Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
40. EXT – KEDATON PAYODA – HALAMAN DEPAN – PAGI
Dua prajurit penjaga menemani Zhi Lan menunggu di halaman balai utama. Zhi Lan bersikukuh untuk menemui angeran. Pangeran Gentala pun datang memenuhi permintaan seseorang yang sangat ingin bertemu dengannya. Zhi Lan dan beberapa prajurit yang ada di sana memberi hormat.
PANGERAN GENTALA
(Pada Zhi Lan)
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
Beberapa saat kemudian, Pangeran Gentala sudah membawa Zhi Lan ke balai di halaman depan.
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
Jadi kau datang untuk meminta keadilan.
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
Pangeran Gentala tertawa senang. Bahkan sepanjang percakapannya dengan Zhi Lan, Pangeran Gentala terlihat tertawa beberapa kali.
CUT TO:
41. EXT. KEDIAMAN SAUDAGAR ZHI – SERAMBI LANTAI DUA – SIANG
Zhi Lan dan Tantri baru saja kembali dari kedaton dan Yada sudah menyambutnya dengan wajah khawatir di depan kediamannya.
Tak lama kemudian, Zhi Lan dan Yada sudah berdiri di serambi lantai dua.
YADA
ZHI LAN
(santai)
Yada ingin memarahinya lagi tetapi Zhi Lan menghiburnya dengan mengalihkan topik.
ZHI LAN
Kekesalan Yada tampak mereda mendengar kata petunjuk. Zhi Lan memandang sesuatu di kejauhan sambil mengingat.
ZHI LAN
YADA
ZHI LAN
YADA
ZHI LAN
(menggeleng)
YADA
Zhi Lan memotong karena tidak menyukai percakapan serius dengan Yada. Berpura-pura mengetahui apa yang ingin Yada tanyakan, Zhi Lan menjawab dengan gurauan.
ZHI LAN
YADA
(wajah kesal yang serius)
(memalingkan wajah)
Zhi Lan tertawa mencairkan ketegangan pada Yada. Setelah cukup meluapkan kekesalannya, Yada teringat sesuatu yang lain.
YADA
ZHI LAN
YADA
(kagum)
PAUSE
ZHI LAN
YADA
ZHI LAN
Yada membuat wajah kesal lagi.
CUT TO:
42. EXT. PAYODAPURA - PASAR - PAGI
Pasar ramai seperti biasa. Orang-orang berlalu lalang dari satu penjual ke penjual lain. Tampak Nalendra berpakaian biasa berjalan-jalan tanpa penutup wajah diantara mereka tetapi pikirannya melayang ke tempat lain.
Di sisi lain pasar, Damar bertanya pada satu penjual ke penjual lain.
PENJUAL
Begitu jawaban setiap penjual yang Damar tanyai.
Damar yang kesal berjalan sambil memakan sebuah pisang dan menendang apapun yang ada di depan jalannya.
SLOW MOTION: Selesai memakan pisang, Damar melempar kulitnya ke depan sembarangan lalu menendang sebuah tengkorak kelapa di tengah jalan. Seorang pemuda, Nalendra, tiga meter di depan Damar berusaha menghindari tengkorak kelapa yang mengarah ke kepalanya. Namun salah satu kakinya bergeser dari tempatnya berdiri dan menginjak kulit pisangnya. Nalendra terpeleset dan oleng ke belakang. Damar berusaha menolong dengan menggapai tangannya.
Tetapi justru tubuhnya yang ikut jatuh dan menimpa Nalendra.
Keduanya terjatuh dengan posisi Damar yang menindih tubuh Nalendra tetapi justru Damar yang meringis kesakitan. Nalendra mematung dalam posisi berbaring. Wajahnya menunjukkan rasa tidak nyaman karena sesuatu yang aneh terasa di dadanya.
Damar mengangkat kepalanya, melihat raut wajah Nalendra, dia menyadari sesuatu dan buru-buru bangkit.
DAMAR
Damar menjulurkan tangannya dengan ragu. Nalendra memandangi sosok di depannya yang berpenampilan seperti lelaki tetapi bertubuh mungil, dari ujung kaki hingga kepala. Tidak suka dengan cara Nalendra memandang, Damar mengurungkan tangannya.
DAMAR
Damar berlalu pergi meninggalkan Nalendra yang menyadari sesuatu.
NALENDRA
CUT TO:
43. INT. KEDIAMAN ZHI LAN – SIANG
Damar memasuki kediaman Zhi dengan terburu-buru. Wajahnya masih terlihat setengah kesal mengingat cara pemuda itu memandangnya.
FLASHBACK: Tatapan Nalendra pada Damar dari ujung kaki hingga kepala.
Begitu mengingatnya, ada sedikit rasa khawatir dalam diri Damar.
DAMAR
(bergumam)
Damar menggelengkan kepala menepis kemungkinan itu. Segera dia tersadar dirinya sudah berada di kediaman Zhi, tempat dimana dia bisa mendapatkan jarum akupuntur. Damar menoleh ke kanan dan ke kiri. Para pelayan tengah sibuk di dalam paviliun melayani beberapa pembeli yang berpenampilan ningrat.
Damar bergegas menuju gudang di belakang. Sambil terus menoleh memastikan tidak ada yang melihatnya, Damar masuk gudang yang tidak terkunci.
Damar tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mencari karena tempat penyimpanan itu tersusun dengan rapi berdasarkan jenis barang. Lebih mudah karena setiap rak memiliki papan bertulis jenis-jenis barang itu.
Damar menyusuri satu baris rak yang dia cari dan mulai memeriksa satu per satu petinya. Matanya membulat senang karena menemukan peti penyimpanan peralatan akupuntur.
Rasa senangnya tidak berlangsung lama karena menyadari hanya ada dua peralatan yang tersisa di dalam peti itu. Tetapi Damar sudah bertekad. Dia pun mengambil satu kotak dan meninggalkan satu lainnya. Damar menyelipkan di balik bajunya dan segera menutup peti penyimpanannya lagi.
CUT TO:
44. INT. KEDIAMAN SAUDAGAR ZHI - KAMAR PELAYAN – MALAM
Malam menyelimuti Payodapura tak terkecuali pasar dan kediaman Zhi Lan. Seorang prajurit penjaga menutup pintu gerbang depan dan dua prajurit lain berkeliling memastikan semua pintu paviliun terkunci.
Di salah satu paviliun belakang, tempat Damar tidur bersama pelayan lain, penerangan juga sudah dimatikan. Para pelayan sudah berbaring di atas dipan masing-masing.
Malam semakin larut dan suara dengkuran mulai bersahutan. Tetapi salah satu dari mereka justru membuka selimut dan turun dari dipan perlahan. Damar. Dia meraih sebuah kotak dan beberapa lembar lontar dari balik tumpukan baju di rak penyimpannya.
Damar berjalan berjingkat meninggalkan paviliun. Terus berjalan mencari tempat yang memiliki sedikit penerangan. Damar justru memilih berhenti di paviliun dapur. Meski di dalam dapur sudah gelap tetapi obor yang menyala di luar sedikit menerangi bagian dalam dapur itu. Damar masuk dan duduk di sudut paling belakang di balik rak penyimpanan perabotan yang mendapat sedikit penerangan itu.
Damar membuka catatan yang berisi salinan dari buku yang dia lihat dari kamar Zhi Lan. Dia mulai mempelajari titik-titik di tubuhnya sesuai catatan. Lalu dia mulai mencoba satu titik di lengannya dengan jarum akupuntur sungguhan. Damar terkejut karena dia menusuk titik yang salah. Begitu yang dia lakukan sepanjang malam. Mencoba menusuk titik-titik akupuntur menggunakan tubuhnya sendiri.
CUT TO:
45. INT. KEDIAMAN ZHI LAN – PAGI
Sudah beberapa hari, Damar mempelajari teknik akupuntur. Saat sore, dia mengambil peralatan itu dari gudang, menggunakannya untuk berlatih diam-diam di malam hari, lalu mengembalikannya lagi sebelum kembali tidur. Begitu yang dia lakukan agar tidak ketahuan. Damar pun menjadi mengantuk pada siang hari dengan menguap berkali-kali saat melayani pembeli.
Hal itu menimbulkan kecurigaan oleh Tantri.
Hingga suatu pagi semua pelayan dikumpulkan sebelum Kediaman Saudagar Zhi dibuka. Zhi Lan berdiri diam di sudut dengan menyilangkan tangannya di dada. Sedangkan Tantri yang mondar mandir kesal di depan barisan pelayan dan prajurit. Di tangannya selembar lontar berisi catatan barang.
TANTRI
Para pelayan dan prajurit tertunduk. Tidak ada yang menjawab atau maju mengakui perbuatan yang dituduhkan.
TANTRI
(mengeraskan rahang)
Bentakan Tantri mengagetkan semua orang, kecuali tuannya sendiri. Tantri memang dikenal kurang sabar, tidak seperti tuannya. Memang sudah menjadi tugasnya untuk tidak bersabar pada orang-orang yang mengancam atau mengacau di kediaman itu.
Damar melangkah maju dengan ketakutan.
TANTRI
Damar menengok. Catatan peralatan pengobatan. Damar mengangguk. Lalu matanya melihat pada jumlah yang tersimpan saat ini di gudang. Dua. Dua kotak peralatan akupuntur yang seharusnya ada di peti penyimpanannya. Saat ini, satu kotak berada di tangan Tantri dan kotak lainnya, Damar menyimpannya di suatu tempat karena lupa untuk mengembalikannya.
TANTRI
Nada suara Tantri sudah menyiutkan nyali Damar. Dalam posisi masih menunduk, raut wajahnya tidak karuan dan itu terbaca oleh Zhi Lan yang bertugas mengamati reaksi setiap orang.
ZHI LAN
TANTRI
ZHI LAN
Mata Damar membulat terkejut. Apa Zhi Lan benar-benar mengetahui pelakunya.
TANTRI
ZHI LAN
Ucapan Zhi Lan memancing bisik-bisik ketakutan. Tetapi Nona muda itu dengan santai meninggalkan ruangan diikuti Tantri.
CUT TO:
46. EXT. DESA TLATAR – RUMAH WIDARPA - PAGI
Nalendra tiba di rumah itu lagi. Rumah tabib Widarpa. Kali ini Nalendra berpakaian biasa yang tidak akan menakuti orang yang dia temui. Nalendra masuk ke rumah yang tidak terkunci itu, memandang sekeliling lalu memeriksa satu per satu.
Nalendra masuk ke satu bilik dimana pakaian pemiliknya masih tertinggal di sana. Mata Nalendra menajam menyadari itu pakaian perempuan. Hanya ada satu bilik tidur di rumah itu yang berisi barang-barang perempuan. Nalendra keluar dari bilik dan memperhatikan ada dipan lain tempat tidur di ruangan utama. Nalendra seolah mendapat kesimpulan.
NALENDRA
(bergumam)
CU: Telinga Nalendra yang tajam mendengar gemerisik dari luar.
Nalendra sudah bersiap memegang gagang pedangnya. Namun hanya seorang lelaki tua dengan pacul di pundaknya yang muncul dari pintu.
LELAKI TUA
NALENDRA
Nalendra dengan mudah menyesuaikan diri layaknya seekor bunglon.
LELAKI TUA
NALENDRA
LELAKI TUA
Nalendra mendapatkan namanya. Dia pun mengangguk mengiyakan.
LELAKI TUA
NALENDRA
LELAKI TUA
(bersemangat)
Lelaki tua itu tertawa tanpa mengetahui jika dia baru saja memberi informasi pada pemuda yang menghabisi tabib Widarpa sendiri.
CUT TO:
47. INT. KEDIAMAN ZHI LAN – SIANG
Suasana tidak senyaman hari-hari sebelumnya di kediaman Zhi Lan. Para pelayan bekerja sambil saling berbisik dan melemparkan pandangan curiga. Mungkin hanya Damar yang tidak memiliki teman untuk diajak berbisik menuduh. Dia hanya bisa menoleh ke sana kemari memperhatikan jika ada yang mencurigainya. Tentu saja beberapa mata menaruh kecurigaan padanya karena hal semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Pangeran Gentala yang mengawasi dari serambi lantai dua kediaman Zhi Lan merasa terabaikan. Zhi Lan muncul menyajikan teh dengan tangannya sendiri.
Pangeran Gentala duduk mengikuti tuan rumah.
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
(agak malu, berdeham)
ZHI LAN
(tertawa ringan)
Pangeran Gentala tersenyum puas mendengar jawaban Zhi Lan.
PANGERAN GENTALA
PAUSE
Mata Zhi Lan berbinar misterius.
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
Zhi Lan berdiri dan memandang halaman kediamannya sendiri. Damar berjalan menyeberang halaman di bawahnya tanpa mengetahui tuannya sedang memperhatikan.
ZHI LAN
Pangeran Gentala menoleh antusias. Bangkit menghampiri Zhi Lan.
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
Keduanya tersenyum penuh harap. Hampir mendapatkan keinginan masing-masing.
CUT TO: