Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
MAIN TITLE
Hari ke-4
SCENE 25 INT, KANTOR REGA, SIANG
Rega terlihat tengah berada di dalam ruangan kerjanya bersama Cowok gembul yang tak lain adalah Gendon. Ternyata cowok tersebut adalah sahabat sekaligus bawahan Rega.
Rega : "Sialan banget Lo, mukul gue keras banget, sengaja Lo ya?"
Gendon : Tertawa terbahak. "Itu namanya gue mendalami peran, biar akting gue meyakinkan. Bener enggak?"
Rega : "Iya juga sih... Tapi kan enggak harus keras banget kan? Coba... Kalo ketampanan gue berkurang gimana? Aset nih aset...." Keluh Rega lagi.
Gendon/Cowok gembul : Sontak mencebikkan bibir bawahnya. "Aset jadi buaya maksudnya? Cari mangsa sampe segitunya." Ucapnya dengan nada mengejek.
Rega : "Hei... Itu namanya skill, buat narik perhatian cewek-cewek. Kita harus bisa membuat mereka terkesan..." Beranjak dari duduknya dan berdiri bersandar di meja kerjanya.
Gendon : Kembali mengejek "Dasar playboy cap kadal. Ati-ati Lo kena karma."
Rega : "Lo nyumpahin gue?" Menatap horor ke arah Gendon .
Gendon : "Bukan nyumpahin, itu sebagai temen gue cuma ngingetin aja. Jangan sampai Lo di buat patah hati sama cewek. Lagian cewek kemarin itu kayaknya cewek baik-baik, udah mah manis banget lagi senyumnya. Sayang aja kalo cuma jadi mangsa lo yang berikutnya."
Rega : Matanya terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Mana ada cewek baik sengaja ngedeketin gue, pasti dia juga ada maksud terselubung."
Gendon : Menatap Rega bingung. "Maksudnya?"
Rega : Tersenyum penuh arti. "Gue sebenernya udah curiga sama tuh cewek dari awal. Gue udah coba selidiki dan kecurigaan gue bener."
Gendon : "Udah deh, to the point aja, enggak usah pake muter-muter. Gue temen Lo nih, bukan mangsa."
Rega : Tertawa lebar. "Haha... Ikan buntal kalo lagi marah serem juga ya ternyata."
Gendon : "Lo mau nyobain bogem mentah dari gue lagi nih ceritanya?" Ancamnya.
Rega : "Ampun boskuu... jangan, yang ini aja memarnya masih nyeri banget."
Gendon : "Yaudah buruan cerita, jangan bikin gue penasaran." Burunya.
Rega : "Oke ... Gue paham otak Lo kan kayak petrik." Ejeknya sembari tertawa. Mata Gendon sontak melebar. "Oke... Oke... Ampun bosku."
Gendon : "Dasar playboy gesrek." Mendengus kesal.
Rega : Mencoba menghentikan tawanya dan berusaha bicara dengan nada serius. "Jadi gue udah selidiki cewek yang namanya Kanza itu, ternyata dia itu sahabat sekaligus karyawannya Fira. Gue udah curiga semenjak gue pertama kali ketemu tuh cewek di kantor Fira. Dan pertemuan-pertemuan berikutnya, kayaknya udah dia atur sebelumnya, seolah-olah dia sama gue ketemu secara kebetulan, padahal mah aslinya enggak."
Gendon : "Oke... Itu analisa Lo, terus buktinya apa?"
Rega : Mengeluarkan selembar kertas dari saku kemejanya. "Nih... Buktinya." Meletakkan di atas meja tepat di hadapan Gendon.
Gendon : Ragu, meraih secarik kertas tersebut dan membacanya. "Sulit di percaya." Gumamnya.
Rega : Mengangkat dagunya sembari tersenyum licik. "Untuk itu gue mau balikin permainan Fira."
CUT TO
SCENE 26 INT, KANTOR FIRA,SORE
Fira dan Rega terlihat sudah ada di ruang kerja Fira.
Fira : "Ngapain kamu dateng kesini lagi?" Berkata dengan nada ketus.
Rega : "Aku kangen sama kamu dan sekalian mau jemput kamu." Ucap Rega santai sembari menampilkan senyum mempesonanya.
Fira : Memutar bola matanya ke atas merasa jengah. "Kamu itu hilang ingatan atau otak kamu udah geser. Kita itu udah enggak ada hubungan apa-apa. Udah bubar, udah putus, Ngerti?!" Bicara dengan penuh penekanan.
Rega : "Tapi aku enggak mau putus dan aku masih sayang sama kamu." Menatap lembut Fira.
Fira : Membalas dengan menatap tajam ke arah Rega. "Cih... Omong kosong. Kamu pikir aku bodoh apa? Kayak cewek-cewek di luar sana yang bisa dengan mudah kamu bodohi. Kamu pikir kalo kamu bilang sayang, kangen, cinta sama aku, aku bisa langsung luluh gitu? Kamu salah Rega. Kita itu udah putus, jadi tolong berhenti ganggu hidup aku!" Mata Fira terlihat sungguh-sungguh saat mengatakannya.
Rega : "Justru karena kamu beda, aku jadi enggak mudah move on dari kamu. Tapi pasti kamu enggak bakal percaya dengan apa yang aku omongin." Tersenyum miris. "Aku cuma mau bilang, jangan sampai kamu nyesel, kalo nantinya, bener-bener ada cewek lain, yang bisa gantiin posisi kamu di hati aku." Lanjutnya dengan suara lemah. Membuat Fira merasa sedikit terhenyak, itu terlihat dari sorot matanya yang tampak khawatir saat mendengarkan ucapan dari Rega.
Sementara itu,di luar pintu ruang kerja Fira yang sedikit terbuka, berdiri seorang Kanza yang sejak tadi sudah mendengar percakapan mereka berdua. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya terlihat sedikit syok. Saat mendengar langkah Rega yang seperti hendak keluar dari ruangan, Kanza buru-buru menghindari dari depan Pintu dan pindah ke sisi tembok yang tak jauh dari sana. Detik berikutnya tampak Rega yang keluar dari ruangan Fira dengan raut wajah kecewa. Dari sorot matanya, Kanza yang berhati lembut merasa iba pada Rega.
CUT TO
SCENE 27 INT, KOST KANZA, MALAM
Kanza sedang duduk melamun di depan meja kerjanya sambil menatapi layar laptopnya yang masih tampak kosong. Sebuah slide bayangan tentang percakapan antara Rega dan Fira di kantor tadi siang menggema dalam pikirannya. Tiba-tiba wajahnya terlihat gusar.
DISOLVE TO
Tiba-tiba slide bayangan pertemuan-pertemuannya bersama Rega membayang di benak Kanza juga. (Di iringi back song)
FlASH BACK CUT TO
Kanza mengulas senyum tipis, kemudian tatapannya tiba-tiba teralih pada jas Rega yang menggantung di sisi dinding kamarnya. Perlahan ia beranjak dari duduknya dan meraih jas tersebut masih dengan sudut bibir yang terangkat membentuk senyum.
Suara ponsel (SO): Derrtt... Derrtt...
Kanza terhenyak seolah baru saja sadar dari lamunannya dan pandangannya langsung teralih pada ponsel nya yang bergetar di atas meja. Kanza segera menghampiri seraya menenteng jas hitam itu di tangannya.
BIG CLOSE UP (BCU)
Wajahnya seketika berbinar ketika melihat sebaris nama dalam layar ponselnya.
MONTAGE
Kanza : "Rega..." Memekik. Kemudian menggeser tombol hijau di ponsel dan mulai menempelkannya di telinga dengan hati-hati.
Rega : "Hai... Aku ganggu enggak?" Sahut Rega dengan tersenyum dan tampak sedang tiduran di ranjangnya.
Kanza : Berusaha berbicara dengan nada senormal mungkin . "Enggak kok. Santai aja."
Keduanya terlihat sama-sama tersenyum kemudian terdiam.
Rega : "Besok kamu ada cara enggak? Jalan yuk?"
Kanza : Terdiam, wajahnya terlihat bingung untuk memberi jawaban.
Rega : "Kamu kan punya hutang janji sama aku, inget kan? Pokoknya besok kamu enggak boleh nolak. Besok kita ketemu di restorant waktu itu jam tujuh malam, titik. Oke... bye." Rega sengaja buru-buru menutup teleponnya seraya tersenyum puas.
Kanza : "Eh... Tunggu..."
Namun hanya di jawab dengan bunyi Tut... Tut... Tut.... Dari telepon yang terputus. "Yach... Kok main tutup aja sih. Padahal gue kan belum bilang setuju." Gerutunya sambil menatap layar hp nya dengan muka masam. Matanya tampak berpikir sebentar.
Kanza Cont'd : "Ah... Gue mau konsultasi dulu sama Putri." Ucapnya sambil buru-buru beranjak berdiri dan keluar dari kamar.
CUT TO