Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Me, You, and Him
Suka
Favorit
Bagikan
8. SCRIPT ME, YOU AND HIM SCENE 51-60

CUT TO

51. INT. PENERBIT UMUM SOLO-PAGI

Yonatan, Pak Elisa, Bapak Yonatan

Bapak Yonatan yang sudah sembuh dan pulang dari rumah sakit sudah mulai bekerja lagi di penerbitan miliknya. Dia menerima telepon dari Pak Elisa yang menceritakan kalau Pravita telah sadar dan telah mendaftar ke PKBM Koripan untuk sekolah Kejar Paket C.

SFX: Suara Telepon

PAK ELISA (OS)

Halo, sobatku? Bagaimana keadaanmu?

Katanya, kamu sudah pulang dari rumah sakit, ya?

BAPAK YONATAN

Iya, benar, Elisa...

Puji Tuhan, dokter sudah mengizinkanku pulang...

Ini, aku sudah bekerja kembali...

PAK ELISA (OS)

Puji Tuhan...

Harusnya, kamu istirahat dulu di rumah...

Kok, sudah bekerja saja, sih?

BAPAK YONATAN

Ya, tidak apa-apa...

Bosen, di rumah terus...

Apa lagi, Yonatan sekarang kuliah...

PAK ELISA (OS)

Oh, iya... Yonatan kuliah, ya?

BAPAK YONATAN

Iya, benar...

PAK ELISA (OS)

Puji Tuhan...

Oh, ya... Aku mau mengabarkan, kalau Pravita sudah siuman...

Malah, karena mujizat Tuhan... Dia bisa sekolah lagi...

BAPAK YONATAN

Puji Tuhan...

Bapak Yonatan sangat bahagia mendengarnya. Dia menutup telepon dengan Pak Elisa, lalu menelepon Yonatan yang di kampus dan mengajaknya syukuran di rumah Pak Elisa nanti malam.

BAPAK YONATAN

Halo, Yonatan...

YONATAN

Halo, bapak... Ada apa, pak?

BAPAK YONATAN

Bapak cuman mau ngajak kamu ke syukuran Pravita siuman...

Dia sudah sekolah lagi, malah... Nanti malam bisa, kan?

YONATAN

Haleluya!

Bisa, bapak, saya bisa sekali...

CUT BACK TO:

52. EXT. HALAMAN PKBM-PAGI

Pravita, Aditia, Figuran

Pravita berusaha mengendalikan kekagumannya pada Aditia, yang seorang tukang sayur tapi tetap berusaha melanjutkan sekolah.

PRAVITA (VO)

Pravita, jangan begini, to...

Mosok, kamu yang menyatakan kekaguman lebih dulu?

ADITIA

Kamu kenapa, Pravita? Kok, seperti orang tidak konsentrasi?

Sedangkan Aditia terang-terangan mengungkapkan kekaguman atas kecerdasan Pravita dan bersyukur, dia bisa bangkit dari koma.

ADITIA

Oh, ya... Aku sangat kagum sama kamu...

Kamu juara kelas terus...

PRAVITA

Lho, kamu tahu dari mana?

Kan, kita nggak satu sekolah?

ADITIA

Di Instagram, banyak sekali cerita tentang kamu...

Tentang kecelakaan yang menimpa kamu...

Namun, syukurlah... Sekarang kamu sudah bangun dari koma..

CUT TO:

53. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-SIANG

Pak Elisa, Yonatan, Bapak Yonatan, Figuran

Pak Elisa sangat bersemangat melayani pembeli di warung makannya karena Pravita telah pulih. Yonatan dan bapaknya datang dan mengajak bakar-bakar malam nanti, untuk syukuran kecil-kecilan atas bangunnya Pravita dari koma.

PAK ELISA

(melayani pelanggan warung makannya)

BAPAK YONATAN

Wah, Elisa... Kamu semangat sekali melayani pembeli?

PAK ELISA

Eh... Kalian datang... Ayo, silakan duduk...

Mau minum apa?

YONATAN

Ah, om... Kaya kami tamu penting saja...

PAK ELISA

Jelas tamu penting, dong... Hehe...

BAPAK YONATAN

Bagaimana, kalau nanti malam kita bakar-bakar di rumahmu?

PAK ELISA

Acara apakah, sobat?

BAPAK YONATAN

Untuk merayakan bangunnya Pravita dari koma... Bagaimana?

PAK ELISA

Aku setuju...

BAPAK YONATAN

Bagus... Ya, sudah... Kami pulang dulu, ya...

Menyiapkan nanti malam...

PAK ELISA

Nggak minum dulu, nih?

CUT TO:

54. INT. RUANG KEJAR PAKET C. PKBM KORIPAN-SIANG

Pravita, Aditia, Guru

Pravita menjadi ganjen di hadapan Aditia. Dia berusaha mendekati Aditia saat pelajaran sedang berlangsung. Guru melihat Pravita yang bertingkah ganjen, lalu menjewer telinga Pravita.

PRAVITA

Aduh! Sakit, pak... Kok, jewer saya, to, pak?

GURU

Habisnya, kamu tidak perhatikan pelajaran...

Jangan ulangi lagi, ya!

PRAVITA

Baik... Maafkan saya, pak...

TEMAN SEKELAS 1

Makanya, jangan ganjen-ganjen jadi orang...

Pravita jadi malu sendiri... Terasa sakit, tapi tak berdarah... Dia menutup mukanya yang merah dengan buku.

CUT TO:

55. EXT. SAWAH-SIANG

Bapak Aditia, Figuran

Teman sesama buruh bapak Aditia menanyakan keberadaan Aditia yang sudah lama tidak membantu bapaknya memanen dan menanam padi.

TEMAN SESAMA BURUH 1

(celingukan mencari Aditia)

Lho, Aditia ki di mana? Kok, tidak kelihatan?

TEMAN SESAMA BURUH 2

(ikutan celingukan)

Iya, bener... Di mana, to, Aditia?

(pause, ke bapaknya Aditia)

Bapak’e Aditia, di mana to, anakmu itu?

Bapaknya Aditia menjelaskan kepada mereka, Aditia melanjutkan sekolah Kejar Paket C.

BAPAK ADITIA

Anakku itu melanjutkan sekolah Kejar Paket C...

Biar dia nggak seperti bapaknya... Biar dia pinter...

TEMAN SESAMA BURUH 1

Oh, ngono to?

Ya sudah, kalau begitu...

TEMAN SESAMA BURUH 2

Ayo... Ayo kita lanjutkan memanen padinya...

SEMUA

Ayo!

CUT TO:

56. INT. PENERBIT UMUM SOLO-SIANG

Yonatan, Figuran

Yonatan diangkat bapaknya menjadi pengawas penerbitan selama beberapa hari ini. Dia lalu sangat serius mengawasi jalannya pekerjaan di penerbitan milik bapaknya. Semua pegawai penerbitan sangat serius melakukan pekerjaannya dan sangat senang bisa diawasi secara langsung oleh Yonatan.

CUT TO:

57. EXT. HALAMAN PKBM-SIANG

Pravita, Aditia

Pravita kembali ke sikap semula, yaitu penuh sopan santun. Soalnya, dia tahu diri, Aditia tidak suka pada orang yang ganjen dan suka cari perhatian kepadanya. Aditia adalah pria desa yang punya tingkat sopan santun yang tinggi. Pravita pun tidak berusaha mendekatinya lagi, setelah dia tahu kalau Aditia sudah punya pasangan, itupun tahunya dari teman Aditia. Hati Pravita memang terluka saat mendengar itu. Tapi, mau bagaimana lagi? Setelah pelajaran Kejar Paket C selesai, mereka pamitan pulang kepada guru mereka. Di halaman PKBM, Aditia berpamitan pada Pravita dan naik sepeda bersama teman-temannya.

CUT TO:

58. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-SIANG

Pravita, Pak Elisa, Figuran

Pravita menyimpan dukanya di dalam hati dan sampai di warung makan Pak Elisa sambil cemberut. Pak Elisa yang melihatnya jadi penasaran dan meminta dia menjelaskan alasannya cemberut.

PRAVITA

(berjalan ke warung makan sambil cemberut)

PAK ELISA

Kamu kenapa cemberut, sayang?

Ayo, cerita sama bapak...

PRAVITA

Itu, pak... Aku suka sama seorang cowok di PKBM...

Tapi, cowok itu sudah punya pasangan...

Aku tahu dari temennya, sih, pak...

(kembali cemberut)

Pak Elisa mengingatkan cita-citanya menjadi penulis dan dapat lulus SMA belum terwujud. Pravita menulis cerita di bukunya.

PAK ELISA

Bukannya kamu belum mencapai impianmu, sayang?

Dulu, kamu ‘kan pernah bilang...

Kamu pengin lulus SMA dan menulis buku lalu menerbitkannya?

PRAVITA

(tambah cemberut)

PAK ELISA

Lho, kamu harus fokus sekolah dulu, Pravita...

Baru, memikirkan kekasih...

PRAVITA

Iya, bapakku sayang...

(menulis cerita di buku kosong)

CUT TO:

59. EXT. JALANAN-SIANG

Aditia, Figuran

Aditia ditegur temannya karena terlalu dingin pada perempuan macam Pravita.

TEMAN ADITIA

(teriak karena berkendara)

Aditia... Aditia... Jadi orang, kok dingin banget sama cewek?

ADITIA

Lho, aku harus bagaimana, to?

TEMAN ADITIA

Yah... Kamu, sih nggak peka...

Cewek cantik kaya Pravita dianggurin...

Dia mati-matian mengejar kamu, tahu, nggak?

ADITIA

Aku ‘kan sudah punya Rizka... Kamu lupa, to?

TEMAN ADITIA

Rizka mah kalau dibandingkan dengan Pravita...

Kaya bumi sama langit...

ADITIA

Ya, memang Rizka gadis desa...

TEMAN ADITIA

Njawab terus, kalau dibilangin...

60. EXT. HALAMAN. RUMAH PAK ELISA-MALAM

Pravita, Pak Elisa, Yonatan, Bapak Yonatan

Pravita tidak semangat bakar-bakar di halaman rumahnya. Dia tidak fokus mengipasi sosis bakar di atas arang. Yonatan yang melihat Pravita membakar sosis dan tempura sambil melamun, jadi serba salah dan minta izin pulang.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar