Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sarang-gemblong-yo (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
18. Chapter 18

INT. DI DALAM WARUNG GEMBLONG GURIH - DAY

HARIS masih bertelepon dengan ENO, duduk menghadapi salah satu meja warung. 

HARIS

Kurang tahu persisnya. Tanya aja sendiri sono! Atau jangan-jangan malah sekarang ini dia udah cabut.

CUT TO:

EXT. JALANAN KAMPUNG ATAU KOMPLEKS PERUMAHAN - AFTERNOON

ENO mengendarai sepeda dengan tergesa, matanya mencari kian-kemari.

CUT TO:

EXT. TERAS RUMAH RUMI - AFTERNOON

ENO turun dari sepeda dan naik ke beranda. Ia mengetuk pintu. Tak ada jawaban. Ia ketuk lagi. Tetap sepi. Ia mencoba mengintip lewat celah gorden yang tertutup rapat. ENO bergegas turun dan kembali ke sepedanya.

CUT TO:

EXT. JALANAN KAMPUNG ATAU KOMPLEKS PERUMAHAN - AFTERNOON

ENO mengendarai sepeda, lalu berhenti di salah satu bagian tepi jalan dan mencari-cari.

CUT TO:

EXT. TROTOAR TEPI JALAN BOULEVARD - AFTERNOON

RUMI memotret matahari yang akan terbenam di salah satu sudut trotoar ruas jalan boulevard yang cukup bagus dan berpemandangan bagus. Diusahakan bisa mengambil gambar RUMI saat matahari kuning keemasan bersinar dan kena tepat di wajah.

Saat RUMI masih sibuk mengambil foto, terdengar suara ENO.

ENO (O.S.)

Jangan pergi...!

RUMI menghentikan kegiatannya. Melirik sekilas ke arah belakang (tapi tidak membalik penuh), tahu dan mengenali itu suara siapa.

RUMI

Kenapa?

Kamera MCU pada RUMI, lalu PAN UP sedikit sehingga bayangan ENO yang tadinya tersembunyi di balik tubuh RUMI kini terlihat. Kamera fokus pada RUMI sehingga ENO terlihat blur, lalu saat ENO mulai bicara, kamera switch focus sehingga gantian fokus pada ENO dan blur pada RUMI di latar depan.

ENO

Nanti ada yang kangen karena nggak bisa ketemu lagi tiap hari...

Kamera ganti angle, kali ini menampakkan ENO dan RUMI berada berhadap-hadapan (mirip pose scene khas DRAKOR!) di trotoar boulevard. ENO pada sepedanya, RUMI berdiri. Maksimalkan fokus pada ENO dan RUMI sehingga seluruh background menjadi blur.

RUMI 

Siapa?

ENO

Aku.

RUMI

Bukannya yang kamu kangenin ALMA?

ENO turun dari sepeda, menuntun sepeda mendekati RUMI hingga tepat berhadapan dengannya.

ENO

Udah ganti.

RUMI

O, ya? Sejak kapan?

ENO

Sejak kejadian di kafe. Kencan nggak disengaja karena yang lain nggak ada yang datang...

Ekspresi ALMA berubah melunak, terutama sorot matanya. Bibir menyunggingkan senyum yang ditahan.

RUMI

Ntar ALMA patah hati lagi...

ENO

Cewek cakep high class kayak dia bakal cepet dapat pacar lagi. Dan antara aku sama dia nggak ada apa-apa kok. Cuman deket doang, kayak biasanya.

RUMI

Oke. Trus sekarang apa rencanamu?

ENO

Pengin melakukan penembakan, tapi masih belum yakin jawabannya nanti bakal gimana.

RUMI

(Tersenyum-senyum simpul)

Ya udah sono nembak! Kali ini jawabannya nggak akan mengecewakan.

ENO tersenyum, mwngulurkan tangan meraba pipi RUMI, lalu merapikan rambut di dekat telinga RUMI.

ENO menarik tangannya.

ENO

Nembaknya ntar aja. Ikut, yuk!

RUMI

Ke mana?

ENO

Kencan lagi. Kali ini dijamin nggak bakalan ada yang datang selain kita.

RUMI

(Tertawa)

Oke.

ENO memutar balik, lalu berjalan menuntun sepeda. RUMI melangkah di sampingnya.

Kamera PAN UP hingga tinggi sekali menampilkan punggung ENO dan RUMI yang melangkah menjauh.

ENO (O.S.)

So, nggak jadi pindahan kan?

RUMI (O.S.)

Ternyata nggak jadi. Nenekku mendadak malah pengin tinggal di SEMARANG. Ya udah, batal usung-usung.

ENO (O.S.)

Kayak udah diatur TAKDIR ya?

RUMI (O.S.)

(Tertawa)

Iya.

ENO (O.S.)

Trus aku boleh nyium nggak?

RUMI (O.S.)

NGGAAAAKKK!

ENO (O.S.)

Oh, iya deh...

RUMI (O.S.)

Maksudnya, nggak boleh kalau di sini. Ntar aja, hehe...

ENO (O.S.)

Hehehe... Iya deh...

Sosok ENO dan RUMI makin menjauh dalam warna-warna senja.

FADE TO:

EXT. DEPAN WARUNG GEMBLONG GURIH - DAY

Suasana warung GEMBLONG GURIH saat malam hari dan hujan turun deras.

CUT TO:

INT. DI DALAM WARUNG GEMBLONG GURIH - DAY

ENO, RUMI, HARIS, RANI, dan ALMA duduk mengelilingi salah satu meja warung. ENO bersama RUMI, berbisik-bisik mesra. HARIS bersama RANI. RANI menyuapkan gemblong pada HARIS. ALMA sendirian, sibuk bermain ponsel.

RANI

ALMA, kamu kapan?

ALMA

Kapan apanya?

RANI

Punya pacar lagi. Aku udah sama HARIS, ENO sama RUMI. Malah kamu yang ngejomblo. Padahal kamu yang paling high quality dari kita semua.

ALMA

(Tersenyum simpul)

Tenang aja. Ntar kan ada lagi, didatangkan oleh TAKDIR.

HARIS

(Tertawa)

Jiaaah... Mulai ngomongin TAKDIR.

Semua tertawa.

Lalu seorang pria masuk tergesa-gesa karena hujan. Ia mengenakan jaket berkudung, juga kaca mata hitam. Matanya menyapu ruangan, lalu terpaku pada satu titik.

Kamera ganti angle, MCU pada ALMA yang mengangkat wajah dan menatap ke satu titik.

Pria itu mendekat dan mengulurkan tangan pada ALMA.

PRIA

Umm... Boleh kenalan?

ALMA

(Ragu-ragu menjabat tangan PRIA)

Eh, iya... ALMA.

PRIA membuka hoodie dan kacamatanya, menampakkan jelas wajahnya.

PRIA 

ARDHITO...

(Tergantung siapa artis beken yang dijadikan CAMEO, dalam contoh ini ARDHITO PRAMONO)

ALMA terpana syok. Tangan menutupi bibir, hanya bisa mengeluarkan suara seperti tikus tergencet pintu.

ENO, HARIS, RUMI, dan RANI juga ikut melongo syok.

CUT TO:

ENDING TITLE

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar