Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
63. INT. KEDATON PRAMESWARI – KAMAR – PAGI
Seperti yang Prameswari Pramidhita inginkan, Damar datang menghadap pada keesokan harinya. Tetapi yang mengejutkan Sang Prameswari, Damar tidak datang sendiri. Pangeran Gentala menemaninya. Wajah Prameswari menunjukkan rasa tidak senang.
PANGERAN GENTALA
PRAMESWARI PRAMIDHITA
(khawatir)
PANGERAN GENTALA
(mengangguk-angguk)
Prameswari semakin khawatir menebak rencana Pangeran Gentala. Diam-diam prameswari menatap pangeran penuh kemarahan.
PANGERAN GENTALA
Prameswari Pramidhita mencengkeram erat rok bawahnya.
PANGERAN GENTALA
(tersenyum licik)
Damar,
Damar mendekat untuk memeriksa prameswari sesuai perintah Pangeran Gentala. Prameswari tidak berkutik hanya bisa menahan diri dan segala kemarahannya.
Damar menunduk memberi hormat sebelum mulai memeriksa denyut nadi prameswari. Untuk beberapa saat Damar meraba-raba pergelangan prameswari dan mencoba memusatkan perhatian dan pikiran. Tetapi karena ragu, Damar membutuhkan waktu yang lebih lama.
Prameswari memicingkan matanya pada Damar yang tidak memperhatikan. Pangeran Gentala tersenyum puas melihat prameswari ketakutan. Setelah beberapa saat, Damar mengerutkan kening sembari melepaskan pergelangan tangan prameswari tiba-tiba. Sang prameswari sempat menangkap raut di wajah Damar.
CUT TO:
64. INT. KEDIAMAN SAUDAGAR ZHI – SERAMBI LANTAI DUA – PAGI
Zhi Lan tidak tampak bahagia seperti biasanya saat Yada berkunjung ke kediamannya. Sementara Yada lah yang terlihat sedikit sumringah.
ZHI LAN
YADA
Zhi Lan belum menatap mata Yada atau tersenyum sejak keduanya bertemu. Perempuan itu terus mengalihkan pandangan ke pasar atau kedaton di kejauhan.
YADA
Yada menyadari gelagat Zhi Lan sejak tadi. Zhi Lan yang biasa menatapnya dengan mata berbinar dan senyum serta rayuan-rayuan. Yada belum melihat satu pun.
YADA
Zhi Lan baru menoleh mendengar nada curiga dalam kalimat terakhir Yada.
ZHI LAN
YADA
Yada membantah dengan cepat tetapi itu tidak membuat perubahan di wajah Zhi Lan.
YADA
ZHI LAN
YADA
(terkejut)
ZHI LAN
YADA
(marah)
ZHI LAN
Yada semakin terkejut. Bangkit dan mondar mandir.
YADA
PAUSE
Kau mengatakannya pada Damar.
Zhi Lan tidak membantah.
YADA
ZHI LAN
YADA
(gusar)
ZHI LAN
(tegas)
Yada tidak mempercayai pendengarannya. Matanya menyorotkan rasa kecewa yang sangat dalam. Lelaki itu pergi meninggalkan Zhi Lan tanpa berpamitan.
Zhi Lan menatap kepergian Yada dari serambi atas. Kedua tangannya mencengkeram erat pagar pembatas.
Tantri yang muncul di tangga tidak bisa menebak apakah tuannya marah atau sedih.
CUT TO:
65. INT. KEDATON PANGERAN GENTALA – BALAI – PAGI
Pangeran Gentala merasa heran tetapi menurut begitu saja saat Damar menyeretnya ke balai begitu tiba di kedatonnya. Damar memastikan mereka berada jauh dari pendengaran prajurit.
DAMAR
(gugup, ketakutan)
PANGERAN GENTALA
DAMAR
PAUSE
PANGERAN GENTALA
(tidak terkejut)
Damar kehilangan rasa takutnya saat reaksi Pangeran Gentala tidak seperti yang dia kira.
DAMAR
Pangeran Gentala menyilangkan kedua tangan di belakang pinggangnya. Berjalan tenang ke sisi lain balai yang menghadap kolam ikan. Membuat Damar bertanya-tanya dan berpikir keras.
DAMAR
Pangeran Gentala membalikkan tubuh dengan kening berkerut-kerut.
PANGERAN GENTALA
CUT TO:
66. INT. KEDATON PRAMESWARI – TAMAN SARI – SIANG
Prameswari Pramidhita yang ketakutan nekat turun ke taman sari dengan kondisinya yang kurang sehat. Dia ingin menemui secara langsung Nalendra yang sudah dipanggil oleh Parwati.
PARWATI
(ketakutan)
PRAMESWARI PRAMIDHITA
PARWATI
(khawatir)
PRAMESWARI PRAMIDHITA
Tanpa menunggu tuannya benar-benar naik pitam, Parwati melaksanakan perintah. Begitu para penjaga meninggalkan taman sari, Nalendra meloncat masuk dari kebun di sebelah taman sari.
PRAMESWARI PRAMIDHITA
Tidak seperti biasanya, Nalendra tidak memberi hormat maupun mengangguk setelah memahami apa perintahnya.
PRAMESWARI PRAMIDHITA
(mengancam)
Nalendra menatap Sang Prameswari sebelum tuannya itu bergerak tertatih meninggalkan taman sari.
CUT TO:
67. INT. KEDATON PANGERAN GENTALA – BALAI – MALAM
Tidak seperti biasanya, prajurit menjaga ketat kedaton Pangeran Gentala sejak matahari tenggelam. Mereka berjaga di area luar kedaton dan tidak ada yang diijinkan masuk kecuali tamu yang dipanggil menghadap.
Pangeran Gentala berdiri mondar mandir di depan tiga tersangka yang sudah dia panggil menghadap. Damar, Yada, dan Zhi Lan.
PANGERAN GENTALA
Belum ada yang menjawab meski masing-masing sudah mengetahui situasinya.
PANGERAN GENTALA
ZHI LAN
PANGERAN GENTALA
(mengejek)
YADA
PANGERAN GENTALA
(pada Damar)
DAMAR
CU: Mata Zhi Lan, Yada, dan Pangeran yang memiliki arti berbeda saat mendengar pengakuan Damar.
DAMAR
Hening selama beberapa saat. Tidak ada yang bicara ketika Pangeran Gentala tidak bertanya lagi. Pangeran Gentala mondar mandir memikirkan sesuatu.
PANGERAN GENTALA
YADA
ZHI LAN
(berbohong)
Yada melirik Zhi Lan. Menyadari perempuan itu berbohong agar tidak melibatkan Tantri.
YADA
PANGERAN GENTALA
(menunjuk Damar)
Yada bungkam sementara pangeran berusaha meredakan kemarahannya.
PANGERAN GENTALA
(pada Damar)
(pada Zhi Lan)
Ketiganya mengangguk pasrah menerima titah Sang Pangeran. Yada sempat melirik Zhi Lan untuk terakhir kali sebelum undur diri dari hadapan Pangeran Gentala bersama Damar. Zhi Lan yang tertinggal di balai itu menimbulkan pertanyaan di dalam benak Yada.
CUT TO:
68. INT. KEDIAMAN SAUDAGAR ZHI – KAMAR – MALAM
Memanfaatkan situasi dimana sang saudagar muda masih berada di kedaton dan pengawalnya menunggu di sana, Damar pergi ke kediaman Zhi Lan. Prajurit penjaga tidak mencurigainya yang sudah menjadi bagian dari mereka selama beberapa waktu ini.
Damar pun menyelinap ke kamar Zhi Lan yang tidak dijaga. Lalu mencari peti yang berisi botol-botol yang pernah dibuka sebelumnya. Peti itu masih ada di tempatnya di bawah meja. Damar menarik dan membuka peti yang isinya masih sama. Damar mengambil salah satu botol kecil yang memiliki tanda berbahaya di bagian luarnya.
DAMAR
(mata penuh dendam)
CUT TO: