Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 44 INT, RESTORANT SIANG
Kanza dan Fira janjian ketemuan di sebuah restorant.
Fira : "Lo yakin mau udahan sana proyek ini?"
Kanza : Mengangguk mantap. "Lagian deadline-nya kemarin, dan Lo liat kan gue gagal." Tertawa hambar.
Fira : Menatap Kanza penuh arti. "Lo beneran suka ya sama Rega?"
Kanza : Sedikit terkejut. "Kok Lo ngomongnya gitu?"
Fira : "Ya... Gue pingin tau aja. Siapa tau kan..."
Kanza : Buru-buru memotong kalimat Fira. "Tenang aja kok, gue enggak ada perasaan apa-apa sama Rega. Jadi Lo enggak perlu merasa bersalah atau sungkan kalo Lo emang mau balikan sama Rega. Gue dukung kok." Memaksa tersenyum dan berusaha terlihat baik-baik saja.
Fira : "Lo emang temen yang paling baik Kanza. Lo pengertian. Jujur ternyata gue masih sayang sama Rega, apa lagi, belakangan dia udah mulai berubah, dia enggak ngeladenin cewek-cewek lain lagi."
Kanza : Menarik nafas tersenyum. "Ya... Baguslah." Menyentuh tangan Fira.
CUT TO
SCENE 45 EXT, KOST KANZA, MALAM
Saat Kanza pulang, gadis itu melihat Rega sudah ada disana lagi menunggunya.
Kanza : "Buat apa kamu nyariin saya lagi?"
Rega : "Emang enggak boleh ya? Kalo saya pingin ketemu sama kamu?"
Kanza : Terdiam.
Rega : "Aku cuma mau ngajak kamu ke bukit waktu itu. Kalo kamu emang enggak mau ketemu aku lagi enggak apa-apa. Tapi tolong, sekali ini aja izinin aku buat ngajak kamu ke sana. Anggap aja ini permintaan aku yang terakhir kalinya. Plies." Menangkupkan kedua tangan di depan dada, membuat gerakan memohon.
Kanza : Masih terdiam dan tampak berpikir.
CUT TO
SCENE 46 EXT, BUKIT, MALAM
Kanza dan Rega sudah ada di atas bukit.
Rega : "Sekarang kita lihat yach, love warna apa yang bakalan kita lihat pertama kali." Tersenyum antusias.
Kanza : Menoleh ke arah Rega bingung. "Emangnya penting yach?" Menatap lagi ke depan sendu.
Rega : "Coba lihat deh, warna yang menyala merah, kamu tahun kan itu artinya apa? Bearti kita emang di takdirin buat saling mencintai." Rega kembali antusias.
Kanza : Menatap Rega dengan sorot marah. "Ini konyol tahu enggak, apa gini cara kamu buat dapetin hati cewek-cewek, terus udahannya kamu sakitin?"
Rega : "Bingung. "Hei... Kamu ngomong apa?"
Kanza : "Kamu enggak boleh terus-terusan kayak gini, mainin perasaan cewek, kalo kamu udah komit sama satu cewek, ya kamu harus jaga dia, kamu harus setia sama dia, kamu harus sayangin dia setulus hati kamu, jangan kayak gini. Saya enggak mau lihat kamu nyakitin Fira lagi." Emosional dan menangis.
Rega : Sigap memeluk Kanza erat. "Tapi aku sayang kamu Kanza."
Kanza : Mencoba berontak. "Lepas, lepasin saya." Memukuli dada Rega, tapi Rega tetap memeluk dengan erat. "Kamu enggak boleh kayak gini, kamu harus setia sama Fira. Kamu harus lupain saya." Akhirnya bisa lepas dari dekapan Rega.
Rega : Menatap Kanza lekat-lekat. "Sekarang jujur, kamu sayang sama aku enggak?"
Kanza : Terdiam, bingung menjawab.
Rega : "Kamu sayang sama aku juga kan?"
Kanza : Sekelebat bayangan Fira muncul di benak Kanza.
FLASH BACK
Fira (SO) : " Jujur Gue masih sayang sama Rega."
FLASH BACK CUT TO
Kanza : Memberanikan diri menatap Rega. "Enggak... Saya enggak pernah cinta sama kamu. Ngerti." Berbohong.
Rega : Menatap tak percaya. "Kamu pasti bohong kan?" Suaranya lirih, bibirnya bergetar. Kanza Kembali terdiam.
Rega : "Selama ini aku belum pernah nemuin sosok perempuan yang bisa bikin aku merasa bahwa sosok inilah orang yang tepat. Kamu unik, kamu berbeda, meski kenyataannya semua itu mungkin cuma pura-pura. Kamu cuma pingin dapetin hati aku, setelahnya kamu hempaskan. Begitu kan? Aku udah tau semuanya sejak awal." Rega tersenyum kecut di antara kedua matanya yang terlihat sendu. "Selamat... Kamu berhasil."
Kanza tetap terdiam menatap Rega lama.
INTER CUT
Kanza dan Rega sudah ada di dalam mobil yang melaju menuju pulang. Mereka terdiam dalam pikiran masing-masing.
Wajah Rega terlihat datar menatap lurus ke depan jalanan.
Sedangkan Kanza menatap pemandangan luar dengan pikiran menerawang.
Kanza (VO) : "Enggak, itu enggak sepenuhnya bener. Mungkin awalnya aku memang pura-pura. Tapi kenyataannya hati aku juga mulai jatuh ke kamu. Tapi aku enggak mungkin menghancurkan hati sahabat aku demi memenuhi ego aku buat milikin kamu sepenuhnya. Jadi... lebih baik seperti ini, kamu enggak perlu tahu apa-apa tentang perasaan aku ke kamu yang sebenernya."
CUT TO
FADE IN
Terdapat tulisan 1 tahun kemudian.
SCENE 47 EXT, MALIO BORO JOGJA, SIANG
Kanza duduk di salah satu cafe pinggir jalan. Di temani secangkir kopi dan laptop yang terbuka, ia sedang menscroll sosial medianya laptop tersebut.
BCU : mendapati foto Fira dan Rega yang tampak tersenyum bahagia. Tertera tanggalnya baru di posting seminggu yang lalu.
Kanza menarik nafas seraya memaksa tersenyum. Tak lama terdengar ponselnya bergetar.
Bunyi ponsel (SO) : Derrtt... Derrtt... Derrtt...
Perhatiannya pun seketika teralih pada ponsel yang tergeletak di sebelah laptop.
BCU : Terpampang nama Fira di layar sedang melakukan panggilan video call.
Perlahan kanza menggeser tombol hijau. Dan wajah Fira langsung muncul di layar.
Fira : "Kanza, gimana kabar Lo di Jogja? Baik kan?" Sapa Fira dengan ceria.
Kanza : Kanza mengangguk seraya tersenyum. "Baik... baik kok. Lo sendiri gimana kabarnya?"
INTER CUT
Fira : "Gue juga baik, Rega juga baik." Jelas Fira antusias.
INTER CUT
Kanza : "Syukurlah..." Tersenyum.
Fira : "Minggu depan gue ada rencana meeting sama client di Jogja, kita ketemuan yuk?"
Kanza : "Boleh... Boleh... Gue kangen sama Lo."
INTER CUT
Fira : "Sama, gue juga kangen banget sama Lo, nanti kita sekalian jalan-jalan sambil temenin gue nyari sofenir buat acara tunangan gue nanti. Di Jogja kan bagus-bagus tuh, mau Yach?"
INTER CUT
Kanza : "Oke..." Mengangguk tersenyum.
Fira : "Yaudah... Sampai ketemu disana Minggu depan Yach?... Bye...."
Kanza : "Bye...."
Percakapan selesai. Kanza memegang sebelah dadanya. Nyeri.
Kanza (VO) : "Baguslah, akhirnya mereka udah mau tunangan sekarang." Memaksa tersenyum.
CUT TO