Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
71. EXT. SAWAH-PAGI
Aditia, Bapaknya, Figuran
Teman bapaknya Aditia senang bisa melihat Aditia kembali membantu bapaknya.
TEMAN SESAMA BURUH 1
Akhirnya, Aditia mau membantu kamu lagi...
BAPAK ADITIA
Iya, itu karena hari ini Aditia libur...
(pause)
Dia juga libur keliling jual sayur, hari ini...
(kembali menanam padi)
TEMAN SESAMA BURUH 2
Wah... Syukurlah kalau begitu...
Kamu jadi ada temannya lagi...
BAPAK ADITIA
Iya, mas... Aku jadi ada temannya lagi...
Mereka memberi selamat padanya atas kelanjutan sekolah di PKBM.
TEMAN SESAMA BURUH 1
(ke Aditia)
Oh, ya, Aditia... Kata bapakmu, kamu melanjutkan sekolah, ya?
ADITIA
Iya, pak... Saya melanjutkan Paket C setara SMA...
(pause, melanjutkan menanam padi)
Bapak sudah merestui saya sekolah...
TEMAN SESAMA BURUH 1
Benar itu...
Apapun yang kita lakukan, harus dengan restu orang tua...
(pause)
Karena, orang tua adalah wakil Tuhan...
ADITIA
Iya, pak...
CUT TO:
72. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI
Pravita, Yonatan, Figuran
Hujan akhirnya membasahi Pravita dan yang lainnya.
YONATAN
Nah ‘kan, hujan... Bagaimana ini, Pravita?
PRAVITA
Apa Kak Yonatan takut hujan?
YONATAN
Saya tidak takut hujan...
Tapi, kalau basah ‘kan akhirnya bisa masuk angin...
Pengunjung Agro Rumpun Ijo yang memakai payung mengejek Pravita yang sejak tadi tidak mau diajak pulang oleh Yonatan.
PENGUNJUNG LAIN 1
Lihat itu! Pasangan muda-mudi yang tak akur...
PENGUNJUNG LAIN 2
Iya... Yang satu minta pulang dari tadi...
(pause, membuka payung)
Eh, yang satunya ndak mau...
Bagaimana bisa cocok ke depannya, ya?
PENGUNJUNG LAIN 1
Entahlah? Udah, yuk... Tak usah memikirkan mereka...
Kita pulang... Takut hujan semakin deras...
PENGUNJUNG LAIN 2
Ayo...
(ke Yonatan dan Pravita)
Lihat, nih... Kami punya payung...
Makanya, sedia payung sebelum hujan dong...
Pravita dan Yonatan yang basah kuyup hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar mereka mengejek dan meninggalkan Pravita dan Yonatan.
CUT TO:
73. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI
Pak Elisa, Figuran
Pak Elisa yang melihat hujan turun sangat khawatir pada Pravita.
PAK ELISA
Ya, Tuhan... Hujan turun deras sekali...
Bagaimana keadaan Pravita dan Yonatan yang di luar sana?
PEKERJA PAK ELISA 1
Pak, ada apakah gerangan?
Mengapa wajah bapak pucat?
Pertanyaan pekerjanya tidak dijawab oleh Pak Elisa. Dia berusaha menelepon Pravita, tapi tak bisa menyambung karena ponsel Pravita mati. Pak Elisa makin khawatir. Pekerjanya itu pun menyarankan agar Pak Elisa tenang dan berdoa. Pak Elisa akhirnya mau mendengarkannya dan berdoa di ruang khusus miliknya.
PEKERJA PAK ELISA 1
Pak, khawatir itu tidak baik, lho, pak...
PAK ELISA
Iya... Benar juga kamu...
Lalu, saya harus bagaimana?
PEKERJA PAK ELISA 1
Bagaimana kalau bapak berdoa, agar pikiran tenang...
PAK ELISA
Baiklah... Saya ke ruangan dulu...
Kamu urus warung, ya?
PEKERJA PAK ELISA 1
Baik, pak...
CUT BACK TO:
74. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI
Pravita, Yonatan, Figuran
Pravita jadi ingat tentang gubuk yang dia lihat sejak awal masuk Agro Rumpun Ijo. Dia mengajak Yonatan berlari ke sana, meskipun sudah basah kuyup.
PRAVITA
Oh iya... Aku tadi lihat gubuk di sebelah sana...
(pause, ke Yonatan)
Kak Yonatan, ayo kita lari ke gubuk itu!
YONATAN
Kita nggak pulang saja, nih?
PRAVITA
Kan masih pagi, kak... Aku masih ingin di sini...
YONATAN
Ya sudah... Ayolah kalau begitu...
Di gubuk, Pravita melihat ponselnya yang ternyata banyak missed call dari Pak Elisa.
PRAVITA
(menghidupkan dan memeriksa ponsel)
Ya ampun... Ternyata banyak banget misscall dari bapak...
YONATAN
Kamu mau pulang?
PRAVITA
Nanti saja, ya, Kak?
(memasang muka memelas)
YONATAN
Tapi, Pak Elisa mengkhawatirkan kamu, lho...
PRAVITA
Nanti siang, kita baru pulang, ya... Please...
YONATAN
Ya sudah... Aku pesan kopi dulu, ya...
PRAVITA
Ya, kak...
Pravita melihat Yonatan pergi ke warung kecil dan memesan kopi. Tapi, dia tidak mendengar suara Yonatan dan penjual kopi.
CUT TO:
75. EXT. SAWAH-SIANG
Aditia, Bapaknya, Figuran
Hujan juga turun di sawah tempat Aditia dan yang lain bekerja. Bapak Aditia menyuruhnya berteduh. Tapi, Aditia tidak mau. Dia ingin tetap membantu bapaknya.
BAPAK ADITIA
Aditia, kamu berteduh ya, le...
ADITIA
Ndak, pak... Aku mau bantu bapak...
TEMAN SESAMA BURUH 1
Aditia, kamu berteduh saja... Biar kami yang melanjutkan...
ADITIA
Tidak, pak... Biar hujan, aku tetap mau membantu bapak...
BAPAK ADITIA
Ya sudah... Biar bapak yang berteduh...
ADITIA
Silahkan, pak...
INTER CUT:
76. EXT. SAWAH-SIANG
Aditia, Bapaknya, Rizka, Figuran
Saat bapaknya Aditia mau berteduh, Rizka datang ke sawah dengan membawa dua payung dan menyerahkan satu payung ke Aditia. Eh, malah dikasihkan Aditia ke bapaknya.
RIZKA
(bergaya centil)
Mas Aditia, ini payung buat kangmas...
ADITIA
(senyum getir)
Terima kasih, Rizka...
(ke bapaknya)
Ini, pak... Payung buat bapak berteduh...
BAPAK ADITIA
La kamu bagaimana, le?
ADITIA
Aku akan lari ke gubuk sawah itu, pak...
RIZKA
Bagaimana, to, Mas Aditia? Mosok, payungnya dikasih bapak?
ADITIA
(kembali tersenyum getir)
Kan, aku sudah menerima payungmu?
SEMUA TEMAN SESAMA BURUH
Udah, to, mbak... Jangan ganggu Aditia...
Hahahaha...
Mendengar mereka mengejeknya, Rizka langsung kesal dan pergi meninggalkan sawah yang mereka garap. Meskipun, Aditia masih kehujanan.
CUT TO:
77. INT. PENERBIT UMUM SOLO-SIANG
Bapak Yonatan, Figuran
Bapaknya Yonatan datang ke penerbitnya. Dia ingin menyuruh Yonatan untuk mengantarnya kontrol. Tapi kata pekerja, Yonatan tidak ada. Dia pergi ke Agro Rumpun Ijo dengan Pravita sejak tadi pagi.
PEKERJA YONATAN 1
Pak, mencari Mas Yonatan, ya?
BAPAK YONATAN
Iya... Saya mau memintanya mengantar kontrol...
PEKERJA YONATAN 1
Tapi, Mas Yonatan sedang tidak ada di tempat, pak...
BAPAK YONATAN
Lho, dia di mana?
PEKERJA YONATAN 1
Mas Yonatan pergi ke Agro Rumpun Ijo dengan Mbak Pravita...
Mereka pergi sejak tadi pagi, pak...
BAPAK YONATAN
Sejak tadi pagi?
PEKERJA YONATAN 1
Iya, benar, pak...
BAPAK YONATAN
Ya sudah, kalau begitu... Tolong nanti suruh dia telepon...
Kalau sudah balik ke sini, ya...
PEKERJA YONATAN 1
Baik, pak...
CUT TO:
78. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-SIANG
Pravita, Yonatan
Hujan tak juga reda. Yonatan akhirnya mengajak Pravita berlari ke mobilnya.
YONATAN
Nah, sekarang sudah siang... Kita lari ke mobil, yuk...
PRAVITA
Buat apa, kak?
YONATAN
Kita pulang, dong...
Tapi, Pravita tidak mau.
PRAVITA
Sebentar lagi, ya, kak...
Mereka tetap berteduh di gubuk Agro Rumpun Ijo.
YONATAN
Ya, sudahlah... Kamu menang...
(ngambek)
PRAVITA
Cie, ada yang ngambek...
CUT TO:
79. EXT. SAWAH-SIANG
Aditia, Figuran
Akhirnya hujan reda dan pekerjaan di sawah sudah selesai. Aditia pamit pulang pada teman bapaknya. Bapak Aditia sudah pulang sejak tadi setelah Rizka pulang dengan sewot.
ADITIA
Bapak-bapak, aku pamit menyusul bapak dulu, ya...
SEMUA TEMAN SESAMA BURUH
Ya, Aditia... Hati-hati di jalan, yo...
ADITIA
Baik, semuanya... Terima kasih...
Semua buruh melihat Aditia meninggalkan mereka.
CUT BACK TO:
80. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-SIANG
Pravita, Yonatan, PAK Elisa
Pravita menerima telepon dari Pak Elisa yang memintanya pulang.
PAK ELISA (OS)
Pravita, pulang, nak... Sudah lama kamu di luar...
Pravita menurut, dan menutup teleponnya.
PRAVITA
Baik, pak... Aku pulang sekarang, ya...
(menutup telepon)
Lalu, dia pun mau berlari menuju mobil Yonatan dan pulang.
YONATAN
Sekarang kamu mau pulang, Pravita?
PRAVITA
Iya, kak... Ayo kita pulang...
YONATAN
Nah... Gitu dong dari tadi...