Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISSOLVE TO:
61. INT. RUANG TAMU. RUMAH YONATAN-PAGI
Yonatan, Bapak Yonatan
Yonatan curhat pada bapaknya mengenai perasaannya pada Pravita.
YONATAN
Pak, sebenarnya, aku sangat mencintai Pravita...
Tapi kurasa, Pravita tidak begitu pada saya...
BAPAK YONATAN
Kamu yakin pada perasaanmu, Yonatan?
Apakah perlu, bapak sampaikan pada Pravita?
YONATAN
Jangan, pak... Aku takut, dia nanti malah marah...
BAPAK YONATAN
Kamu berani mengungkapkan perasaanmu?
YONATAN
Saya mau mengumpulkan keberanian dulu, pak.
Bapaknya Yonatan melihat Yonatan meninggalkannya dan pergi ke kamar. Dia menghela napas karena tak mengira, anaknya bakal jatuh cinta pada Pravita.
CUT TO:
62. EXT. HALAMAN-RUMAH RIZKA-PAGI
Rizka, Figuran
Rizka dengan centilnya menelepon Aditia dihalaman rumahnya. Saat menelepon itu, dia dilihat oleh tetangganya. Saat dia makin centil, tetangganya itu menggunjingkannya.
RIZKA
Halo, Mas Aditia... Kok, lama ndak nelepon, sih?
(bertingkah centil)
Jawab dong, Mas Aditia sayang.
Sekalipun Rizka makin centil menelepon Aditia, Aditia tidak menjawabnya. Tetangga Rizka makin tidak tahan, dia pun dimarahi oleh tetangganya itu karena bertingkah centil.
TETANGGA RIZKA 1
Heh, Rizka... Bisa nggak, sih, nggak lebay gitu?
RIZKA
(menutup telepon, marah)
Apa sih, buk? Kok, ngurusin orang saja?
Urusin, tuh, kehidupan ibu sendiri...
TETANGGA RIZKA 2
Eh, mbak... Biasa saja dong, bicaranya!
RIZKA
Tau, ah, bu... Mending, aku masuk aja...
Kedua Rizka itu melihat Rizka masuk ke dalam rumahnya. Mereka mengernyitkan dahi karena melihat cara jalannya Rizka dibuat-buat.
63. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI
Pak Elisa, Figuran
Pak Elisa sangat semangat membuka warung makannya. Dia bersyukur kepada Tuhan, karena cuaca hari ini sangat cerah.
PAK ELISA
Puji Tuhan, cuaca sangat cerah... Waktunya aku membuka warung.
Pekerja Pak Elisa yang baru datang, mau membantunya. Tapi, dia melarang pekerjanya itu.
PEKERJA PAK ELISA
Lho, Pak Eisa... Kok, membuka warung sendiri?
(pause)
Mari, saya bantu, pak...
PAK ELISA
Tidak usah... Biar saya sendiri...
Saya bisa, kok...
PEKERJA PAK ELISA
Baik, pak, kalau begitu... Maaf, ya, pak...
PAK ELISA
Lho, kok, minta maaf? ‘Kan, kamu tidak salah apa-apa?
PEKERJA PAK ELISA
Soalnya, saya tidak bisa membantu, pak...
PAK ELISA
Tidak apa-apa... Saya yang memutuskan sendiri...
CUT TO:
64. EXT. HALAMAN. RUMAH ADITIA-PAGI
Aditia, Bapaknya
Aditia merasa risih setelah menutup telepon dari Rizka.
ADITIA
(menutup telepon)
Ya ampun... Kok, gini banget sih, punya pacar?
Mendengar keluhan Aditia, bapaknya Aditia menyarankan untuk putus dengan Rizka.
BAPAK ADITIA
Ada apa, to, le? Kok, marah kaya gitu?
ADITIA
Ini lho, pak... Rizka nelepon aku dan bikin aku risih...
BAPAK ADITIA
Yo, wis... Bagaimana kalau kamu putus dengannya?
Aditia akan mempertimbangkan itu dan pamit berjualan sayur keliling.
ADITIA
Ya, pak... Nanti aku pertimbangkan... Aku juga risih sama dia.
(pause)
Aku berangkat berjualan sayur dulu, ya, pak?
(mencium tangan bapaknya)
Bapaknya Aditia melihat anaknya itu ke luar dan mengendarai sepeda motornya yang di atasnya berisi beronjong sayuran segar.
CUT BACK TO:
65. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI
Pravita, Pak Elisa, Figuran
Hari ini, sekolah libur karena hanya masuk Jumat dan Sabtu. Pravita menyempatkan diri ke warung makan Pak Elisa dan membantunya.
PAK ELISA
Lho, sayang... Kamu nggak sekolah? Kok, ke mari?
PRAVITA
Ndak, pak... Pravita hanya masuk hari Jumat dan Sabtu...
(pause)
Makanya, Pravita ke sini untuk bantu bapak...
PAK ELISA
Kamu sudah belajar, Pravita?
PRAVITA
Sudah, kok, pak... Malah, Pravita sudah menulis juga...
PAK ELISA
Puji Tuhan... Ya, sudah... Sekarang, kamu bantu mbak, ya...
PRAVITA
Baik, pak...
Pravita pergi ke dapur untuk membantu memasak makanan yang akan disiapkan di warung makan Pak Elisa tersebut.
CUT TO:
66. EXT. HALAMAN PENERBIT SOLO-SIANG
Yonatan tampak gelisah memikirkan Pravita di halaman penerbit umumnya. Dia tidak sadar, kalau ada lalu-lalang pekerjanya yang datang. Dia sangat terkejut, saat disapa oleh salah satu pekerjanya.
YONATAN
(terlihat gelisah, pandangan kosong)
PEKERJA YONATAN
Siang, Mas Yonatan... Kok, sendirian di sini?
(pause)
Kok, Mas Yonatan melamun? Lagi mikirin apa, mas?
YONATAN
(kaget)
Eh, mbak... Saya nggak apa-apa, kok...
(pause)
Ada apa, mbak?
PEKERJA YONATAN
Eh, maaf, mas... Saya bikin Mas Yonatan kaget...
YONATAN
Ndak apa-apa, mbak...
(pause)
Saya hanya memikirkan orang yang saya sukai...
(malu-malu)
PEKERJA YONATAN
Siapa itu, Mas Yonatan?
YONATAN
Ya rahasia, dong, mbak...
Yonatan dan pekerjanya itu masuk ke dalam penerbit.
CUT TO:
67. INT. RUANG TAMU. RUMAH RIZKA-SIANG
Rizka, Ibunya
Rizka ditegur ibunya karena bersikap centil dan berdandan menor.
IBU RIZKA
Nduk, nduk... Mbok ya sadar, kamu itu gadis desa...
(pause)
Mbok ya, jangan menor-menor kalau dandan...
Malah malu-maluin...
Rizka jadi cemberut dan membela diri.
RIZKA
(cemberut)
Ibuk ini bagaimana, sih? Gini-gini, ‘kan Mas Aditia suka...
IBU RIZKA
Ah, apa iya? Paling juga, Aditia terpaksa mencintaimu, nduk...
RIZKA
Ibu nyebelin...
Rizka ngambek dan meninggalkan ibunya yang masih di ruang tamu. Ibunya Rizka menepuk jidat karena heran pada sikap Rizka yang suka dandan menor dan centil.
DISSOLVE TO:
ESTABLISH: TAMAN AGRO RUMPUN IJO
68. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI
Pravita, Yonatan, Figuran
Pravita sangat senang diajak Yonatan ke Agro Rumpun Ijo.
PRAVITA
(merasa sangat senang)
Wah... Taman ini sangat indah... Banyak bunga indah pula...
YONATAN
Iya, dong Pravita... Tempat ini sangat indah...
Yonatan mencoba menyembunyikan detak jantungnya yang makin kencang karena menyembunyikan perasaannya kepada Pravita. Saat itulah, Pravita mengajak Yonatan berfoto ria karena dia sangat menyukai suasana di Agro Rumpun Ijo. Tapi, kamera depan ponsel Yonatan rusak. Mereka pun meminta tolong pengunjung lain memotret mereka.
YONATAN (VO)
Ya, Tuhan... Kok, hatiku rasanya kaya gini, ya?
PRAVITA
Kak Yonatan kenapa? Kok diam kaya gitu?
YONATAN
Nggak apa-apa, kok...
PRAVITA
Kak, kak... Ayo kita foto-foto di sana, yuk...
YONATAN
Tapi, kamera depan ponsel saya rusak...
PRAVITA
Yah... Bagaimana, dong?
YONATAN
(ke pengunjung lain)
Mas, bisa tolong fotoin kami, ndak?
PENGUNJUNG LAIN
Oh, boleh, mas...
(menerima telepon dan memotret Pravita dan Yonatan)
Pravita tidak sengaja merangkul Yonatan, sahabatnya. Yonatan makin berdegup kencang.
CUT TO:
69. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI
Aditia, Pak Elisa, Rizka
Aditia diajak Rizka makan di warung makan Pak Elisa yang menjadi warung langganannya. Saat sampai di sana dan Pak Elisa memperkenalkan diri, Aditia jadi tahu, kalau Pak Elisa adalah bapaknya Pravita. Mereka pun mengobrol bersama, karena Pak Elisa tahu kalau Aditia adalah teman sekolah Pravita. Setelah selesai makan, Aditia dan Rizka langsung pulang setelah membayar. Karena, Aditia harus membantu bapaknya di sawah.
CUT BACK TO:
70. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI
Pravita, Yonatan, Figuran
Yonatan mengajak Pravita pulang karena cuaca mendung.
YONATAN
Pravita, ayo kita pulang... Cuaca sudah mendung ini...
Pravita menolak karena masih ingin menikmati udara segar di Agro Rumpun Ijo.
PRAVITA
Tapi, kak... Aku masih mau di sini...
(pause)
Kita pulang nanti saja, ya?
YONATAN
Kalau hujan bagimana, Pravita?
PRAVITA
(menunjuk gubuk)
Ya, kita berteduh di gubuk itu...