Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Pesan di Lembar Terakhir
Suka
Favorit
Bagikan
9. Scene 81-90 (Villa di Bandung)

81.INT. VILLA – RUANG MAKAN – PAGI

Reiner dan Reva sedang sarapan. Kita fokus pada Reiner yang tampak gelisah. Dia berkali-kali melihat ke Reva, seperti ada yang ingin disampaikan tapi tidak diutarakan. Reiner hanya melanjutkan makan paginya.

REVA

Tadi pagi-pagi ada semacam kru gitu di villa sebelah. Aku pikir ada syuting, tapi kayaknya enggak juga deh. Masa perlengkapannya juga enggak banyak banget.

Reiner hanya diam.

REVA (CONT’D)

Kok cuma diem?

Reiner masih melanjutkan makannya.

REINER

Ya, terus aku harus bilang kayak apa? Kan kamu udah jawab sendiri.

REVA

Respon apa kek gitu. Jangan diem aja. Jadi berasa diambekin.

Reiner menghentikan makannya. Dia baru menatap Reva dengan benar.

REINER

Di villa sebelah, ada pemotretan.

REVA

Pemotretan apa? Kok kamu bisa tau?

Reiner hanya memandang Reva.

CUT TO

82.INT. VILLA – KAMAR REINER – PAGI (CONT)

Reiner masuk ke kamarnya, diikuti Reva dari belakang.

REVA

Kamu yakin enggak mau ketemu Raina? Mumpung dia ada di sini. Aku enggak akan ngelarang kok.

Reiner duduk di pinggir kasur. Sementara Reva berdiri di hadapannya.

REINER

Kamu yang minta aku menjauh dari Raina, tapi sekarang kamu malah nyuruh aku ketemu sama dia.

Reiner terkekeh kecil.

REVA

Oke, aku emang plinplan. Tapi aku enggak bisa ngeliat kamu jadi murung kayak gini terus. Aku berasa jadi adik yang jahat karena melarang kakaknya buat bahagia.

REINER

Rev, denger ya. Bukan kamu yang menghalangi aku untuk bahagia. Tapi aku sendiri yang memutuskan hal itu. Ini yang paling terbaik untuk Raina.

Reiner beranjak naik ke atas kasur dan menarik selimutnya.

REVA

Iya, yang terbaik untuk Raina. Terus kamu?

Reiner memejamkan matanya.

REINER

Kamu keluar dulu ya, Rev. Aku mau istirahat.

Reva hanya menghela napas frustrasi.

CUT TO

83.EXT. VILLA KEDUA – TERAS DEPAN – SIANG

Raina sedang duduk sambil memperhatikan sekitar. Lalu Radit datang sambil membawa minuman kaleng soda yang ia berikan ke Raina.

RAINA

Thanks.

Radit duduk di sebelah Raina.

RADIT

Pemotretannya sampai kapan?

RAINA

(sedikit ketus)

Tiga atau empat hari. Kenapa? Kamu enggak bisa lama-lama?

RADIT

Bukan gitu, Rain.

Raina meninggikan suaranya.

RAINA

Saya juga enggak minta kamu nemenin saya di sini kok. Kamu bisa pulang ke Jakarta.

RADIT

Rain ... enggak gitu. Saya enggak ngomong apa-apa. Kamu yang berspekulasi sendiri. Saya tau kalau sampai kapanpun saya enggak akan pernah bisa menggantikan posisi Reiner di hati kamu. Tapi apa enggak bisa sebentar aja kamu enggak berbicara ketus sama saya?

RAINA

Lho, kenapa kamu jadi marah-marah?

Radit memandang Raina tidak mengerti. Lalu Radit berdiri dan meninggalkan Raina yang tampak kesal. Raina melihat ke arah villa di sebelah villanya. Seperti ada seseorang yang memperhatikannya.

INSERT : Di Villa sebelah, Reiner segera bersembunyi ketika Raina melihat ke arahnya.

CUT TO

84.EXT. VILLA KEDUA – KOLAM RENANG – MALAM

Raina melakukan pemotretan dengan konsep gaun malam. Dia tampak kedinginan, tapi tetap berusaha profesional. Di sela kegiatan, si photografer berhenti.

PHOTOGRAFER

Rain, maaf banget ya. Tadinya kita enggak ada background di kolam renang gini. Malem-malem lagi. Tapi sponsor mintanya begitu.

RAINA

Santai aja, Mas. Saya enggak apa-apa, kok. Kita lanjut aja ya.

PHOTOGRAFER

Oke, sip. Thanks ya, Rain. Kita mulai lagi?

Raina mengangguk dan kembali bersiap pemotretan berikutnya.

CUT TO

85.EXT. VILLA KEDUA – KOLAM RENANG – MALAM (MOMENTS LATER)

Raina sudah selesai pemotretan. Para kru pun mulai merapikan peralatan. Raina hendak buru-buru masuk ke dalam, lalu dari samping Radit menghampiri dan langsung meletakan jaket tebal di punggung belakang Raina. Raina tampak terkejut dan bingung.

RAINA

Kamu masih di sini?

RADIT

Kamu pikir saya bakalan ninggalin kamu sendirian di sini?

Raina melihat sebentar ke sekeliling.

RAINA

Enggak kok. Di sini banyak orang. Siapa bilang saya sendiri?

Radit terkekeh.

RADIT

Yaudah ayo masuk. Sebelum kamu beku kalo lama-lama di sini. Langsung ganti baju kamu.

Raina memperhatikan wajah Radit yang semringah. Raina mengerutkan kening.

CUT TO

86.INT. VILLA KEDUA – KAMAR RADIT – PAGI

Raina berdiri di depan pintu kamar Radit. Dia sudah berpakaian olahraga. Raina tampak gelisah dan bingung. Dia ingin mengetuk pintu tapi masih terlihat ragu. Lalu saat Raina mencoba ingin mengetuk lagi, pintu kamar Radit terbuka. Raina terkesiap.

RADIT

Ngapain kamu di sini?

Raina terlihat salah tingkah.

RAINA

Emm ... pemotretan saya masih nanti siang. Jadi sekarang ...

RADIT

Sekarang apa?

RAINA

Saya mau jogging.

RADIT

Terus?

RAINA

Kamu ... kamu mau enggak nemenin saya?

Radit terkekeh kecil lalu mengangguk.

RADIT

Sebentar ya, saya ganti baju dulu.

Raina mengangguk. Dia masih tampak tidak nyaman. Radit yang sudah berbalik dan hendak menutup pintu, kembali menemui Raina.

RAINA

Kenapa? Kok enggak jadi ganti baju?

RADIT

Kamu mau ikut masuk?

Raina bengong, sedangkan Radit tertawa dan menutup pintu.

CUT TO

87.EXT. VILLA KEDUA– GERBANG – PAGI

Raina dan Radit keluar dari gerbang. Mereka sudah bersiap jogging. Baru beberapa langkah dari gerbang, Raina terkejut saat melihat Reva baru membuka gerbang vila sebelah. Mereka saling pandang.

CUT TO

88.EXT. TAMAN – PAGI

Kita melihat suasana taman yang sepi. Hanya ada beberapa orang yang melintas di sekitar sana. Radit sedang duduk sendirian di bangku taman. Dia sedang memperhatikan Raina yang berlari mengitari taman. Radit tampak cemas.

INSERT : Raina berlari dengan kencang dan kening yang penuh keringat.

Saat Raina melintas di depan Radit, Radit menarik lengan Raina agar berhenti.

RADIT

Udah cukup larinya. Sekarang kamu bisa istirahat.

Raina menggeleng. Tatapannya lurus ke depan.

RAINA

Saya masih belum capek. Saya harus terus lari sampai kaki saya maksa untuk berhenti.

RADIT

Enggak. Sekarang kita pulang.

Raina menarik lengannya dari genggaman Radit. Lalu Raina kembali berlari. Saat sudah menjauh dari Radit, Raina terjatuh. Radit pun berlari menghampiri Raina.

CUT TO

89.EXT. TAMAN – PAGI (MOMENTS LATER)

Radit memapah Raina untuk duduk di salah satu bangku. Raina berjalan pincang sambil meringis kesakitan.

RADIT

Kamu tunggu di sini dulu ya. Saya beli minum dulu.

Radit hendak pergi, tapi Raina menahan tangannya. Raina menatap Radit seolah tidak ingin ditinggalkan.

RADIT (CONT’D)

Saya enggak akan lama, kok.

Raina pelan-pelan melepas tangan Radit dan membiarkannya pergi. Tidak lama kemudian Radit berhenti dengan botol air minum di tangannya. Lalu membukakan tutup botol dan menyerahkannya ke Raina.

RAINA

Thanks.

Radit berjongkok di depan kaki Raina yang terkilir. Raina memperhatikan Radit.

RADIT

Maaf ya, saya pegang kaki kamu sebentar.

Raina hanya mengangguk. Lalu Radit mulai memegang bagian tumis Raina dan memijatnya pelan-pelan.

CUT TO

90.EXT – DEPAN VILLA – SIANG

Radit sedang memapah Raina pelan-pelan. Saat sampai di depan Vila yang Reiner tinggali, mereka melihat Reiner dan Reva sedang mengobrol. Radit dan Raina berhenti tepat di depan villa. Raina dan Reiner saling pandang. Mata mereka berkaca-kaca.

CUT TO


 



 

 

 


 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar