudah lebih dari cukup untukku. Jangan khawatir, polisi pasti bisa menemukan kebenarannya. Bapak dan Ibu jangan cemas.

CUT TO :

43. INT. RUMAH BASRIZAL – LANTAI SATU - RUANG TAMU – SIANG

Cast. Alkatiri, Roy Ardiansyah, Aldino.

Alkatiri, sedang duduk di karpet menatap pintu dengan ekspresi yang tenang. Sorot matanya begitu dingin, dengan ujung jari telunjuk tangan kanan mengais-ngais karpet.

SFX : Suara pintu rumah yang dibuka. 

ALDINO (OS)

Kak Al! Kakak gak kerja?

Roy yang mengikuti langkah Dino masuk ke rumah, cuma diam di belakangnya sambil menatap Alkatiri.

ALKATIRI

Gak.

ALDINO

Kenapa?

ALKATIRI

Kakak sudah berhenti.

ALDINO 

Begitu? 

Aldino melepas tas yang disandangnya.

ALDINO (CONT’D)

Ah!

ROY ARDIANSYAH

(Kaget)

Din? Ada apa?

ALDINO

Kak Riy pulangnya kapan Kak? Roda mainanku rusak, aku mau minta kak Riy memperbaikinya.

CU : Wajah kaget dan terdiam Alkatiri serta Roy secara bergantian.

ALKATIRI

Dino.

ALDINO

Ya?

ALKATIRI

Pergilah ke kamar dan ganti bajumu.

Lalu Alkatiri berdiri dari duduknya dan melangkah menuju pintu.

ROY ARDIANSYAH

(Memegang lengan Alkatiri)

Kamu mau ke mana?

ALKATIRI

(Melirik datar)

Aku ada perlu. Kamu gak kerja kan? Jadi temani saja Dino di rumah.

ROY ARDIANSYAH

Al.

Alkatiri menarik tangannya agar terlepas dari pegangan Roy.

CU : Wajah Roy yang penasaran dan sedih menatap kepergian Alkatiri.

44. EXT. PEMUKIMAN KOTA KUMUH – JALANAN GANG – SIANG

Cast. Delon, Erika Stevanie, Alkatiri.

ESTABLISHING SHOT : JALANAN GANG

SFX : Suara hiruk-pikuk warga sekitar.

CU : Wajah Alkatiri menatap lurus ke depan.

Tiba-tiba, di area yang kawasannya cukup sepi penghuni, Alkatiri melihat Delon keluar dari rumahnya bersama seorang wanita. Wajah wanita itu tak terlihat jelas, namun Alkatiri tak peduli dan tetap berjalan ke arah mereka.

DELON

Jangan ke sini lagi. Kita bertemu di tempat lain saja. Kalau ada yang tahu kamu kenal denganku bagaimana? Kami masih di kawasan yang sama. Kalau orang-orang sekitar sana tahu, bisa-bisa mereka curiga.

ERIKA STEVANIE

(Memegang tangan Delon)

Tapi kamu akan tanggung jawabkan? Aku mau kita cepatan nikah. Aku gak mau perutku makin membesar tapi masih belum punya suami.

DELON

(Menghela napas pelan)

Aku akan berusaha. Tapi tidak sekarang. Kamu tahu sendirikan seperti apa ayahmu?

ERIKA STEVANIE

Tenang saja. Ayah sudah terlanjur malu karena aku hamil di luar nikah. Selama dia yakin kalau supir itu yang salah, semua akan baik-baik saja. Gak kan ada yang mau menikahiku gara-gara aib ini.  

CU : Wajah Erika tersenyum licik.  

ALKATIRI (OS)

Bagus sekali. Rencana yang hebat ya.

Delon dan Erika terkaget dan langsung menoleh ke sumber suara.

DELON

Al!

ALKATIRI

Kau yang menghamilinya dan kakakku dituduh sebagai tersangka?

Dasar brengsek!

Alkatiri pun mendaratkan pukulan ke pipi Delon.

SFX : Suara pipi dipukul.

ERIKA STEVANIE

(Kaget)

Delon!

DELON

(Sambil memegang pipi yang dipukul)

Ugh!

Alkatiri pun menoleh dan menatap tajam Erika.

ALKATIRI

Bagus sekali. Kalian yang bermain api dan kakakku yang menerima abunya?

Tiba-tiba dicengkeramnya lengan Erika.

ERIKA STEVANIE

Agh!

ALKATIRI

(Menarik kasar Erika)

Ayo ke kantor polisi, dan akui apa yang sudah kau katakan itu.  

ERIKA STEVANIE

(Meronta-ronta)

Tidak! Lepaskan aku! Lepas!

CU : Tangan Delon menahan lengan Alkatiri yang memegang lengan Erika.

DELON

Lepaskan dia!

ALKATIRI

(Menatap kecewa)

Bukankah Kakak teman Kak Riy?

DELON

(Terdiam)

ALKATIRI

Kenapa kau melakukan ini?

DELON

(Memutar pandangan karena enggan menatap Alkatiri)

ALKATIRI

(Berteriak)

Padahal kau sudah seperti keluarga!

DELON

Lepaskan dia.

ALKATIRI

(Wajah semakin kesal)

Kau!

DELON

Kau tidak ingin di penjara seperti kakakmu kan?

CU : Alkatiri memandang tak percaya atas apa yang diucapkan Delon.

Alkatiri pun semakin erat mencengkeram lengan Erika.

ERIKA STEVANIE

Agh! Sakit!

Delon pun langsung menarik lengan Alkatiri agar tangannya yang mencengkeram lengan Erika terlepas. 

Erika meringis kesakitan lalu menatap lengannya yang memerah karena ulah Alkatiri.

ALKATIRI

(Tersenyum kecut)

Setelah kakakku sekarang aku?

DELON

Menurutmu apa yang akan terjadi pada keluargamu jika mereka tahu kalau kau mengedarkan narkoba?

ALKATIRI

Kau!!

Alkatiri pun mencengkeram kerah baju Delon.

ERIKA STEVANIE

(Melerai keduanya)

Hentikan!

DELON

(Memegang tangan Erika)

Jangan ikut campur.

ERIKA STEVANIE

Tapi—

Erika tak melanjutkan kalimatnya karena tatapan Delon yang kerah bajunya masih dicengkeram Alkatiri tampak dingin. 

DELON

(Menekan)

Pergilah dari sini! Kehadiranmu itu benar-benar mengganggu.

ERIKA STEVANIE

(Kaget dan menggigit bibir bawah)

Gadis itu pun meninggalkan mereka dengan ekspresi kecewa secara terburu-buru.

Sementara Alkatiri yang masih menatap tajam tiba-tiba tersentak karena Delon meninju perutnya.

SFX : Suara tinju di perut.

ALKATIRI

Agh!

Tangan Alkatiri yang mencengkeram kerah baju langsung terlepas dan memegang perutnya. Delon pun menarik kerah baju pemuda itu secara paksa untuk masuk ke rumahnya.

45. INT. RUMAH DELON – RUANG TAMU – SIANG

Cast. Delon, Alkatiri.

Delon melempar Alkatiri sehingga pemuda itu tersungkur ke kursi di ruang tamu. Segera ditutup dan dikuncinya pintu rumah.

DELON

Aku tidak suka melakukan ini, tapi kau tidak memberiku pilihan.

Dirinya berjalan mendekati Alkatiri dan menjambak rambutnya sehingga mata keduanya saling beradu.

CU : Delon mendekatkan wajahnya menatap Alkatiri.

DELON (CONT’D)

Kuperingatkan sekali lagi. Jika kau berani buka mulut tentang ini, kupastikan bukan hanya Riyadh yang tetap di penjara. Tapi kau juga akan menyusulnya.

ALKATIRI

(Tatapan menantang)

Kau pikir aku takut? Akan kukirim kau ke neraka bersama wanita itu!

DELON

Tak masalah. Tapi akan kupastikan keluargamu duluan yang ke alam baka.    

Ia pun melepaskan cengkeraman tangannya dari rambut Alkatiri secara kasar.

FADE OUT

FADE IN : #Scene 46   

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar