Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
87. INT. KEDATON PRABU DHANANJAYA – KAMAR – PAGI
Prameswari Pramidhita berkunjung untuk memastikan keberhasilan rencananya. Tetapi tubuhnya ambruk di lantai setelah masuk ke dalam kamar Prabu Dhananjaya dan melihat orang-orang sudah berkumpul. Mahapatih Danadyaksa, Damar, dan Pangeran Gentala.
PRAMESWARI PRAMIDHITA
(geram)
PANGERAN GENTALA
PRAMESWARI PRAMIDHITA
PANGERAN GENTALA
Seorang prajurit masuk menggiring Parwati bersamanya. Parwati langsung bersujud.
MAHAPATIH DANADYAKSA
PRAMESWARI PRAMIDHITA
(mengelak)
Prajurit yang masih berdiri di sana mengeluarkan botol obat yang disita dari Parwati dan menyerahkannya pada Pangeran Gentala.
PANGERAN GENTALA
Pangeran Gentala mengambil sebuah kendi dari meja, lalu menghampiri Parwati dan menyodorkan kendi itu.
PANGERAN GENTALA
Parwati yang ketakutan tidak berani melakukannya tetapi prameswari menatapnya dengan kemarahan. Parwati yang gemetar meraih kendi itu tetapi sebelum sempat meminumnya, prameswari berteriak kesakitan sambil memegangi perutnya.
Parwati melemparkan kendi itu ke lantai untuk mendekati junjungannya. Kendi yang di lempar pecah. Air menggenangi sekitarnya.
PANGERAN GENTALA
Mahapatih dan Damar mendekat. Prameswari setengah roboh di pangkuan Parwati.
PRAMESWARI PRAMIDHITA
CUT TO:
88. INT. KEDATON PRAMESWARI – KAMAR – PAGI
Prameswari terbaring kesakitan di atas ranjangnya. Beberapa dayang yang tidak bisa membantu hanya menyaksikan tabib kedaton memeriksa dengan panik.
PRAMESWARI PRAMIDHITA
Itu yang terus diucapkan Prameswari Pramidita hingga kedatangan Damar ke kamarnya yang membuatnya bungkam. Prameswari dengan wajah dan tubuh basah oleh keringat, menatap Damar seolah ingin menghabisi tabib itu.
DAMAR
Prameswari mematung.
DAMAR
Prameswari lebih terkejut dari sebelumnya namun bingung. Dia tidak bisa memikirkan ucapan Damar untuk saat ini.
PRAMESWARI PRAMIDHITA
DAMAR
PRAMESWARI PRAMIDHITA
(kesakitan)
DAMAR
PRAMESWARI PRAMIDHITA
(memohon)
Tidak ada yang lebih meyakinkan Damar selain ucapan seorang ibu yang mengutuk dirinya sendiri demi anaknya. Damar pun melupakan dendamnya demi jalan takdirnya menyelamatkan nyawa.
CUT TO:
89. INT. KEDATON PRABU DHANANJAYA – KAMAR – MALAM
Pangeran Gentala tidak meninggalkan sisi ayahandanya sejak keluar dari penjara. Seorang prajurit datang menghadap. Mahapatih tampak tegang setelah mendengar laporannya. Pangeran Gentala yang bertanya-tanya menghampiri Mahapatih di dekat pintu.
Mahapatih menggeleng-gelengkan kepala.
90. INT. KEDATON PRAMESWARI – KAMAR - MALAM
Prameswari terbujur kaku. Tubuhnya masih bernyawa tetapi tidak berjiwa. Damar sudah berusaha tetapi sang calon bayi sudah meninggal di dalam rahim ibunya. Damar hanya bisa menyelamatkan sang ibu agar tetap hidup.
Larut malam, Sang Prameswari masih menerawang langit kamarnya dengan temani Parwati seorang.
PRAMESWARI PRAMIDHITA
(pasrah)
Parwati menangisi kesedihan junjungannya di samping ranjang. Parwati tidak melihat tetapi tatapan Prameswari Pramidita berubah.
PRAMESWARI PRAMIDHITA
CUT TO: