Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 41 INT, KANTOR FIRA, SIANG
Kanza datang ke kantor Fira, saat ingin memasuki loby, Langkah kanza terhenti sejenak, menatapi sedan warna hitam yang terparkir di pelataran gedung kantor tersebut. Tatapannya seolah mengenali mobil tersebut. (Mobil Rega)
Tak ingin lebih lanjut berpikir, Kanza kembali melangkah masuk ke loby dan mulai menyusuri koridor menuju ruangan Fira.
Karena berjalan tak memperhatikan langkahnya, pundak Kanza tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang karyawan cowok.
Kanza : "Sorry..." Ucap Kanza dengan sedikit linglung, karyawan tersebut hanya mengangguk kemudian berlalu.
Sekelebat bayangan jadi terlintas di kepala Kanza.
FLASH BACK
Kanza teringat saat bertabrakan dengan Rega untuk pertama kalinya.
FLASH BACK CUT TO
Kanza menghela nafas dan memegang sebelah dadanya. Mencoba untuk menormalkan kembali jantungnya yang tiba-tiba saja bergemuruh. Kemudian lanjut melangkah.
INTER CUT
Saat ini Kanza sudah ada tepat di depan ruangan Fira. Pintunya sedikit terbuka. Dengan langkah pelan ia mendekat dan mengintip ke dalam.
Sontak mata Kanza melebar, membekap mulutnya sendiri dengan satu tangan. Ia baru saja melihat Fira dan Rega seolah sedang berciuman.
Bola mata Kanza mulai berkaca-kaca. Tanpa suara ia mulai lari dari sana.
INTER CUT
Terlihat Kanza yang berlari tergesa-gesa menyusuri koridor hingga ke lobi. Sambil menahan air matanya ia berusaha melirik sekilas mobil Rega yang tadi baru saja ia lewati. Ia menatap kecewa kemudian lanjut berlari.
CUT TO
SCENE 42 EXT, BUKIT YANG PERNAH KANZA KUNJUNGI BERSAMA REGA, SORE
Kanza (VO) : "Bodoh... Kenapa tadi saat melihat mereka bersama, hati ini tiba-tiba terasa sakit? Dan kenapa air mata ini tetap saja jatuh." Berusaha mengusap air mata di pipinya kuat-kuat. Kemudian tersenyum kecut. "Dan kenapa aku malah lari kesini." Matanya terpejam.
Ingatan kebersamaanya dengan Rega di bukit tersebut kembali menyergap.
DISOLVE TO
FLASH BACK
Kanza teringat semua kenangannya bersama Rega, dari pertama kali bertemu, dan terakhir percakapannya dengan Rega di bukit ini.
FLASH BACK CUT TO
Kanza kembali membuka matanya perlahan, menatap gedung yang waktu itu di lihatnya bersama Rega.
Kanza (VO) : "Aku enggak pernah menyangka, kalo seorang yang bernama Rega Alfian, mampu memberi pengaruh sebesar ini di hatiku. Sekarang bagaimana caranya aku menghilangkan perasaan ini dan kembali menjadi diriku yang dulu?"
CUT TO
SCENE 43 INT/EXT, KOST KANZA, MALAM
Kanza terlihat baru saja pulang saat hari sudah gelap. Dan di teras kost-nya sudah tampak Rega berdiri menunggunya. Mata mereka bertemu untuk beberapa saat.
INTER CUT
Kanza terlihat baru saja keluar dari dalam cost dengan dua cangkir kopi di tangannya dan meletakkan kopi tersebut di meja teras. Rega sudah duduk disana terdiam.
Rega : "Kamu darimana aja? Di telpon enggak di angkat, dan HP nya malah mati. Aku udah nungguin kamu daritadi?" Ucapnya saat Kanza sudah mulai turut duduk di kursi sebelah.
Kanza : Terdiam beberapa detik. "Buat apa kamu nyariin saya, saya kan bukan siapa-siapa kamu." Berkata dengan perasan nyeri. Memaksa tersenyum.
Rega : Mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh... Jadi kamu mau ada sesuatu di antara kita?"
INSERT : Putri menguping percakapan keduanya lewat jendela kaca kost'an.
Kanza (VO): Tersenyum hambar. Sekelebat bayangan Saat Rega dan Fira seolah ciuman di kantor Fira tadi kembali membayang. "Dia enggak mungkin punya perasan yang sama kan ke gue?"
Kanza : "Enggak... saya sama sekali enggak pernah berharap ada sesuatu di antara kita. Kita cuma dua orang yang baru saling mengenal, dan kita hanya teman." Jelas Kanza lagi dengan tenggorokan seperti tercekat.
Rega : "Oh... Jadi begitu, jadi selama ini kedekatan kita enggak ada artinya bagi kamu. Ternyata hubungan kita hanya sebatas teman?" Rega pun turut berusaha menutupi perasaanya mati-matian.
Kanza : "Ya... Memang begitu kan? Dari awal memang kita hanya teman, saya enggak pernah bermaksud untuk melibatkan perasaan." Berusaha berkata dengan nada seceria mungkin.
Rega : Lehernya terlihat menelan Saliva dengan susah payah. "Oh... Jadi gitu." Mengangguk sedih. "Kayaknya emang udah enggak ada lagi yang perlu kita bicarain. Maaf kalo aku udah ganggu waktu kamu malam-malam gini. Aku mau balik aja... Sekarang." Beranjak berdiri, ragu.
Kanza : "Oh... Kamu mau balik, yaudah, ati-ati di jalan ya?" Turut beranjak dan masih menampilkan wajah senormal mungkin.
Rega : Raut wajahnya terlihat kecewa, kenapa gadis itu tidak peka. "Ya... Aku balik ya?" Matanya menatap Kanza dalam. Berharap gadis itu akan menahannya. Tapi nyatanya tidak. Ia perlahan melangkah lesu menuju mobilnya.
Saat dia hendak membuka pintu mobil tiba-tiba Kanza memanggilnya.
Kanza : "Rega...!"
Rega : Senyumnya seketika terbit. Tapi saat ia berbalik untuk menatap ke arah gadis itu. Wajahnya kembali kecewa.
Kanza : "Ini kunci mobil kamu ketinggalan." Mendekat dan menghampiri seraya menyerahkan kunci tersebut pada Rega.
Rega : "Makasih..." Memaksa tersenyum.
Kanza : "Oke..." Berkata dengan nada ceria.
Dengan wajah lesu Rega masuk ke dalam mobil, perlahan mobilpun melaju. Dia masih memperhatikan wajah Kanza yang tersenyum dan melambaikan tangan dari dalam spion mobilnya.
Sampai pada akhirnya mobil Rega menghilang dari hadapannya, barulah Kanza menampakkan wajah sedihnya.
Putri terlihat berlari menghampiri Kanza dan memeluk gadis itu. Seolah bisa turut merasakan kesedihan sahabatnya itu.
Putri : Melepaskan pelukannya. "Kenapa sih Lo tadi enggak ungkapin aja perasaan Lo yang sebenernya?" Menatap Kanza sendu.
Kanza : Menggeleng. "Enggak... Karena gue yakin dia enggak punya perasaan yang sama kayak gue. Mungkin aja dia deketin gue cuma buat di jadiin selingan, entahlah... Lo tahu sendiri kan dia siapa? Dia playboy." Tersenyum kecut sembari melangkah untuk masuk ke dalam kost'an.
Putri : Terbengong sebentar dan buru-buru berlari mengejar Kanza. "Tapi kalo Lo salah mengira gimana? Gimana kalo seandainya sekarang dia udah tobat dan beneran suka sama Lo?"
Kanza : Langkahnya terhenti. "Kalo dia udah tobat, terus beneran suka sama gue, enggak mungkin kan tadi siang gue liat dia ciuman sama Fira."
Putri : Wajah kaget "Hah... Apa?"
Kanza : "Ya gitu, tadi siang gue ke kantor Fira dan liat mereka lagi ciuman. Baguslah, mungkin mereka udah balikan dan gue enggak perlu repot-repot lagi bantuin mereka balikan deh." Kanza masuk ke dalam kost-an berlagak cuek.
Putri : Masih mematung tidak percaya. Wajahnya terlihat berpikir.
CUT TO