Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Me, You, and Him
Suka
Favorit
Bagikan
9. SCRIPT ME, YOU AND HIM SCENE 61-70

DISSOLVE TO:

61. INT. RUANG TAMU. RUMAH YONATAN-PAGI

Yonatan, Bapak Yonatan

Yonatan curhat pada bapaknya mengenai perasaannya pada Pravita.  

YONATAN

Pak, sebenarnya, aku sangat mencintai Pravita...

Tapi kurasa, Pravita tidak begitu pada saya...

BAPAK YONATAN

Kamu yakin pada perasaanmu, Yonatan?

Apakah perlu, bapak sampaikan pada Pravita?

YONATAN

Jangan, pak... Aku takut, dia nanti malah marah...

BAPAK YONATAN

Kamu berani mengungkapkan perasaanmu?

YONATAN

Saya mau mengumpulkan keberanian dulu, pak.

Bapaknya Yonatan melihat Yonatan meninggalkannya dan pergi ke kamar. Dia menghela napas karena tak mengira, anaknya bakal jatuh cinta pada Pravita.

CUT TO:

62. EXT. HALAMAN-RUMAH RIZKA-PAGI

Rizka, Figuran

Rizka dengan centilnya menelepon Aditia dihalaman rumahnya. Saat menelepon itu, dia dilihat oleh tetangganya. Saat dia makin centil, tetangganya itu menggunjingkannya.

RIZKA

Halo, Mas Aditia... Kok, lama ndak nelepon, sih?

(bertingkah centil)

Jawab dong, Mas Aditia sayang.

Sekalipun Rizka makin centil menelepon Aditia, Aditia tidak menjawabnya. Tetangga Rizka makin tidak tahan, dia pun dimarahi oleh tetangganya itu karena bertingkah centil.

TETANGGA RIZKA 1

Heh, Rizka... Bisa nggak, sih, nggak lebay gitu?

RIZKA

(menutup telepon, marah)

Apa sih, buk? Kok, ngurusin orang saja?

Urusin, tuh, kehidupan ibu sendiri...

TETANGGA RIZKA 2

Eh, mbak... Biasa saja dong, bicaranya!

RIZKA

Tau, ah, bu... Mending, aku masuk aja...

Kedua Rizka itu melihat Rizka masuk ke dalam rumahnya. Mereka mengernyitkan dahi karena melihat cara jalannya Rizka dibuat-buat.

63. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI

Pak Elisa, Figuran

Pak Elisa sangat semangat membuka warung makannya. Dia bersyukur kepada Tuhan, karena cuaca hari ini sangat cerah.

PAK ELISA

Puji Tuhan, cuaca sangat cerah... Waktunya aku membuka warung.

Pekerja Pak Elisa yang baru datang, mau membantunya. Tapi, dia melarang pekerjanya itu.

PEKERJA PAK ELISA

Lho, Pak Eisa... Kok, membuka warung sendiri?

(pause)

Mari, saya bantu, pak...

PAK ELISA

Tidak usah... Biar saya sendiri...

Saya bisa, kok...

PEKERJA PAK ELISA

Baik, pak, kalau begitu... Maaf, ya, pak...

PAK ELISA

Lho, kok, minta maaf? ‘Kan, kamu tidak salah apa-apa?

PEKERJA PAK ELISA

Soalnya, saya tidak bisa membantu, pak...

PAK ELISA

Tidak apa-apa... Saya yang memutuskan sendiri...

CUT TO:

64. EXT. HALAMAN. RUMAH ADITIA-PAGI

Aditia, Bapaknya

Aditia merasa risih setelah menutup telepon dari Rizka.

ADITIA

(menutup telepon)

Ya ampun... Kok, gini banget sih, punya pacar?

Mendengar keluhan Aditia, bapaknya Aditia menyarankan untuk putus dengan Rizka.

BAPAK ADITIA

Ada apa, to, le? Kok, marah kaya gitu?

ADITIA

Ini lho, pak... Rizka nelepon aku dan bikin aku risih...

BAPAK ADITIA

Yo, wis... Bagaimana kalau kamu putus dengannya?

Aditia akan mempertimbangkan itu dan pamit berjualan sayur keliling.

ADITIA

Ya, pak... Nanti aku pertimbangkan... Aku juga risih sama dia.

(pause)

Aku berangkat berjualan sayur dulu, ya, pak?

(mencium tangan bapaknya)

Bapaknya Aditia melihat anaknya itu ke luar dan mengendarai sepeda motornya yang di atasnya berisi beronjong sayuran segar.

CUT BACK TO:

65. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI

Pravita, Pak Elisa, Figuran

Hari ini, sekolah libur karena hanya masuk Jumat dan Sabtu. Pravita menyempatkan diri ke warung makan Pak Elisa dan membantunya.

PAK ELISA

Lho, sayang... Kamu nggak sekolah? Kok, ke mari?

PRAVITA

Ndak, pak... Pravita hanya masuk hari Jumat dan Sabtu...

(pause)

Makanya, Pravita ke sini untuk bantu bapak...

PAK ELISA

Kamu sudah belajar, Pravita?

PRAVITA

Sudah, kok, pak... Malah, Pravita sudah menulis juga...

PAK ELISA

Puji Tuhan... Ya, sudah... Sekarang, kamu bantu mbak, ya...

PRAVITA

Baik, pak...

Pravita pergi ke dapur untuk membantu memasak makanan yang akan disiapkan di warung makan Pak Elisa tersebut.

CUT TO:

66. EXT. HALAMAN PENERBIT SOLO-SIANG

Yonatan tampak gelisah memikirkan Pravita di halaman penerbit umumnya. Dia tidak sadar, kalau ada lalu-lalang pekerjanya yang datang. Dia sangat terkejut, saat disapa oleh salah satu pekerjanya.

YONATAN

(terlihat gelisah, pandangan kosong)

PEKERJA YONATAN

Siang, Mas Yonatan... Kok, sendirian di sini?

(pause)

Kok, Mas Yonatan melamun? Lagi mikirin apa, mas?

YONATAN

(kaget)

Eh, mbak... Saya nggak apa-apa, kok...

(pause)

Ada apa, mbak?

PEKERJA YONATAN

Eh, maaf, mas... Saya bikin Mas Yonatan kaget...

YONATAN

Ndak apa-apa, mbak...

(pause)

Saya hanya memikirkan orang yang saya sukai...

(malu-malu)

PEKERJA YONATAN

Siapa itu, Mas Yonatan?

YONATAN

Ya rahasia, dong, mbak...

Yonatan dan pekerjanya itu masuk ke dalam penerbit.

CUT TO:

67. INT. RUANG TAMU. RUMAH RIZKA-SIANG

Rizka, Ibunya

Rizka ditegur ibunya karena bersikap centil dan berdandan menor.

IBU RIZKA

Nduk, nduk... Mbok ya sadar, kamu itu gadis desa...

(pause)

Mbok ya, jangan menor-menor kalau dandan...

Malah malu-maluin...

Rizka jadi cemberut dan membela diri.

RIZKA

(cemberut)

Ibuk ini bagaimana, sih? Gini-gini, ‘kan Mas Aditia suka...

IBU RIZKA

Ah, apa iya? Paling juga, Aditia terpaksa mencintaimu, nduk...

RIZKA

Ibu nyebelin...

Rizka ngambek dan meninggalkan ibunya yang masih di ruang tamu. Ibunya Rizka menepuk jidat karena heran pada sikap Rizka yang suka dandan menor dan centil.

DISSOLVE TO:

ESTABLISH: TAMAN AGRO RUMPUN IJO

68. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI

Pravita, Yonatan, Figuran

Pravita sangat senang diajak Yonatan ke Agro Rumpun Ijo.

PRAVITA

(merasa sangat senang)

Wah... Taman ini sangat indah... Banyak bunga indah pula...

YONATAN

Iya, dong Pravita... Tempat ini sangat indah...

Yonatan mencoba menyembunyikan detak jantungnya yang makin kencang karena menyembunyikan perasaannya kepada Pravita. Saat itulah, Pravita mengajak Yonatan berfoto ria karena dia sangat menyukai suasana di Agro Rumpun Ijo. Tapi, kamera depan ponsel Yonatan rusak. Mereka pun meminta tolong pengunjung lain memotret mereka.

YONATAN (VO)

Ya, Tuhan... Kok, hatiku rasanya kaya gini, ya?

PRAVITA

Kak Yonatan kenapa? Kok diam kaya gitu?

YONATAN

Nggak apa-apa, kok...

PRAVITA

Kak, kak... Ayo kita foto-foto di sana, yuk...

YONATAN

Tapi, kamera depan ponsel saya rusak...

PRAVITA

Yah... Bagaimana, dong?

YONATAN

(ke pengunjung lain)

Mas, bisa tolong fotoin kami, ndak?

PENGUNJUNG LAIN

Oh, boleh, mas...

(menerima telepon dan memotret Pravita dan Yonatan)

Pravita tidak sengaja merangkul Yonatan, sahabatnya. Yonatan makin berdegup kencang.

CUT TO:

69. INT. WARUNG MAKAN PAK ELISA-PAGI

Aditia, Pak Elisa, Rizka

Aditia diajak Rizka makan di warung makan Pak Elisa yang menjadi warung langganannya. Saat sampai di sana dan Pak Elisa memperkenalkan diri, Aditia jadi tahu, kalau Pak Elisa adalah bapaknya Pravita. Mereka pun mengobrol bersama, karena Pak Elisa tahu kalau Aditia adalah teman sekolah Pravita. Setelah selesai makan, Aditia dan Rizka langsung pulang setelah membayar. Karena, Aditia harus membantu bapaknya di sawah.

CUT BACK TO:

70. EXT. TAMAN AGRO RUMPUN IJO-PAGI

Pravita, Yonatan, Figuran

Yonatan mengajak Pravita pulang karena cuaca mendung.

YONATAN

Pravita, ayo kita pulang... Cuaca sudah mendung ini...

Pravita menolak karena masih ingin menikmati udara segar di Agro Rumpun Ijo.

PRAVITA

Tapi, kak... Aku masih mau di sini...

(pause)

Kita pulang nanti saja, ya?

YONATAN

Kalau hujan bagimana, Pravita?

PRAVITA

(menunjuk gubuk)

Ya, kita berteduh di gubuk itu...

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar