Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
80. EXT. PAYODAPURA – HUTAN – SORE
Yada bersama Wira dan Giriputra segera meninggalkan Payodapura setelah mendapat pesan Nyi Ratih tentang keberadaan Nalendra dan Damar.
Yada memacu kudanya cepat. Lebih dari kewajibannya menyelamatkan Damar, Yada berharap Zhi Lan tidak akan bertindak sendirian.
YADA
CUT TO:
81. INT. KEDATON PAYODA – PENJARA – MALAM
Pangeran Gentala masih belum menyentuh makanan apapun yang disediakan untuknya di dalam penjara. Dia tidak terlihat lesu atau kehilangan tenaga meski tidak makan dan minum. Sesekali Sang Pangeran akan beranjak dari posisinya untuk sekedar menatap pemandangan di luar yang tidak seberapa dari jendela kecil di dalam kamar penjara itu. Dari lubang jendela itu Pangeran mengetahui di luar langit sudah gelap.
Terdengar suara pintu masuk yang dibuka. Sang Pangeran masih diam di posisinya.
MAHAPATIH DANADYAKSA
Pangeran Gentala tidak menanggapi, membuat Sang Mahapatih sadar diri.
PANGERAN GENTALA
PANGERAN GENTALA
MAHAPATIH DANADYAKSA
PANGERAN GENTALA
Bukan suara Sang Pangeran yang meninggi yang membuat Mahapatih Danadyaksa terperanjat melainkan makna ucapannya. Sang Mahapatih masih terguncang tidak dapat berkata apa-apa.
PANGERAN GENTALA
(tegas)
MAHAPATIH DANADYAKSA
PANGERAN GENTALA
(berbalik dengan wajah geram)
Mahapatih tertunduk.
PANGERAN GENTALA
MAHAPATIH DANADYAKSA
PANGERAN GENTALA
MAHAPATIH DANADYAKSA
Pangeran Gentala terduduk kecewa.
PANGERAN GENTALA
MAHAPATIH DANADYAKSA
(memelas)
Pangeran Gentala melirik bertanya-tanya tentang dosa yang dimaksud mahapatih.
MAHAPATIH DANADYAKSA
Pangeran Gentala sama sekali tidak menjawab. Hanya menatap dengan mata bertanya-tanya.
CUT TO:
82. EXT. PAYODA - PELABUHAN – PAGI
Pelabuhan Payoda, pelabuhan utama yang dimiliki Payoda untuk kepentingan perdagangan. Beberapa kapal dagang berlabuh dan beberapa lainnya sudah berlayar. Para saudagar menurunkan barang-barangnya dan kembali memasukkan ke dalam kereta barang mereka. Kuli-kuli panggul berlalu lalang dengan peti-peti di punggung mereka.
Matahari sudah cukup tinggi dan burung-burung walet menghiasi langit di atas lautan.
Damar menaiki sebuah kapal dagang dengan tangan yang sudah terbebas dari ikatan. Namun Nalendra yang berjalan di belakangnya tidak memberinya kesempatan untuk kabur. Damar merasa kehilangan harapan. Dia tidak bisa membebaskan dirinya sendiri dan tidak akan ada yang datang untuk membebaskannya.
Di luar dugaannya, sosok Yada bersama dua rekannya, Damar lihat mengendarai kuda menuju kapal yang dia tumpangi. Damar merasa itu mungkin saja mimpi tetapi saat mereka sudah berada di sisi kapal dan meloncat naik ke kapal, barulah Damar sadar jika itu bukan mimpi.
YADA
Yada dan Nalendra berdiri berhadapan saling menghunus pedang masing-masing.
CUT TO: