Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
21. INT. PENERBIT UMUM SOLO-SIANG
Yonatan, Bapak Yonatan, Figuran
Bapak Yonatan menilik penerbitannya dan menanyai para pegawai perihal kinerja Yonatan.
BAPAK YONATAN
(membenarkan jas, bertanya pada pekerja)
Apakah selama ini, Yonatan bekerja dengan baik?
(pause)
Dia tidak melakukan kesalahan selama bekerja, kan?
PEKERJA 1
(berdiri)
Eh, pak... Tidak, pak... Mas Yonatan bekerja sebagai editor dengan baik...
BAPAK YONATAN
Puji Tuhan... Tidak rugi, aku menjadikannya editor...
PEKERJA 2
(bergambung pembicaraan)
Benar itu, pak...
Yonatan yang baru keluar dari toilet mendegar perbincangan mereka. Tapi pura-pura tidak mendengar dan memilih masuk ke ruangannya dengan jalan lain.
YONATAN (VO)
Wah, bapak dan kedua desainer cover membicarakan saya...
(pause)
Lebih baik, saya lewat jalan ini saja...
DISSOLVE TO:
WRITE IN BLACK SCREEN: 6 BULAN KEMUDIAN
22. INT. RUANG KELAS IX. SMP 1 MATESIH-PAGI
Pak Elisa, Guru, Wali Murid
Para wali murid datang ke sekolah untuk menerima Ijasah SMP anak didik SMP 1 Matesih. Kali ini, tidak ada acara kelulusan. Jadi, semua wali murid kelas IX terpisah di kelas IX a-f. Mereka memasuki ruang masing-masing.
Saat acara penyerahan ijasah dimulai, wali kelas IX f, kelas Pravita dan Yogi memberi selamat kepada Pak Elisa karena dia berhasil mendapat ranking tertinggi sekolah dalam Ujian Nasional maupun Ujian Sekolah.
WALI KELAS
Selamat, Pak Elisa... Pravita berhasil menjadi juara sekolah.
(pause)
Dia mendapat nilai tertinggi di sekolah, tahun ini...
PAK ELISA
Puji Tuhan... Semua karena anugerah Tuhan, bu...
(pause, menjabat tangan wali kelas)
Juga, berkat kerja keras ibu selama Pravita belajar.
Semua wali murid memberi selamat pada Pak Elisa. Mereka ikut bangga atas prestasi Pravita.
WALI MURID 1
Selamat, Pak Elisa...
WALI MURID 2
Iya... Selamat, Pak Elisa...
Saya ikut bangga atas prestasi Pravita...
PAK ELISA
Terima kasih, pak, buk...
Anak bapak dan ibuk pasti juga berprestasi...
SEMUA
Amin... Begitu juga Pravita...
Mempertahankan prestasi di SMA, ya, pak...
PAK ELISA
Amin..
CUT TO:
23. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI
Pravita, Pak Elisa, Figuran
Pak Elisa sampai ke warung makan miliknya. Dia langsung memeluk Pravita dan memberi selamat padanya, atas prestasi yang Pravita capai. Pravita hampir tidak percaya, lalu diyakinkan Pak Elisa. Dia langsung percaya dan bersyukur pada Tuhan.
PAK ELISA
(berlari, memeluk Pravita)
Pravita, anakku...
PRAVITA
Ada apa, pak? Kok, kelihatan senang begitu?
(pause)
Bagaimana ijasah Pravita, Pak? Apakah hasilnya bagus?
PAK ELISA
Tidak sekedar bagus, Pravita!
(pause)
Kamu mendapat peringkat tertinggi, sayang...
(mengusap kepala Pravita)
PRAVITA
(terkejut, menangis bahagia)
Benar itu, pak?
PAK ELISA
(melepas pelukan, memegang kedua tangan Pravita)
Benar, Pravita... Kamu tidak percaya?
PRAVITA
Pravita percaya, pak... Ini karena kebaikan-Nya...
PAK ELISA
Benar itu, sayang...
PRAVITA
(menelangkupkan tangan)
Terima kasih banyak, ya, Tuhan...
Warung makan terlihat ramai saat Pak Elisa dan Pravita berbicara. Pravita meminta izin Pak Elisa, hendak belajar mengendarai sepeda motor. Tapi, Pak Elisa melarangnya. Dia takut anak semata wayangnya itu jatuh dan terluka.
PRAVITA
Pak, boleh tidak Pravita belajar mengendarai sepeda motor?
PAK ELISA
Jangan, to, Pravita... Bapak takut kalau kamu jatuh...
PRAVITA
Tapi, pak...
PAK ELISA
Jangan, ya, jangan!
(berjalan ke dapur)
CUT TO:
24. EXT. JALANAN DEKAT WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI
Pravita, Figuran
Pravita cemberut dan menggerutu.
PRAVITA (VO)
Ah... Payah...
Masa, aku tidak boleh belajar mengendarai sepeda motor, sih?
(ke luar warung makan)
Pravita mencari kesempatan saat Pak Elisa lengah, lalu mengendarai sepeda motor milik Pak Elisa yang kuncinya masih tergantung di sepeda motor.
PRAVITA
Wah, kunci sepeda motor bapak masih tergantung...
(celingukan, memastikan Pak Elisa lengah)
Bapak juga lagi di dapur...
Aku belajar sendiri saja, ah...
Tampak Pravita berhasil menyetater sepeda motor milik Pak Elisa. Tapi, dia tidak bisa mengendalikannya. Yogi yang mau membeli nasi rames di warung makan Pak Elisa hampir ditabrak olehnya. Pravita pun menghindari Yogi dan menabrak pohon di tepi jalan.
CUT TO:
25. INT. KORIDOR RUMAH SAKIT-PAGI
Pravita, Pak Elisa, Perawat, Figuran
Pak Elisa dan pelanggan yang memiliki mobil membawa Pravita ke rumah sakit. Mereka sampai di koridor rumah sakit dan meminta tolong kepada perawat.
PAK ELISA
Perawat... Tolong anak saya...
Dia menabrak pohon saat belajar mengendarai sepeda motor...
Perawat mendorong tempat Pravita terbaring ke IGD.
PERAWAT 1
(sigap, panik melihat banyak darah Pravita)
Baik, pak...
(ke perawat lain)
Ayo, mas! Kita bawa pasien ke IGD...
PERAWAT 2
(sigap, membawa Pravita ke IGD)
Baik, mbak... Mari...
Semua perawat rumah sakit itu menahan Pak Elisa dan yang mau masuk ke IGD.
CUT TO:
26. INT. RUANG TAMU. RUMAH ADITIA-PAGI
Aditia, Figuran
Sahabat Aditia datang ke rumah. Dia mengajaknya ikut program Kejar Paket B.
TEMAN ADITIA
Dit... Loe mau nggak ikut gue masuk Kejar Paket B, setara SMP?
Aditia ragu karena takut biayanya mahal.
ADITIA
Ingin, sih, melanjutkan sekolah...
Tapi, aku takut kalau biayanya mahal, bro...
Tapi, setelah dikatakan kalau biayanya murah dan dibayarkan setelah lulus, Aditia tertarik.
TEMAN ADITIA
Nggak mahal, kok, Dit...
Biayanya murah... Terus, loe bisa bayar saat lulus...
ADITIA
Yang benar, bro?
TEMAN ADITIA
Bener, dong...
ADITIA
(bersemangat)
Aku mau, bro... Mulai besok, aku mau mendaftar...
CUT TO:
27. INT. KORIDOR RUMAH SAKIT-PAGI
Pak Elisa, Yonatan, Bapak Yonatan
Pak Elisa berdoa untuk Pravita.
PAK ELISA
Tuhanku, Engkaulah yang menciptakan langit bumi...
Engkaulah Juruselamat kami...
(pause)
Kumohon, selamatkanlah kiranya anakku...
Dia adalah anakku satu-satunya... Amin...
Setelah berdoa, dia kaget karena melihat kawan lamanya, bapak Yonatan berdiri di sebelahnya. Ternyata, mereka sudah saling kenal dan bersahabat sejak SMA.
BAPAK YONATAN
Elisa! Kenapa kamu di sini?
PAK ELISA
Eh, kamu...
Aku menunggu anakku yang diperiksa dokter di IGD...
Dia kecelakaan di jalan dekat warung makanku.
Bapak Yonatan pun ikut prihatin atas kecelakaan yang menimpa Pravita. Dia juga mengenalkan Yonatan kepada Pak Elisa.
BAPAK YONATAN
Aku turut prihatin atas apa yang menimpa anakmu, Elisa.
PAK ELISA
Terima kasih, kawanku.
BAPAK YONATAN
Oh, ya... Kenalkan...
Ini Yonatan, anakku...
PAK ELISA
Sudah besar kamu, nak...
YONATAN
Iya, om...
Aku ingat, om dulu sering ke rumah...
Tapi, kok, lama tidak ke rumah, om?
PAK ELISA
Om merintis warung makan, nak...
INTER CUT:
28. INT. KORIDOR RUMAH SAKIT-SIANG
Pak Elisa, Yonatan, Bapak Yonatan, Dokter
Dokter mengatakan kepada Pak Elisa, kalau Pravita mengalami koma. Pak Elisa jadi down dan hampir pingsan. Seperti tak punya harapan lagi. Bapak Yonatan dan Yonatan berusaha menguatkan Pak Elisa. Mereka menegakkan Pak Elisa dan mengajak Pak Elisa berdoa.
CUT TO:
29. INT. RUANG ICU&DEPAN RUANG ICU-SORE
Pravita, Pak Elisa, Yonatan, Bapak Yonatan
Pravita terbaring tak berdaya di ruang ICU. Pak Elisa sangat mengkhawatirkan Pravita. Bapak Yonatan berusaha menghibur Pak Elisa.
DISSOLVE TO:
30. EXT. HALAMAN PKBM KORIPAN-SIANG
Aditia, Figuran
Tampak Aditia mulai sekolah Kejar Paket B di PKBM Bumi Lestari. Dia menunggu jam masuk kelas sambil online. Satu persatu temannya datang ke sekolah. Sekolah dimulai siang dan hanya setiap Jumat dan Sabtu.