Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISSOLVE TO:
ESTABLISH: PKBM BUMI LESTARI KORIPAN
81. INT. RUANG KELAS KEJAR PAKET C. PKBM-PAGI
Pravita, Aditia, Guru, Figuran
Kelas Kejar Paket C dimulai lagi. Guru menerangkan pelajaran dengan semangat. Para murid, termasuk Aditia dan Pravita mengikuti pelajaran dengan serius. Tidak ada di antara mereka yang bercanda. Apalagi, banyak ibu-ibu dan bapak-bapak yang ikut Kejar Paket C agar bisa mendapat pekerjaan lebih layak.
CUT TO:
82. INT. RUANG KELAS DKV. UNS-PAGI
Yonatan, Figuran
Yonatan tak konsen mengikuti pelajaran dosennya. Dia hanya memikirkan Pravita saja. Dosen pun menegurnya.
YONATAN
(melamun, memikirkan Pravita)
DOSEN
(mendekati Yonatan)
Yonatan, coba terangkan apa yang telah saya sampaikan tadi...
YONATAN
(terkejut)
Maaf, pak... Boleh diulangi materi hari ini?
SEMUA MAHASISWA
Aduh...
DOSEN
Coba kamu basuh muka kamu... Baru kembali ke mari...
Lain kali, kamu harus serius mengikuti pelajaran saya...
YONATAN
Baik, pak... Maaf, saya izin ke toilet dulu...
DOSEN
Ya... Silakan...
(pause, ke semua mahasiswa)
Ayo, kita lanjutkan pelajaran hari ini...
SEMUA MAHASISWA
Baik, pak...
Pelajaran hampir selesai, tapi Yonatan belum juga datang ke kelas. Dosen melihat jam tangannya.
DOSEN (VO)
(melihat jam tangan)
Sudah jam segini, kenapa Yonatan tidak kembali?
MAHASISWA 1
Ada apa, pak? Kok, bapak tampak gelisah?
CUT TO:
83. EXT. HALAMAN. PKBM KORIPAN-SIANG
Pravita, Yogi
Yogi yang sempat putus sekolah karena trauma pada mimpi buruk mendaftarkan diri di PKBM, tempat Pravita sekolah. Dia kaget melihat Pravita berada di PKBM Koripan.
PRAVITA
(melihat Yogi)
Eh Yogi, kamu mau sekolah di sini juga, yo?
YOGI
Lho, kowe di sini?
PRAVITA
Iya, aku sekolah di sini sejak beberapa waktu lalu...
YOGI
Aku baru mau mendaftar hari ini...
(pause)
Kalau boleh tahu, di mana aku bisa mendaftarkan diri?
PRAVITA
(menunjuk ruang kepala sekolah)
Di sana kamu bisa mendaftar, Yogi...
YOGI
Terima kasih, Pravita...
(pause)
Aku juga minta maaf atas kelakuanku selama ini, ya...
PRAVITA
Aku sudah memaafkan kamu, Yogi...
YOGI
Terima kasih sekali lagi...
CUT TO:
84. INT. RUANG TAMU. RUMAH PAK ELISA-SIANG
Pak Elisa, Yonatan
Yonatan pergi ke rumah Pak Elisa dan diterima baik olehnya.
YONATAN
Kulanuwun, Pak Elisa...
PAK ELISA
Eh, Yonatan... Ayo masuk...
Yonatan duduk di ruang tamu dan mengungkapkan kepada Pak Elisa, kalau dia mencintai Pravita.
YONATAN
(duduk di kursi ruang tamu)
Begini, Pak Elisa...
Saya ke mari, karena mau mengatakan sesuatu...
PAK ELISA
Katakan saja, nak Yonatan...
Bapak siap mendengarkan...
YONATAN
Saya sangat mencinta Pravita...
Buat saya, dia adalah perempuan yang sangat istimewa, pak...
PAK ELISA
Akhirnya, putri bapak ada yang menyukai...
(tersenyum)
YONATAN
(malu-malu)
Aduh, pak... Saya jadi malu...
Pak Elisa pun menyarankan agar Yonatan mengungkapkan rasa cintanya ke Pravita, kalau Yonatan dan Pravita sudah lulus.
PAK ELISA
Bagaimana kalau kamu mengungkapkan perasaan ke anak bapak, kalau kalian sudah lulus?
YONATAN
Baik, pak...
Yonatan lega karena rasa cintanya direstui oleh Pak Elisa. Dia pun pamit pulang.
YONATAN
Terima kasih banyak, pak...
(pause)
Kalau begitu, saya pamit pulang...
Masih banyak urusan, soalnya...
(mencium tangan Pak Elisa)
Pak Elisa melihat kepergian Yonatan dan masuk ke mobil. Setelah itu, dia menutup pintu ruang tamu.
CUT BACK TO:
ESTABLISH: PKBM KORIPAN
85. EXT. HALAMAN. PKBM KORIPAN-SIANG
Pravita, Yogi, Aditia
Pravita menunjukkan tempat mendaftar sekolah kepada Yogi. Saat itulah, Aditia datang.
PRAVITA
Di sana, Yogi... Kamu tinggal lurus saja...
YOGI
Baik, Pravita... Terima kasih banyak, ya...
INSERT: Aditia datang...
ADITIA
Siapa, itu tadi?
PRAVITA
(menoleh, agak terkejut)
Eh... Itu tadi Yogi, temanku...
ADITIA
Oh, cuman teman?
PRAVITA
Kamu ini kenapa, to?
ADITIA
Ndak kenapa-napa, kok...
Setelah Yogi masuk ruang pendaftaran, Aditia memberitahu kalau dia punya kekasih bernama Rizka.
ADITIA
(melihat Yogi masuk ruang kepala sekolah)
Oh, iya... Aku cuman mau bilang... Aku sudah punya pacar...
Namanya Rizka...
Lalu, Pravita cemberut karena cemburu.
PRAVITA
(cemberut, cemburu)
Memangnya aku tanya ke kamu?
ADITIA
Ya, cuman mau memberitahu agar kamu tidak caper lagi ke aku...
PRAVITA
(makin sewot)
Terserah kamu, lah...
(masuk ke ruang kelas)
CUT TO:
86. INT. PENERBIT UMUM SOLO-SIANG
Bapak Yonatan, Figuran
Bapaknya Yonatan sempat mendengar kalau kinerja Yonatan memburuk. Dia pun mendatangi penerbitannya.
BAPAK YONATAN
Saya dengar, selama ini kinerja Yonatan memburuk, ya?
Dari situlah didapat, kalau Yonatan sering meninggalkan penerbitan.
PEKERJA YONATAN 1
Sebenarnya tidak, pak...
Hanya saja, Mas Yonatan sering ke luar penerbitan ini...
BAPAK YONATAN
Pergi ke mana, dia, mbak?
PEKERJA YONATAN 1
Saya tidak tahu, pak...
Lalu, dia menyuruh pekerja lain menasihati Yonatan agar serius bekerja.
BAPAK YONATAN
Kamu bisa tidak menasihati Yonatan agar dia serius bekerja?
Masa iya, pekerjaan di sini dianggap mainan?
Pekerja itu tidak berani menasihati Yonatan.
PEKERJA YONATAN 2
Saya... Saya tidak berani, pak...
Apalagi, Mas Yonatan adalah anak bapak...
Karena itulah, bapaknya Yonatan agak marah saat Yonatan tidak ada di ruang kerjanya.
BAPAK YONATAN
Bagaimana to, kamu ini? Masa tidak berani menegurnya?
(pause)
Hanya karena, Yonatan adalah anak saya...
CUT TO:
87. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-SORE
Pravita, Pak Elisa, Figuran
Pravita terus cemberut sejak sampai di warung makan Pak Elisa. Pekerja Pak Elisa mencoba menghiburnya.
PRAVITA
(cemberut terus sejak sampai warung makan)
PEKERJA PAK ELISA
(mengelap meja depan Pravita)
Kenapa, sih, mbak... Dari tadi, kok cemberut terus?
Tahulah Pak Elisa, kalau orang yang disukainya sudah punya kekasih setelah diam-diam menguping curahan hati Pravita ke pekerja itu.
PRAVITA
Itu, lho, mbak... Aku punya temen yang nyebelin banget...
PEKERJA PAK ELISA
Nyebelinnya gimana, mbak?
PRAVITA
Saat aku jatuh cinta pada seorang cowok...
Eh, dia malah jatuh cinta ke orang lain...
PAK ELISA (VO)
(bersembunyi, menguping)
Oh... Rupanya, anakku itu masih jatuh cinta sama si dia?
Gimana, ya, ini?
Ternyata, Pak Elisa menghalangi orang yang akan keluar dari toilet warung makan. Dia pun ketahuan oleh Pravita saat pembeli menegur Pak Elisa.
DISSOLVE TO:
WRITE IN BLACK SCREEN: 3 TAHUN KEMUDIAN
ESTABLISH: TAMAN AGRO RUMPUN IJO
88. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI
Pravita, Yonatan, Pak Elisa, Bapak Yonatan
Pravita yang sudah lulus sekolah dan Yonatan yang sudah lulus kuliah merayakan kelulusan di Agro Rumpun Ijo bersama orang tua mereka. Mereka mengadakan pesta kecil-kecilan di sana. Yonatan mengungkapkan isi hatinya kepada Pravita saat itu juga.
YONATAN
(berlutut di depan Pravita)
Pravita... Aku sangat mencintaimu sejak kamu koma...
Sejak itu pula, aku terpaksa menyembunyikan perasaanku...
Karena, kita masih punya cita-cita... Yaitu, lulus sekolah...
PRAVITA
(terkejut, minta Yonatan bangkit berdiri)
Kak, apaan to, ini? Ayo berdiri!
(membantu Yonatan berdiri)
YONATAN
(berdiri, memegangi tangan Pravita)
Maukah kamu menjadi kekasihku, Pravita?
Pravita meminta waktu selama tiga bulan untuk masa percobaan pacaran. Bila selama waktu itu, cinta tumbuh di hatinya dan dia merasa cocok, maka dia akan menerima cinta Yonatan dan masuk ke jenjang lebih dalam.
PRAVITA
Kita adakan percobaan pacaran selama tiga bulan, ya, kak?
Selama itu, kalau aku mulai mencintai kakak...
Maka, aku mau kita pacaran...
Dan, masuk ke jenjang lebih dalam... Bisa saja menikah...
Yonatan sangat senang mendengar jawaban dari Pravita. Dia tidak sengaja mencium tangan Pravita.
CUT TO:
89. EXT. JALANAN-PAGI
Aditia, Rizka, Figuran
Aditia kembali berdagang sayur. Kali ini, dia memakai sepeda motor yang lebih keren. Sehingga, pelanggan sayurnya tambah banyak dan terkesima.
CUT BACK TO:
90. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI
Pravita, Yonatan, Pak Elisa, Bapak Yonatan
Pak Elisa memberikan hadiah laptop pada Pravita dan menyuruh dia menulis di laptop.
PAK ELISA
Pravita, anakku... Bapak senang, kamu bisa lulus Kejar Paket C denan nilai yang sangat memuaskan...
(menyodorkan laptop)
Ini adalah hadiah kecil bapak untukmu...
PRAVITA
Terima kasih banyak, pak...
(memeluk Pak Elisa, menerima laptop)
Dengan laptop ini, aku bisa mengetik semua naskah yang sudah ditulis tangan...
PAK ELISA
Sama-sama, anakku sayang... Semoga, laptop ini bermanfaat...
PRAVITA
Pasti, bapakku sayang...
Yonatan pun menyarankan agar Pravita kirim naskah hasil tulisannya ke penerbitnya.
YONATAN
Bagaimana, kalau kamu menerbitkan buku di penerbit kami?
PRAVITA
Kan, bukunya belum ada, kak?
YONATAN
Ya, kalau buku kamu sudah selesai, dong...
Mendengar jawaban Yonatan, mereka jadi tertawa. Pravita pun setuju dan sangat berterima kasih.
SEMUA
Hahahaha...
PRAVITA
Terima kasih banyak, kak... Aku setuju...
YONATAN
Bagus kalau gitu...