Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
121.INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT – PAGI
Kita melihat Reiner sedang setengah berbaring di ranjang pasien. Dia sedang membaca novel miliknya yang berjudul ‘Pesan di Lembar Terakhir’. Lalu Reva datang bersama Astri yang sudah berkaca-kaca. Astri langsung mendekat ke Reiner dan memeluknya.
ASTRI
Reiner tampak bingung. Astri melepas pelukannya dan memegang sisi wajah Reiner sambil memandanginya.
ASTRI (CONT’D)
Astri tidak kuat menahan tangisnya. Di belakannya, Reva hanya berusaha menguatkan dengan mengelus punggung belakang Astri. Sementara Reiner masih tampak bingung dengan wanita di depannya ini.
REINER
Astri bingung dan menoleh ke Reva.
REVA
Astri menangis lagi.
REINER
Astri mengangguk sambil menangis. Dia memeluk Reiner lagi.
CUT TO
122.INT. RUMAH SAKIT – KORIDOR – SIANG
Kita melihat Raina berjalan dengan terburu-buru.
REVA (O.S)
Air mata Raina menangis. Dia berlari menyusuri koridor yang tampak ramai.
CUT TO
123.EXT/INT. RUMAH SAKIT – TAMAN – SIANG
Kita melihat ada beberapa pasien di sudut taman. Di antaranya juga ada perawat yang menemani. Termasuk Reiner yang duduk di kursi roda, bersama seorang perawat di belakangnya. Raina datang dari arah depan. Raina mendekat perlahan ke Reiner. Seorang perawat bergerak mundur membiarkan Raina dan Reiner berdua.
RAINA
Raina mengepalkan tangannya demi menahan gugup sekaligus air mata yang akan menetes. Dia tidak tega melihat keadaan Reiner.
REINER
Raina hanya mengangguk.
REINER (CONT’D)
RAINA
REINER
Raina duduk di bangku sebelah kursi roda Reiner.
REINER (CONT’D)
Raina tidak menjawab. Dia seperti akan menangis, tapi masih berusaha menahannya. Seorang perawat yang tadi pun mendekat.
PERAWAT
REINER
Perawat hendak memutar kursi roda Reiner, tetapi Raina menahannya.
RAINA
PERAWAT
CUT TO
124.EXT/INT. RUMAH SAKIT – BANGSAL – SIANG
Raina mendorong kursi roda Reiner dengan pelan. Di belakang Raina ada seorang perawat yang mengikuti.
REINER
Diam-diam Raina menjatuhkan air matanya, tapi cepat-cepat menghapusnya sebelum Reiner tahu.
RAINA
REINER
Raina mengangguk.
RAINA
Reiner menoleh ke Raina di atasnya. Cepat-cepat Raina membersihkan sisa air matanya
REINER
RAINA
Reiner tersenyum dan kembali menghadap ke depan.
REINER
CUT TO
125.INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT – SIANG
Seorang perawat membantu Reiner kembali rebahan di ranjang pasien. Setelah itu perawat keluar kamar. Menyisakan Reiner bersama Raina wajahnya tampak kusut dan sembab. Lalu Reiner mengambil novel di meja sebelahnya.
REINER
Raina tampak kesulitan menelan ludahnya. Lalu setelahnya dia berusaha untuk bersikap biasa saja.
RAINA
REINER
Reiner terkekeh kecil. Tanpa Reiner tau, mata Raina kembali memerah. Kemudian Reva datang.
REINER (CONT’D)
Reva dan Raina saling berbagi pandang.
REVA
Raina mengangguk. Lalu dia melihat ke arah Reiner.
RAINA
Reiner mengangguk sambil tersenyum. Raina beranjak pergi. Namun baru beberapa langkah, tiba-tiba Reiner mengeluh sakit kepala dan mengerang kesakitan. Reva pun panik.
REVA
Mendengar itu, Raina langsung berbalik dan kembali ke Reiner. Suasana tampak tegang. Reva cepat-cepat memanggil dokter dengan menekan bel yang ada di dekat meja.
CUT TO
126.EXT/INT. RUMAH SAKIT – DEPAN KAMAR RAWAT – SORE
Kita melihat Raina sedang duduk dengan tampak begitu gelisah dan cemas. Di sebelahnya ada Reva yang sejak tadi berusaha menenangkannya.
REVA
Raina menoleh ke Reva dan menatapnya serius.
RAINA
Reva mengagguk dengan wajah pasrah.
REVA
RAINA
Astri datang dengan berlari dan wajah yang cemas.
ASTRI
(panik)
Raina berdiri dan saling menatap dengan Astri.
RAINA
Astri memeluk Raina.
CUT TO
127.INT. HOTEL – MALAM
Raina sedang setengah berbaring sambil menyandar di kasur. Dia sedang melamun. Dia mengingat wajah Reiner tadi siang (Scene 123). Lalu tiba-tiba Raina beranjak dari kasurnya dan pergi.
CUT TO
128.INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT – MALAM
Raina masuk pelan-pelan ke kamar rawat Reiner. Dia tersentak saat melihat Reiner yang terjaga sendirian. Raina menghampiri Reiner dan tersenyum.
RAINA
Kita fokus pada Reiner yang tampak terkejut dengan kedatangan Raina.
REINER
(ketus)
Raina mengerutkan keningnya dengan bingung.
RAINA
REINER
Raina tampak santai. Dia malah mengambil kursi dan memindahkannya ke sebelah ranjang pasien Reiner.
RAINA
REINER
Raina mengangguk sambil tersenyum tipis.
RAINA
REINER
RAINA
REINER
Raina terkekeh kecil.
RAINA
Reiner tampak bingung dan gelisah. Lalu Raina mengambil tangan Reiner dan menggenggamnya. Reiner ingin melepas, tapi Raina semakin menguatkan genggamannya.
RAINA (CONT’D)
Reiner membiarkan tangannya digenggam Raina. Reiner menatap wajah Raina yang sedang memandangi tangannya. Mata Raina mulai berkaca-kaca. Raina menunduk dan menjatuhkan air mata.
REINER
Raina mendekatkan keningnya ke tangan Reiner yang sedang dia genggam. Raina menangis. Reiner tampak bingung. Kemudian Raina mengangkat wajahnya dan menatap Reiner dengan serius.
RAINA
Reiner terkejut dan matanya memerah.
DISSOLVE TO
129.INT. HOTEL – PAGI
Terlihat Raina sudah berpakaian rapi dan bersiap pergi. Ponsel di tasnya berdering. Itu dari Radit.
RAINA
RADIT (O.S)
Raina tampak terkejut.
RAINA
INTERCUT TO
130.EXT/INT. MOBIL – DALAM PERJALANAN – PAGI
Terlihat Radit sedang menyetir di sebuah jalan tol. Dia sambil menelepon Raina dengan earphone bluetooth.
RADIT
RAINA
RADIT
RAINA
RADIT
Panggilan pun terputus.
CUT TO