Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
131.INT. RUMAH SAKIT - BANGSAL - PAGI
Kita melihat banyak orang melintas di salah satu bangsal ini. Lalu Raina berlari dengan wajah panik. Air matanya terus berjatuhan.
REVA (O.S)
Raina tidak sengaja menabrak seorang perawat yang sedang membawa beberapa file sampai file itu berjatuhan ke lantai.
RAINA
Raina membantu perawat itu merapikan filenya. Dia menghapus air matanya. Lalu buru-buru Raina pergi dan berlari lagi.
CUT TO
132.INT. RUMAH SAKIT - DEPAN KAMAR RAWAT - PAGI
Raina sampai di depan kamar rawat. Di kursi tunggu sudah ada Reva dan Astri yang sedang menangis. Reva tampak gelisah dan sangat cemas.
RAINA
REVA
Astri memeluk Raina yang kembali menangis.
INTERCUT TO
133.INT. RUMAH SAKIT - KAMAR RAWAT - PAGI
Terlihat seorang dokter dan beberapa perawat sedang menangani Reiner yang tidak sadarkan diri. Suasana tampak tegak. Ekspresi dokter menggambarkan kalau keadaan Reiner semakin memburuk.
CUT TO
134.INT. RUMAH SAKIT - KAMAR RAWAT - SIANG
Terlihat Reiner tidak sadarkan diri di atas ranjang pasien. Dia tampak dikelilingi peralatan medis. Di sebelah ranjang ada Raina menggenggam tangan Reiner dengan erat. Mata Raina sembab. Dia tidak berhenti memandangi wajah Reiner.
REINER (V.O)
Raina menangis. Dia mengecup punggung tangan Reiner yang pucat.
REINER (V.O) (CONT'D)
Raina semakin terisak.
RAINA
(Lirih)
Tiba-tiba saja TERDENGAR SUARA mesin detak jantung milik Reiner yang menandakan keadaan semakin memburuk. Raina panik dan segera menekan bel untuk memanggil dokter. Tidak lama kemudian dokter dan perawat datang. Raina menangis.
PERAWAT
Raina berjalan mundur sambil menangis. Dia masih melihat ke arah Reiner yang sedang diberi kejut listrik oleh dokter.
CUT TO
135.INT. RUMAH SAKIT - DEPAN KAMAR RAWAT - SIANG
Raina menunggu dengan cemas di kursi. Lalu Reva dan Astri datang sama cemasnya. Mereka semua menangis. Tidak lama dokter keluar dari kamar rawat. Wajah dokter menggambarkan kalau keadaan Reiner tidak baik.
ASTRI
Dokter menggelengkan kepalanya dengan pelan.
DOKTER
Astri dan Reva menangis lalu berpelukan. Sedangkan Raina terduduk lemas di kursi sambil menangis sesenggukan.
CUT TO
136.INT. RUMAH SAKIT - KAMAR RAWAT - SIANG (CONT)
Reva dan Astri masuk untuk menghampiri jasad Reiner. Astri menangis tersedu. Lalu Raina menyusul dari belakang. Dia berdiri di depan pintu sambil memandangi wajah Reiner yang sedang ditutupi seluruhnya oleh perawat. Raina menjatuhkan lututnya ke lantai dan menangis tersedu.
REINER (V.O)
DISSOLVE TO
137.INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT – MALAM (FLASHBACK)
(Lanjutan Scene 128)
Terlihat Reiner terbaring di ranjang pasien. Di sebelahnya ada Raina yang duduk di kursi. Reiner sedang berpura-pura tidak menyukai kehadiran Raina.
REINER
RAINA
REINER
Raina mengerutkan keningnya merasa bingung.
REINER (CONT’D)
Raina tertawa paksa.
RAINA
REINER
Mata Raina berkaca-kaca. Bibirnya bergetar menahan tangis.
RAINA
REINER
Reiner mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia berpura-pura jutek sama Raina. Raina tampak menahan tangis.
CUT TO
138.EXT. PEMAKAMAN – PAGI (PRESENT DAY)
Kita melihat suasana ramai di salah satu pusara dengan batu nisan bertuliskan Reiner bin Rafli (tanggal lahir dan meninggal bisa dikondisikan). Ada SEORANG USTAD sedang membacakan doa, diikuti dengan yang lain. DI belakang ustad, ada Astri dan Reva sedang saling berpelukan serta menangis. Di seberangnya ada Rita dan Rudi. Di ujung pusara, Raina berdiri sambil menatap pusara dengan wajah pucat. Di sebelahnya ada Radit dan di belakangnya ada Nana.
Setelah ustad selesai berdoa, semua orang yang di sana berangsur pergi sambil bersalaman dengan Astri dan Reva. Tidak lama, mereka juga mulai meninggalkan pusara. Sementara itu Raina masih berdiri di posisi yang sama.
RADIT
RAINA
RADIT
Nana menghampiri Raina, tapi Radit melarangnya dan memberikan kode agar membiarkan Raina sendiri.
CUT TO
139.EXT. PEMAKAMAN – PAGI (MOMENTS LATER)
Raina berdiri di hadapan pusara milik Reiner. Raina memandangnya tanpa air mata dan wajah pucat. Setelah tidak ada seorangpun yang terlihat, Raina menjatuhkan kedua lututnya dengan lemas. Dia menangis terisak.
DISSOLVE TO
140.INT. RUMAH RAINA – RUANG TENGAH – MALAM (FLASHBACK)
Terlihat Raina sedang tertidur di sofa. Lalu tiba-tiba dia membuka matanya dengan terkejut. Raina langsung duduk dan bengong. Di sebelahnya ada Reiner sedang mengetik di laptop sambil duduk di karpet. Reiner sedikit terkejut saat Raina bangun. Reiner langsung fokus ke Raina.
REINER
Raina menatap Reiner
RAINA
Reiner tersenyum.
REINER
RAINA
Reiner menghampiri Raina dengan duduk di sofa, tepat di sebelah Raina.
REINER
RAINA
Reiner tersenyum sambil merapikan rambut Raina yang berantakan.
REINER
Raina memandang Reiner dengan serius.
REINER (CONT’D)
Raina menggeleng.
RAINA
Reiner tersenyum lalu memeluk Raina sambil mengusap rambut belakang Raina yang terurai.
DISSOLVE TO
141.A.EXT. SEKOLAH – LAPANGAN - SORE
Terlihat Raina dan Reiner masih berpakian seragam sedang bermain basket berdua. Mereka tampak bahagia.
REINER (V.O)
CUT TO
141.B.INT. KAFE - SIANG
Terlihat suasana kafe yang tidak begitu ramai. Di salah satu sudut Reiner sedang mengetik sesuatu di laptop. Lalu Raina datang dari arah belakang dan mengecup pipi Reiner sampai membuatnya terkejut. Raina membawakan Reiner minuman dingin lalu duduk di sebelahnya. Raina menyuapi kue ke Reiner.
REINER (V.O)
CUT TO
141.C.EXT. TAMAN – SORE
Terlihat Reiner dan Raina sedang boncengan sepeda dengan satu jok. Raina duduk di depan Reiner. Mereka tampak bahagia.
REINER (V.O)
DISSOLVE TO
142.EXT. PEMAKAMAN – PAGI (BACK TO)
Terlihat Raina duduk di depan pusara milik Reiner sambil menangis terisak.
REINER (V.O)
Raina menangis semakin sesenggukan.
DISSOLVE TO
143.EXT. TAMAN BERMAIN – SORE
8 tahun kemudian.
Kita melihat wahana kincir angin sedang berputar pelan. Di depannya ada Raina yang berdiri memperhatikan kincir angin. Lalu Raina berjalan ke arah kemidi putar.
REINER (V.O)
Raina tersenyum ke arah kemidi putar sambil melambaikan tangannya ke seseorang.
RAINA
Kemudian kemidi putar berhenti. Radit bersama SEORANG ANAK (6) berlari menghampiri Raina. Raina memeluk, Reiga , anak sematawayangnya bersama Radit.
RAINA (CONT’D)
REIGA
Raina memandang Radit dan tersenyum.
RADIT
Radit dan Raina menggandeng Reiga berjalan menuju wahana kincir angin.
RAINA (V.O)
TAMAT