Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sandyakala Payodanagari "Gardajita"
Suka
Favorit
Bagikan
3. BAB 3

18. EXT. KEDIAMAN SAUDAGAR ZHI - PAGI

Zhi Lan dan rombongan tiba di kediamannya setelah beberapa hari bepergian. Baru saja turun dari kudanya di halaman, Nyi Ratih, ibu Yada yang bekerja pada Zhi Lan melongok dari dalam. Tatapan keduanya bertemu.

ZHI LAN

Tantri, bawa semua isi peti ke gudang dan jangan membongkarnya sebelum aku membuat catatan.

TANTRI

Baik, Nona. Apa ada hal lain yang harus kami lakukan?

ZHI LAN

Tidak. Kau dan yang lain beristirahatlah setelah ini. 

Tantri mengangguk patuh. Zhi Lan masuk ke salah satu paviliun dan menghampiri Nyi Ratih. Nyi Ratih berniat membungkuk memberi hormat tetapi Zhi Lan mencegahnya. 

NYI RATIH

Dia menunggu Nona di gudang belakang.

CUT TO:

19. INT. KEDIAMAN SAUDAGAR ZHI - GUDANG BELAKANG - PAGI

Zhi Lan masuk ke dalam gudang paling belakang di kediamannya yang tidak dijaga prajurit. Gudang itu hanya berisi tumpukan peti kemas yang kosong dan tidak ada barang berharga di sana.

ZHI LAN

Sekarang kau mulai berani mengajakku bertemu di tempat yang gelap dan di wilayahku? Kau tidak takut prajuritku akan menangkapmu?

Seseorang muncul dari balik rak berisi tumpukan peti. Yada. 

YADA

(serius)

Aku butuh bantuanmu.

Zhi Lan melirik seseorang yang muncul dari balik tubuh Yada, dia membuka kerudungnya. Laras.  

ZHI LAN

(menyelidik)

Tugas negara?

YADA

Aku membutuhkanmu untuk menyembunyikan identitasnya. Aku yakin dia akan aman jika bersamamu.

ZHI LAN

(terkekeh)

Bagaimana kau begitu yakin? Aku bukan rakyat Payoda. Aku tidak mengabdi untuk negeri ini. Kau berpikir aku akan menjaganya?

YADA

Jika ada orang lain yang lebih aku percaya, aku tidak akan datang padamu.

Permintaan Yada menjadi sepele setelah Zhi Lan mendengar pengakuannya. Keduanya saling bertatapan untuk beberapa detik. Zhi Lan luluh.

ZHI LAN 

Itu bukan hal yang sulit. Tapi aku harus mengetahui satu hal lebih dulu.

Yada mendengarkan.

ZHI LAN

Apa dia kekasihmu?

Yada menggeleng-gelengkan kepala, mengalihkan pandangannya berkeliaran tak tentu arah. Lalu tertuju pada Zhi Lan kembali.

YADA

(serius)

Kau sungguh menanyakan itu?

ZHI LAN

(serius)

Aku sungguh-sungguh.

YADA

Apa itu begitu penting?

ZHI LAN

Tentu saja. Aku tidak mau menjaga seorang gadis yang ternyata kekasih dari pria yang aku cintai.

Laras mengangkat kepalanya. Menoleh pada Yada yang juga menoleh padanya sesaat sebelum kembali menatap Zhi Lan.

ZHI LAN

Apa sulitnya menjawab ya atau tidak.

YADA

(tegas)

Dia bukan kekasihku. Kau mengetahui itu lebih baik dari siapapun.

Raut wajah Zhi Lan berubah. Senyum tipis mekar di bibirnya diikuti tawa ringan.

ZHI LAN

Baiklah

(melirik Laras)

Ini pasti hari keberuntunganmu. Kebetulan aku baru saja kembali dari pelabuhan mengambil barang. Bagaimana jika kita bertemu di sana? Aku membelimu yang dijual oleh pamanmu sendiri untuk membayar hutang. Dan namamu adalah… Damar. Bagaimana?

YADA

(sempat bingung)

Aku setuju.

Laras terlihat bingung sekaligus tidak senang mendengar rekayasa cerita itu. 

ZHI LAN

(tersenyum lebar)

Aku suka ini. Kau berutang banyak padaku dan aku akan memikirkan bagaimana kau harus membayarnya.

Yada tidak menjawab. Hanya berusaha menutupi wajahnya yang setengah senang agar terlihat terbebani memikirkan hutang.

CUT TO:

20. EXT. KEDATON PRAMESWARI PRAMIDHITA – BALAI – SIANG

Prameswari Pramidhita berjalan menuju balai utama dimana beberapa pedagang menunggunya. Salah seorang pedagang itu ternyata adalah Nalendra yang menyamar. Semua orang memberi hormat saat prameswari masuk dan duduk di satu-satunya kursi yang ada di sana.

Prameswari mengambil selembar sutera dan meraba permukaannya.

PRAMESWARI PRAMIDHITA

Apa yang kau bawa hari ini?

NALENDRA

Ampun Gusti Prameswari, seperti yang Gusti Prameswari inginkan.

PRAMESWARI PRAMIDHITA

Apa semua ini bersih seperti yang kuinginkan?

Nalendra masih menunduk.

CU: Tatapan mata Nalendra yang ragu.

FLASHBACK: Ingatan Nalendra yang sempat memeriksa rumah Widarpa. Rumah itu terlihat bersih dan tetap terjaga meski ditinggal Widarpa mengabdi di kedaton. Beberapa perabot dapur terlihat seperti baru digunakan. 

NALENDRA

Seperti yang Gusti inginkan.

PRAMESWARI PRAMIDHITA

(tersenyum)

Baiklah. Aku akan mengambil semua sutera ini. Aku akan memanggilmu kembali jika membutuhkan sutera lagi. Selagi berada di Payodapura ini, nikmatilah waktumu.

Nalendra menunduk hormat.

CUT TO:

21. EXT. KEDIAMAN SAUDAGAR ZHI – HALAMAN BELAKANG – SIANG

Yada dan Zhi Lan keluar berjalan menjauh dari gudang menuju rerimbunan pohon bambu di sisi halaman.

YADA

Aku membutuhkan bantuanmu, lagi.

ZHI LAN

Kenapa kau tidak menikahiku saja?

(menggoda)

Aku bisa membantu sebanyak apapun yang kau inginkan.

Yada sempat menggelengkan kepala untuk menutupi wajahnya yang tersipu sebelum kembali ke topik utama.

YADA

Aku bersungguh-sungguh. Aku sempat bertarung melawan seorang lelaki. Dia seorang pendekar dengan penutup di wajahnya. Aku tidak pernah melihat ilmu kanuragan yang seperti itu sebelumnya.

(mengingat)

Gerakannya tubuhnya ringan dan sederhana. Permainan pedangnya juga sangat lincah dan gesit.

ZHI LAN

Mungkin ilmu kanuragannya memang tinggi.

YADA

Tidak, bukan itu. Jika kupikirkan sekali lagi, ilmunya lebih mirip dengan ilmu bela diri bangsamu.

Zhi Lan tidak terkejut.

YADA

Kau tidak terkejut. Apa mungkin kau mengetahui sesuatu?

ZHI LAN

Untuk saat ini tidak. Tetapi aku akan mencari tahu.

YADA

Baiklah. Aku harus mengetahui darimana asalnya pria ini.

Zhi Lan yang tersenyum-senyum sejak tadi membuat Yada teralihkan pikirannya. Yada menjadi salah tingkah dan tanpa mencari tahu maksud senyuman Zhi Lan, lelaki itu berpamitan.

YADA

Aku harus pergi sekarang. Pangeran Gentala pasti sedang menungguku.

Yada berjalan kembali menuju gudang. Di belakangnya Zhi Lan masih mengekor.

Rupanya Laras berdiri sejak tadi di depan pintu gudang mengamati. Namun dia tidak bisa mendengar apapun dari jarak itu.

CUT TO:

22. INT. KEDATON PANGERAN GENTALA – BALAI – SIANG

Pangeran Gentala tengah duduk-duduk saat seorang prajurit datang menghadap. Setelah memberi hormat, prajurit itu mendekat. 

PANGERAN GENTALA

Katakan, apa ada kabar?

PRAJURIT

Ampun Gusti Pangeran, tidak ada yang mencurigakan di kedaton Gusti Prameswari hari ini. Beliau menerima kedatangan beberapa pedagang kain di balai seperti biasa.

PANGERAN GENTALA

Aku ingin kau menyelidiki tentang pedagang-pedagang ini. Apa mereka benar-benar pedagang atau seseorang yang menyamar. Bukankah kedaton selalu memesan kain dari Saudagar Zhi?

PRAJURIT

Hamba akan menyelidikinya.

PANGERAN GENTALA

Bagaimana dengan Mahawira. Ada kabar dari mereka?

PRAJURIT

Mereka sudah kembali dan akan segera menghadap Gusti Pangeran.

PANGERAN GENTALA

Suruh mereka menungguku di tempat biasa. Aku akan datang ke sana malam ini.

CUT TO:

23. INT. KEDIAMAN SAUDAGAR ZHI - GUDANG BELAKANG – SIANG

Laras menarik lengan Yada saat pria itu berpamitan padanya. Zhi Lan melirik. Yada tidak berusaha melepaskan tangan Laras dari lengannya.

LARAS

(setengah berbisik)

Bagaimana kau bisa meninggalkanku dengan orang asing itu? 

Yada melirik Zhi Lan yang rupanya mendengar ucapan Laras. Zhi Lan pun bermaksud bicara sendiri tetapi suaranya cukup keras untuk didengar orang lain.

ZHI LAN

Bukankah kalian juga masih asing? Memang sudah berapa lama kalian saling mengenal?

LARAS

Aku mengikutimu kemari bukan untuk bersembunyi.

YADA 

Kakekmu menyuruhmu untuk bersembunyi. Tetaplah di sini untuk sementara waktu. Ini demi keselamatanmu. Jika kau percaya padaku maka kau juga harus percaya padanya.

(menoleh ke arah Shi Lan)

Yada berpamitan pada Zhi Lan dengan sekali anggukan kepala. Zhi Lan pun membalasnya.

CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar