Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Me, You, and Him
Suka
Favorit
Bagikan
10. SCRIPT ME, YOU AND HIM SCENE 71-80

CUT TO:

71. EXT. SAWAH-PAGI

Aditia, Bapaknya, Figuran

Teman bapaknya Aditia senang bisa melihat Aditia kembali membantu bapaknya.

TEMAN SESAMA BURUH 1

Akhirnya, Aditia mau membantu kamu lagi...

BAPAK ADITIA

Iya, itu karena hari ini Aditia libur...

(pause)

Dia juga libur keliling jual sayur, hari ini...

(kembali menanam padi)

TEMAN SESAMA BURUH 2

Wah... Syukurlah kalau begitu...

Kamu jadi ada temannya lagi...

BAPAK ADITIA

Iya, mas... Aku jadi ada temannya lagi...

Mereka memberi selamat padanya atas kelanjutan sekolah di PKBM.

TEMAN SESAMA BURUH 1

(ke Aditia)

Oh, ya, Aditia... Kata bapakmu, kamu melanjutkan sekolah, ya?

ADITIA

Iya, pak... Saya melanjutkan Paket C setara SMA...

(pause, melanjutkan menanam padi)

Bapak sudah merestui saya sekolah...

TEMAN SESAMA BURUH 1

Benar itu...

Apapun yang kita lakukan, harus dengan restu orang tua...

(pause)

Karena, orang tua adalah wakil Tuhan...

ADITIA

Iya, pak...

CUT TO:

72. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI

Pravita, Yonatan, Figuran

Hujan akhirnya membasahi Pravita dan yang lainnya.

YONATAN

Nah ‘kan, hujan... Bagaimana ini, Pravita?

PRAVITA

Apa Kak Yonatan takut hujan?

YONATAN

Saya tidak takut hujan...

Tapi, kalau basah ‘kan akhirnya bisa masuk angin...

Pengunjung Agro Rumpun Ijo yang memakai payung mengejek Pravita yang sejak tadi tidak mau diajak pulang oleh Yonatan.

PENGUNJUNG LAIN 1

Lihat itu! Pasangan muda-mudi yang tak akur...

PENGUNJUNG LAIN 2

Iya... Yang satu minta pulang dari tadi...

(pause, membuka payung)

Eh, yang satunya ndak mau...

Bagaimana bisa cocok ke depannya, ya?

PENGUNJUNG LAIN 1

Entahlah? Udah, yuk... Tak usah memikirkan mereka...

Kita pulang... Takut hujan semakin deras...

PENGUNJUNG LAIN 2

Ayo...

(ke Yonatan dan Pravita)

Lihat, nih... Kami punya payung...

Makanya, sedia payung sebelum hujan dong...

Pravita dan Yonatan yang basah kuyup hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar mereka mengejek dan meninggalkan Pravita dan Yonatan.

CUT TO:

73. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI

Pak Elisa, Figuran

Pak Elisa yang melihat hujan turun sangat khawatir pada Pravita.

PAK ELISA

Ya, Tuhan... Hujan turun deras sekali...

Bagaimana keadaan Pravita dan Yonatan yang di luar sana?

PEKERJA PAK ELISA 1

Pak, ada apakah gerangan?

Mengapa wajah bapak pucat?

Pertanyaan pekerjanya tidak dijawab oleh Pak Elisa. Dia berusaha menelepon Pravita, tapi tak bisa menyambung karena ponsel Pravita mati. Pak Elisa makin khawatir. Pekerjanya itu pun menyarankan agar Pak Elisa tenang dan berdoa. Pak Elisa akhirnya mau mendengarkannya dan berdoa di ruang khusus miliknya.

PEKERJA PAK ELISA 1

Pak, khawatir itu tidak baik, lho, pak...

PAK ELISA

Iya... Benar juga kamu...

Lalu, saya harus bagaimana?

PEKERJA PAK ELISA 1

Bagaimana kalau bapak berdoa, agar pikiran tenang...

PAK ELISA

Baiklah... Saya ke ruangan dulu...

Kamu urus warung, ya?

PEKERJA PAK ELISA 1

Baik, pak...

CUT BACK TO:

74. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI

Pravita, Yonatan, Figuran

Pravita jadi ingat tentang gubuk yang dia lihat sejak awal masuk Agro Rumpun Ijo. Dia mengajak Yonatan berlari ke sana, meskipun sudah basah kuyup.

PRAVITA

Oh iya... Aku tadi lihat gubuk di sebelah sana...

(pause, ke Yonatan)

Kak Yonatan, ayo kita lari ke gubuk itu!

YONATAN

Kita nggak pulang saja, nih?

PRAVITA

Kan masih pagi, kak... Aku masih ingin di sini...

YONATAN

Ya sudah... Ayolah kalau begitu...

Di gubuk, Pravita melihat ponselnya yang ternyata banyak missed call dari Pak Elisa.

PRAVITA

(menghidupkan dan memeriksa ponsel)

Ya ampun... Ternyata banyak banget misscall dari bapak...

YONATAN

Kamu mau pulang?

PRAVITA

Nanti saja, ya, Kak?

(memasang muka memelas)

YONATAN

Tapi, Pak Elisa mengkhawatirkan kamu, lho...

PRAVITA

Nanti siang, kita baru pulang, ya... Please...

YONATAN

Ya sudah... Aku pesan kopi dulu, ya...

PRAVITA

Ya, kak...

Pravita melihat Yonatan pergi ke warung kecil dan memesan kopi. Tapi, dia tidak mendengar suara Yonatan dan penjual kopi.

CUT TO:

75. EXT. SAWAH-SIANG

Aditia, Bapaknya, Figuran

Hujan juga turun di sawah tempat Aditia dan yang lain bekerja. Bapak Aditia menyuruhnya berteduh. Tapi, Aditia tidak mau. Dia ingin tetap membantu bapaknya.

BAPAK ADITIA

Aditia, kamu berteduh ya, le...

ADITIA

Ndak, pak... Aku mau bantu bapak...

TEMAN SESAMA BURUH 1

Aditia, kamu berteduh saja... Biar kami yang melanjutkan...

ADITIA

Tidak, pak... Biar hujan, aku tetap mau membantu bapak...

BAPAK ADITIA

Ya sudah... Biar bapak yang berteduh...

ADITIA

Silahkan, pak...

INTER CUT:

76. EXT. SAWAH-SIANG

Aditia, Bapaknya, Rizka, Figuran

Saat bapaknya Aditia mau berteduh, Rizka datang ke sawah dengan membawa dua payung dan menyerahkan satu payung ke Aditia. Eh, malah dikasihkan Aditia ke bapaknya.

RIZKA

(bergaya centil)

Mas Aditia, ini payung buat kangmas...

ADITIA

(senyum getir)

Terima kasih, Rizka...

(ke bapaknya)

Ini, pak... Payung buat bapak berteduh...

BAPAK ADITIA

La kamu bagaimana, le?

ADITIA

Aku akan lari ke gubuk sawah itu, pak...

RIZKA

Bagaimana, to, Mas Aditia? Mosok, payungnya dikasih bapak?

ADITIA

(kembali tersenyum getir)

Kan, aku sudah menerima payungmu?

SEMUA TEMAN SESAMA BURUH

Udah, to, mbak... Jangan ganggu Aditia...

Hahahaha...

Mendengar mereka mengejeknya, Rizka langsung kesal dan pergi meninggalkan sawah yang mereka garap. Meskipun, Aditia masih kehujanan.

CUT TO:

77. INT. PENERBIT UMUM SOLO-SIANG

Bapak Yonatan, Figuran

Bapaknya Yonatan datang ke penerbitnya. Dia ingin menyuruh Yonatan untuk mengantarnya kontrol. Tapi kata pekerja, Yonatan tidak ada. Dia pergi ke Agro Rumpun Ijo dengan Pravita sejak tadi pagi.

PEKERJA YONATAN 1

Pak, mencari Mas Yonatan, ya?

BAPAK YONATAN

Iya... Saya mau memintanya mengantar kontrol...

PEKERJA YONATAN 1

Tapi, Mas Yonatan sedang tidak ada di tempat, pak...

BAPAK YONATAN

Lho, dia di mana?

PEKERJA YONATAN 1

Mas Yonatan pergi ke Agro Rumpun Ijo dengan Mbak Pravita...

Mereka pergi sejak tadi pagi, pak...

BAPAK YONATAN

Sejak tadi pagi?

PEKERJA YONATAN 1

Iya, benar, pak...

BAPAK YONATAN

Ya sudah, kalau begitu... Tolong nanti suruh dia telepon...

Kalau sudah balik ke sini, ya...

PEKERJA YONATAN 1

Baik, pak...

CUT TO:

78. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-SIANG

Pravita, Yonatan

Hujan tak juga reda. Yonatan akhirnya mengajak Pravita berlari ke mobilnya.

YONATAN

Nah, sekarang sudah siang... Kita lari ke mobil, yuk...

PRAVITA

Buat apa, kak?

YONATAN

Kita pulang, dong...

Tapi, Pravita tidak mau.

PRAVITA

Sebentar lagi, ya, kak...

Mereka tetap berteduh di gubuk Agro Rumpun Ijo.

YONATAN

Ya, sudahlah... Kamu menang...

(ngambek)

PRAVITA

Cie, ada yang ngambek...

CUT TO:

79. EXT. SAWAH-SIANG

Aditia, Figuran

Akhirnya hujan reda dan pekerjaan di sawah sudah selesai. Aditia pamit pulang pada teman bapaknya. Bapak Aditia sudah pulang sejak tadi setelah Rizka pulang dengan sewot.

ADITIA

Bapak-bapak, aku pamit menyusul bapak dulu, ya...

SEMUA TEMAN SESAMA BURUH

Ya, Aditia... Hati-hati di jalan, yo...

ADITIA

Baik, semuanya... Terima kasih...

Semua buruh melihat Aditia meninggalkan mereka.

CUT BACK TO:

80. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-SIANG

Pravita, Yonatan, PAK Elisa

Pravita menerima telepon dari Pak Elisa yang memintanya pulang.

PAK ELISA (OS)

Pravita, pulang, nak... Sudah lama kamu di luar...

Pravita menurut, dan menutup teleponnya.

PRAVITA

Baik, pak... Aku pulang sekarang, ya...

(menutup telepon)

Lalu, dia pun mau berlari menuju mobil Yonatan dan pulang.

YONATAN

Sekarang kamu mau pulang, Pravita?

PRAVITA

Iya, kak... Ayo kita pulang...

YONATAN

Nah... Gitu dong dari tadi...

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar