Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Me, You, and Him
Suka
Favorit
Bagikan
5. SCRIPT ME, YOU AND HIM SCENE 21-30

CUT TO:

21. INT. PENERBIT UMUM SOLO-SIANG

Yonatan, Bapak Yonatan, Figuran

Bapak Yonatan menilik penerbitannya dan menanyai para pegawai perihal kinerja Yonatan.

BAPAK YONATAN

(membenarkan jas, bertanya pada pekerja)

Apakah selama ini, Yonatan bekerja dengan baik?

(pause)

Dia tidak melakukan kesalahan selama bekerja, kan?

PEKERJA 1

(berdiri)

Eh, pak... Tidak, pak... Mas Yonatan bekerja sebagai editor dengan baik...

BAPAK YONATAN

Puji Tuhan... Tidak rugi, aku menjadikannya editor...

PEKERJA 2

(bergambung pembicaraan)

Benar itu, pak...

Yonatan yang baru keluar dari toilet mendegar perbincangan mereka. Tapi pura-pura tidak mendengar dan memilih masuk ke ruangannya dengan jalan lain.

YONATAN (VO)

Wah, bapak dan kedua desainer cover membicarakan saya...

(pause)

Lebih baik, saya lewat jalan ini saja...

DISSOLVE TO:

WRITE IN BLACK SCREEN: 6 BULAN KEMUDIAN

22. INT. RUANG KELAS IX. SMP 1 MATESIH-PAGI

Pak Elisa, Guru, Wali Murid

Para wali murid datang ke sekolah untuk menerima Ijasah SMP anak didik SMP 1 Matesih. Kali ini, tidak ada acara kelulusan. Jadi, semua wali murid kelas IX terpisah di kelas IX a-f. Mereka memasuki ruang masing-masing.

 

Saat acara penyerahan ijasah dimulai, wali kelas IX f, kelas Pravita dan Yogi memberi selamat kepada Pak Elisa karena dia berhasil mendapat ranking tertinggi sekolah dalam Ujian Nasional maupun Ujian Sekolah.

WALI KELAS

Selamat, Pak Elisa... Pravita berhasil menjadi juara sekolah.

(pause)

Dia mendapat nilai tertinggi di sekolah, tahun ini...

PAK ELISA

Puji Tuhan... Semua karena anugerah Tuhan, bu...

(pause, menjabat tangan wali kelas)

Juga, berkat kerja keras ibu selama Pravita belajar.

Semua wali murid memberi selamat pada Pak Elisa. Mereka ikut bangga atas prestasi Pravita.

WALI MURID 1

Selamat, Pak Elisa...

WALI MURID 2

Iya... Selamat, Pak Elisa...

Saya ikut bangga atas prestasi Pravita...

PAK ELISA

Terima kasih, pak, buk...

Anak bapak dan ibuk pasti juga berprestasi...

SEMUA

Amin... Begitu juga Pravita...

Mempertahankan prestasi di SMA, ya, pak...

PAK ELISA

Amin..

CUT TO:

23. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI

Pravita, Pak Elisa, Figuran

Pak Elisa sampai ke warung makan miliknya. Dia langsung memeluk Pravita dan memberi selamat padanya, atas prestasi yang Pravita capai. Pravita hampir tidak percaya, lalu diyakinkan Pak Elisa. Dia langsung percaya dan bersyukur pada Tuhan.

PAK ELISA

(berlari, memeluk Pravita)

Pravita, anakku...

PRAVITA

Ada apa, pak? Kok, kelihatan senang begitu?

(pause)

Bagaimana ijasah Pravita, Pak? Apakah hasilnya bagus?

PAK ELISA

Tidak sekedar bagus, Pravita!

(pause)

Kamu mendapat peringkat tertinggi, sayang...

(mengusap kepala Pravita)

PRAVITA

(terkejut, menangis bahagia)

Benar itu, pak?

PAK ELISA

(melepas pelukan, memegang kedua tangan Pravita)

Benar, Pravita... Kamu tidak percaya?

PRAVITA

Pravita percaya, pak... Ini karena kebaikan-Nya...

PAK ELISA

Benar itu, sayang...

PRAVITA

(menelangkupkan tangan)

Terima kasih banyak, ya, Tuhan...

Warung makan terlihat ramai saat Pak Elisa dan Pravita berbicara. Pravita meminta izin Pak Elisa, hendak belajar mengendarai sepeda motor. Tapi, Pak Elisa melarangnya. Dia takut anak semata wayangnya itu jatuh dan terluka.

PRAVITA

Pak, boleh tidak Pravita belajar mengendarai sepeda motor?

PAK ELISA

Jangan, to, Pravita... Bapak takut kalau kamu jatuh...

PRAVITA

Tapi, pak...

PAK ELISA

Jangan, ya, jangan!

(berjalan ke dapur)

CUT TO:

24. EXT. JALANAN DEKAT WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI

Pravita, Figuran

Pravita cemberut dan menggerutu.

PRAVITA (VO)

Ah... Payah...

Masa, aku tidak boleh belajar mengendarai sepeda motor, sih?

(ke luar warung makan)

Pravita mencari kesempatan saat Pak Elisa lengah, lalu mengendarai sepeda motor milik Pak Elisa yang kuncinya masih tergantung di sepeda motor.

PRAVITA

Wah, kunci sepeda motor bapak masih tergantung...

(celingukan, memastikan Pak Elisa lengah)

Bapak juga lagi di dapur...

Aku belajar sendiri saja, ah...

Tampak Pravita berhasil menyetater sepeda motor milik Pak Elisa. Tapi, dia tidak bisa mengendalikannya. Yogi yang mau membeli nasi rames di warung makan Pak Elisa hampir ditabrak olehnya. Pravita pun menghindari Yogi dan menabrak pohon di tepi jalan.

CUT TO:

25. INT. KORIDOR RUMAH SAKIT-PAGI

Pravita, Pak Elisa, Perawat, Figuran

Pak Elisa dan pelanggan yang memiliki mobil membawa Pravita ke rumah sakit. Mereka sampai di koridor rumah sakit dan meminta tolong kepada perawat.

PAK ELISA

Perawat... Tolong anak saya...

Dia menabrak pohon saat belajar mengendarai sepeda motor...

Perawat mendorong tempat Pravita terbaring ke IGD.

PERAWAT 1

(sigap, panik melihat banyak darah Pravita)

Baik, pak...

(ke perawat lain)

Ayo, mas! Kita bawa pasien ke IGD...

PERAWAT 2

(sigap, membawa Pravita ke IGD)

Baik, mbak... Mari...

Semua perawat rumah sakit itu menahan Pak Elisa dan yang mau masuk ke IGD.

CUT TO:

26. INT. RUANG TAMU. RUMAH ADITIA-PAGI

Aditia, Figuran

Sahabat Aditia datang ke rumah. Dia mengajaknya ikut program Kejar Paket B.

TEMAN ADITIA

Dit... Loe mau nggak ikut gue masuk Kejar Paket B, setara SMP?

Aditia ragu karena takut biayanya mahal.

ADITIA

Ingin, sih, melanjutkan sekolah...

Tapi, aku takut kalau biayanya mahal, bro...

Tapi, setelah dikatakan kalau biayanya murah dan dibayarkan setelah lulus, Aditia tertarik.

TEMAN ADITIA

Nggak mahal, kok, Dit...

Biayanya murah... Terus, loe bisa bayar saat lulus...

ADITIA

Yang benar, bro?

TEMAN ADITIA

Bener, dong...

ADITIA

(bersemangat)

Aku mau, bro... Mulai besok, aku mau mendaftar...

CUT TO:

27. INT. KORIDOR RUMAH SAKIT-PAGI

Pak Elisa, Yonatan, Bapak Yonatan

Pak Elisa berdoa untuk Pravita.

PAK ELISA

Tuhanku, Engkaulah yang menciptakan langit bumi...

Engkaulah Juruselamat kami...

(pause)

Kumohon, selamatkanlah kiranya anakku...

Dia adalah anakku satu-satunya... Amin...

Setelah berdoa, dia kaget karena melihat kawan lamanya, bapak Yonatan berdiri di sebelahnya. Ternyata, mereka sudah saling kenal dan bersahabat sejak SMA.

BAPAK YONATAN

Elisa! Kenapa kamu di sini?

PAK ELISA

Eh, kamu...

Aku menunggu anakku yang diperiksa dokter di IGD...

Dia kecelakaan di jalan dekat warung makanku.

Bapak Yonatan pun ikut prihatin atas kecelakaan yang menimpa Pravita. Dia juga mengenalkan Yonatan kepada Pak Elisa.

BAPAK YONATAN

Aku turut prihatin atas apa yang menimpa anakmu, Elisa.

PAK ELISA

Terima kasih, kawanku.

BAPAK YONATAN

Oh, ya... Kenalkan...

Ini Yonatan, anakku...

PAK ELISA

Sudah besar kamu, nak...

YONATAN

Iya, om...

Aku ingat, om dulu sering ke rumah...

Tapi, kok, lama tidak ke rumah, om?

PAK ELISA

Om merintis warung makan, nak...

INTER CUT:

28. INT. KORIDOR RUMAH SAKIT-SIANG

Pak Elisa, Yonatan, Bapak Yonatan, Dokter

Dokter mengatakan kepada Pak Elisa, kalau Pravita mengalami koma. Pak Elisa jadi down dan hampir pingsan. Seperti tak punya harapan lagi. Bapak Yonatan dan Yonatan berusaha menguatkan Pak Elisa. Mereka menegakkan Pak Elisa dan mengajak Pak Elisa berdoa.

CUT TO:

29. INT. RUANG ICU&DEPAN RUANG ICU-SORE

Pravita, Pak Elisa, Yonatan, Bapak Yonatan

Pravita terbaring tak berdaya di ruang ICU. Pak Elisa sangat mengkhawatirkan Pravita. Bapak Yonatan berusaha menghibur Pak Elisa.

DISSOLVE TO:

30. EXT. HALAMAN PKBM KORIPAN-SIANG

Aditia, Figuran

Tampak Aditia mulai sekolah Kejar Paket B di PKBM Bumi Lestari. Dia menunggu jam masuk kelas sambil online. Satu persatu temannya datang ke sekolah. Sekolah dimulai siang dan hanya setiap Jumat dan Sabtu. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar