Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Pesan di Lembar Terakhir
Suka
Favorit
Bagikan
14. Scene 131-143 (Akhirnya)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

131.INT. RUMAH SAKIT - BANGSAL - PAGI

Kita melihat banyak orang melintas di salah satu bangsal ini. Lalu Raina berlari dengan wajah panik. Air matanya terus berjatuhan.

REVA (O.S)

Kak Reiner kritis.

Raina tidak sengaja menabrak seorang perawat yang sedang membawa beberapa file sampai file itu berjatuhan ke lantai.

RAINA

Maaf, maaf.

Raina membantu perawat itu merapikan filenya. Dia menghapus air matanya. Lalu buru-buru Raina pergi dan berlari lagi.

CUT TO

132.INT. RUMAH SAKIT - DEPAN KAMAR RAWAT - PAGI

Raina sampai di depan kamar rawat. Di kursi tunggu sudah ada Reva dan Astri yang sedang menangis. Reva tampak gelisah dan sangat cemas.

RAINA

Reiner gimana?

REVA

Masih ditanganin sama dokter.

Astri memeluk Raina yang kembali menangis.

INTERCUT TO

133.INT. RUMAH SAKIT - KAMAR RAWAT - PAGI

Terlihat seorang dokter dan beberapa perawat sedang menangani Reiner yang tidak sadarkan diri. Suasana tampak tegak. Ekspresi dokter menggambarkan kalau keadaan Reiner semakin memburuk.

CUT TO

134.INT. RUMAH SAKIT - KAMAR RAWAT - SIANG

Terlihat Reiner tidak sadarkan diri di atas ranjang pasien. Dia tampak dikelilingi peralatan medis. Di sebelah ranjang ada Raina menggenggam tangan Reiner dengan erat. Mata Raina sembab. Dia tidak berhenti memandangi wajah Reiner.

REINER (V.O)

Sejak Re memutuskan untuk menjauh dari kehidupan Ra, sejak itu juga cerita hidupnya berakhir. Kisah cinta indah yang selama ini dia lalui bersama Ra, seolah bagaikan lembaran kertas yang tiba-tiba dibakar oleh semesta. Re ingin memadamkan api itu, tapi dia tidak memiliki kuasa.

Raina menangis. Dia mengecup punggung tangan Reiner yang pucat.

REINER (V.O) (CONT'D)

Setiap detik yang bergulir, wajah cantik Ra selalu memenuhi benak Re yang ia tidak tahu kapan semuanya bisa rusak. Bagaimanapun juga, Re harus bersiap jika setiap cerita di lembar hidupnya terhapus tak tersisa. Meski berusaha sekuatnya, Re tetap tidak akan pernah bisa menjaga semua ceritanya bersama Ra.

Raina semakin terisak.

RAINA

(Lirih)

Rei ... aku mohon.

Tiba-tiba saja TERDENGAR SUARA mesin detak jantung milik Reiner yang menandakan keadaan semakin memburuk. Raina panik dan segera menekan bel untuk memanggil dokter. Tidak lama kemudian dokter dan perawat datang. Raina menangis.

PERAWAT

Mbaknya tolong tunggu di luar ya.

Raina berjalan mundur sambil menangis. Dia masih melihat ke arah Reiner yang sedang diberi kejut listrik oleh dokter.

CUT TO

135.INT. RUMAH SAKIT - DEPAN KAMAR RAWAT - SIANG

Raina menunggu dengan cemas di kursi. Lalu Reva dan Astri datang sama cemasnya. Mereka semua menangis. Tidak lama dokter keluar dari kamar rawat. Wajah dokter menggambarkan kalau keadaan Reiner tidak baik.

ASTRI

Gimana dok, keadaan putra saya?

Dokter menggelengkan kepalanya dengan pelan.

DOKTER

Maafkan kami. Pasien tidak bisa diselamatkan.

Astri dan Reva menangis lalu berpelukan. Sedangkan Raina terduduk lemas di kursi sambil menangis sesenggukan.

CUT TO

136.INT. RUMAH SAKIT - KAMAR RAWAT - SIANG (CONT)

Reva dan Astri masuk untuk menghampiri jasad Reiner. Astri menangis tersedu. Lalu Raina menyusul dari belakang. Dia berdiri di depan pintu sambil memandangi wajah Reiner yang sedang ditutupi seluruhnya oleh perawat. Raina menjatuhkan lututnya ke lantai dan menangis tersedu.

REINER (V.O)

Bahkan, sampai maut memisahkan, Re akan tetap mencintai Ra. Tidak peduli semua lembaran kisah mereka musnah, di dunia manapun itu, Re akan menemukan Ra kembali.

DISSOLVE TO

137.INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT – MALAM (FLASHBACK)

(Lanjutan Scene 128)

Terlihat Reiner terbaring di ranjang pasien. Di sebelahnya ada Raina yang duduk di kursi. Reiner sedang berpura-pura tidak menyukai kehadiran Raina.

REINER

Apapun yang kamu dengar atau siapapun yang kasih tau kamu, semuanya salah.

RAINA

Kamu enggak pernah menikah. Kamu cuma pakai alasan itu buat menghindar dari aku.

REINER

Itu enggak sepenuhnya salah.

Raina mengerutkan keningnya merasa bingung.

REINER (CONT’D)

Aku memang belum menikah. Tapi aku akan segera menikah dengan wanita lain. Dia lagi di luar negri. Dan dia segera kembali ke sini buat nemuin aku, lalu kita menikah.

Raina tertawa paksa.

RAINA

Aku tau kamu emang penulis novel yang handal. Cerita kamu ini bener-bener mirip kayak novel di luaran sana. Tapi sayangnya aku enggak akan ketipu.

REINER

Kamu yang jangan menipu diri kamu sendiri. Kamu pikir aku enggak bisa berpaling dari kamu? Rain ... aku udah cukup bersabar sama semua sikap kamu selama ini. Aku capek menghadapi tingkah kamu yang manja. Aku juga butuh wanita yang bisa ngertiin aku. Kamu paham sampai sini?

Mata Raina berkaca-kaca. Bibirnya bergetar menahan tangis.

RAINA

Kamu bohong.

REINER

Terserah. Yang jelas ini adalah apa yang aku rasain selama menjalin hubungan sama kamu. Tolong kamu keluar dari sini. Aku mau istirahat.

Reiner mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia berpura-pura jutek sama Raina. Raina tampak menahan tangis.

CUT TO

138.EXT. PEMAKAMAN – PAGI (PRESENT DAY)

Kita melihat suasana ramai di salah satu pusara dengan batu nisan bertuliskan Reiner bin Rafli (tanggal lahir dan meninggal bisa dikondisikan). Ada SEORANG USTAD sedang membacakan doa, diikuti dengan yang lain. DI belakang ustad, ada Astri dan Reva sedang saling berpelukan serta menangis. Di seberangnya ada Rita dan Rudi. Di ujung pusara, Raina berdiri sambil menatap pusara dengan wajah pucat. Di sebelahnya ada Radit dan di belakangnya ada Nana.

Setelah ustad selesai berdoa, semua orang yang di sana berangsur pergi sambil bersalaman dengan Astri dan Reva. Tidak lama, mereka juga mulai meninggalkan pusara. Sementara itu Raina masih berdiri di posisi yang sama.

RADIT

Kita pulang sekarang?

RAINA

Aku masih mau di sini. Kamu pulang aja duluan.

RADIT

Oke.

Nana menghampiri Raina, tapi Radit melarangnya dan memberikan kode agar membiarkan Raina sendiri.

CUT TO

139.EXT. PEMAKAMAN – PAGI (MOMENTS LATER)

Raina berdiri di hadapan pusara milik Reiner. Raina memandangnya tanpa air mata dan wajah pucat. Setelah tidak ada seorangpun yang terlihat, Raina menjatuhkan kedua lututnya dengan lemas. Dia menangis terisak.

DISSOLVE TO

140.INT. RUMAH RAINA – RUANG TENGAH – MALAM (FLASHBACK)

Terlihat Raina sedang tertidur di sofa. Lalu tiba-tiba dia membuka matanya dengan terkejut. Raina langsung duduk dan bengong. Di sebelahnya ada Reiner sedang mengetik di laptop sambil duduk di karpet. Reiner sedikit terkejut saat Raina bangun. Reiner langsung fokus ke Raina.

REINER

Hei, kenapa?

Raina menatap Reiner

RAINA

Aku mimpi buruk tentang kamu.

Reiner tersenyum.

REINER

Enggak apa-apa. Itu cuma sekedar mimpi kok.

RAINA

Tapi ini udah yang kedua kalinya, Rei.

Reiner menghampiri Raina dengan duduk di sofa, tepat di sebelah Raina.

REINER

Emangnya kamu mimpi apa sih?

RAINA

Kamu ninggalin aku.

Reiner tersenyum sambil merapikan rambut Raina yang berantakan.

REINER

Rain, dengerin aku ya.

Raina memandang Reiner dengan serius.

REINER (CONT’D)

Semua orang yang ada di dunia ini pasti pergi. Aku atau kamu. Dan saat gilirannya aku, kamu enggak usah khawatir. Aku akan tinggalin kamu sebuah pesan indah yang bisa kamu ingat kapanpun itu. Jadi saat kamu kangen sama aku, kamu cukup ingat pesan itu. Kamu kan tau kalo aku ini penulis keren. Oke?

Raina menggeleng.

RAINA

Tapi aku enggak mau kamu pergi.

Reiner tersenyum lalu memeluk Raina sambil mengusap rambut belakang Raina yang terurai.

DISSOLVE TO

141.A.EXT. SEKOLAH – LAPANGAN - SORE

Terlihat Raina dan Reiner masih berpakian seragam sedang bermain basket berdua. Mereka tampak bahagia.

REINER (V.O)

Satu hal yang harus kamu tau. Bagaimanapun keadaannya, aku selalu mencintai kamu. Sejak pertama kali pernyataan cinta untuk kamu, sejak itu juga hati aku enggak pernah berubah.

CUT TO

141.B.INT. KAFE - SIANG

Terlihat suasana kafe yang tidak begitu ramai. Di salah satu sudut Reiner sedang mengetik sesuatu di laptop. Lalu Raina datang dari arah belakang dan mengecup pipi Reiner sampai membuatnya terkejut. Raina membawakan Reiner minuman dingin lalu duduk di sebelahnya. Raina menyuapi kue ke Reiner.

REINER (V.O)

Setiap detik ada di dekat kamu, tidak pernah ada kegundahan yang aku rasakan. Nyaman, tenang, dan bahagia. Itulah kamu. Terlebih senyum kamu yang selalu berhasil membuat semua ceritaku indah. Kapanpun itu.

CUT TO

141.C.EXT. TAMAN – SORE

Terlihat Reiner dan Raina sedang boncengan sepeda dengan satu jok. Raina duduk di depan Reiner. Mereka tampak bahagia.

REINER (V.O)

Kamu selalu mengatakan jika kamu tidak bisa hidup tanpa aku. Aku sangat berarti untuk kamu. Tapi sebaliknya. Tanpa kamu, semua ceritaku hanya samar. Jika kamu hilang, kisahku akan berhenti detik itu juga. Karena kamu, hidupku bisa memiliki banyak cerita berharga.

DISSOLVE TO

142.EXT. PEMAKAMAN – PAGI (BACK TO)

Terlihat Raina duduk di depan pusara milik Reiner sambil menangis terisak.

REINER (V.O)

Kamu boleh marah, kecewa, atau bahkan menangis. Tapi jangan terlalu lama ya. Karena tanpa kamu tahu, aku akan merasakan semua kepedihan itu. Apapun keadaannya, kamu harus melanjutkan cerita kamu. Masih ada bahagia di ujung kesedihan yang terkadang singgah di perjalanan kamu. Kamu harus janji ya?

Raina menangis semakin sesenggukan.

DISSOLVE TO

143.EXT. TAMAN BERMAIN – SORE

8 tahun kemudian.

Kita melihat wahana kincir angin sedang berputar pelan. Di depannya ada Raina yang berdiri memperhatikan kincir angin. Lalu Raina berjalan ke arah kemidi putar.

REINER (V.O)

Semoga pesan di lembar terakhir cerita ini, bisa mejadi pengingat untuk kamu. Saat kerinduan mulai merenggut semua senyum cantik itu. Dan ketika cerita kamu sedang tidak baik-baik saja. Pesan yang sengaja aku tulis untuk kamu, gadis yang aku tinggalkan dengan duka.

Raina tersenyum ke arah kemidi putar sambil melambaikan tangannya ke seseorang.

RAINA

Rei!

Kemudian kemidi putar berhenti. Radit bersama SEORANG ANAK (6) berlari menghampiri Raina. Raina memeluk, Reiga , anak sematawayangnya bersama Radit.

RAINA (CONT’D)

Reiga suka, naik kemidi puternya?

REIGA

Seneng banget, Mah. Sekarang mau naik kincir angin sama papa dan mama.

Raina memandang Radit dan tersenyum.

RADIT

Siapa takut?

Radit dan Raina menggandeng Reiga berjalan menuju wahana kincir angin.

RAINA (V.O)

Pesan kamu selalu bersisian sama jalan cerita aku, Rei. Aku selalu ingat tanpa pernah berduka lagi atau melupakan pilu tanpa pernah menghapus semua tentang kamu. Dan kamu hanyalah salah satu kisah yang pernah ditorehkan Tuhan dalam hidup aku.

TAMAT

 

 

 

 

 












Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar