Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 15 INT, KOST KANZA, MALAM
Kanza dan Putri sedang ada di ruang tivi kost mereka. Tiba-tiba terdengar pintu utama kost di ketuk.
Putri : "Itu pasti pesenan makanannya udah nyampe!" Putri yang tadi sibuk main hp, tiba-tiba berteriak antusias, segera bangkit dari sofa dan berjalan menuju pintu utama.
Kanza menatapnya sekilas, heran,setelahnya kembali menatap layar laptop yang ada di hadapannya.
Putri sudah membuka pintu dan tampak seorang kurir makanan membawakan makanan pesanannya.
Kurir : "Sama mbak Kanza ya?"
Putri : Menoleh ke belakang, ke arah Kanza yang sedang duduk memunggunginya. Kemudian kembali menoleh ke sang kurir sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kurir : "Ini ada paket makanan buat mbak, dari mas Gio." Kurir menyerahkan bingkisan yang di balut kresek putih.
Putri : "Ya... Saya terima ya, makasih." Sahutnya sembari tersenyum. Sang kurir sempat menatap curiga pada Putri yang bertingkah sedikit aneh.
Putri cont'd : "Ya... Mas, makasih." Lanjut Putri yang sedikit kesal karena sang kurir masih menatapnya dan tak kunjung pergi.
Sang kurir malah bengong enggak jelas. (Ekspresinya di beri kesan menyebalkan dan lucu)
Putri menghela nafas jengah, kemudian matanya seolah menemukan ide. Ia pun segera merogoh saku celananya dan menemukan selembar uang pecahan 10 ribu dan segera di serahkan kepada sang kurir.
Putri : "Nih... Buat mas nya? Makasih ya?" Putri meyerahkan lembaran uang tersebut dengan senyum paksa.
Kurir : Tersenyum lebar memamerkan deretan giginya. "Nah gini dong mbak, pengertian." Putri sedikit bergidik ngeri saat menatap sang kurir. Apalagi setelah sang kurir berlagak sok kegantengan dan mengerlingkan sebelah matanya pada Putri. Seketika perut Putri terasa mual dan ingin muntah. Karena tidak tahan, Putri buru-buru menutup pintu utama kambali. Setelahnya ia menghembuskan nafas lega.
Putri : "Serem banget." Berkata pada diri sendiri sambil bergidik. Lalu segera melangkah kembali ke ruang tivi menemui Kanza.
Putri datang dengan wajah riang dan meletakkan makanannya di atas meja.
Putri : "Ucapin makasih dulu ah, hehe." Ucapnya antusias sembari mengetik sesuatu di layar hp nya.
Kanza yang dari tadi cuek kini menatap teman satu kost-nya itu dengan tatapan bingung.
Kanza : "Lo pesen makanan?" Tanya Kanza sambil berusaha membuka bungkus makanan di atas meja.
Putri : Dengan malu-malu menjawab. "Hehe... Sebenernya ini dari Gio."
Kanza : Matanya sontak melotot tak percaya. "Gercep banget Lo, gila... Si Gio langsung bisa bucin gini sama Lo." Mata Kanza memicing. "Jangan-jangan pake pelet Lo ya?"
Putri : Balik melotot tak terima. "Sembarangan aja nih mulut kalo ngomong." Putri memalingkan muka ke arah lain. "Ya... Masa cantik gini harus pake pelet, ya enggak mungkin lah."
Kanza : Mengangkat alisnya ragu. "Gue tahu banget si Gio, dia itu enggak suka tipe cewek agresif kayak Lo gitu."
Putri : "Sebenernya, gue lagi modus aja, minta anterin makanannya atas nama Lo gitu. Gue bilang ke dia,kalo Lo lagi pingin makan martabak. Hehe." Menjelaskan sambil cengengesan.
Kanza : Wajah syok. "Astaga... Putri." Menggeleng-geleng kan kepalanya.
Putri : "Ya... Abisnya mau gimana lagi, kan gue usaha biar ada bahan obrolan sama dia." Timpal Putri membela diri.
Kanza : "Ya... Enggak harus bawa-bawa nama gue juga kali." Mendengus sedikit kesal.
Putri : "Sorry..." Menangkupkan kedua tangannya di depan dada. "Kan gue juga udah bantuin Lo buat deket sama Rega, untung aja kan pas banget atasan gue lagi nyari EO buat acara kantor. Iya kan? Jadi kita punya alasan buat dateng kesana. Ke kantor si cowok playboy itu."
Kanza : "Oh... Jadi Lo pamrih gitu?"
Putri : "Ya... Bukan gitu, kan perjanjian awalnya gitu,gue bantuin Lo deket sama Rega, Lo bantuin gue deket sama Gio. Udah kan impas." Tersenyum menang.
Kanza : Menghela nafas pasrah. "Iya deh iya, tapi besok-besok jangan gini lagi. Malu gue sama Gio."
Putri : "Iya... Iya, daripada debat terus mending kita makan." Keduanya pun tersenyum dan mencomot makanan yang ada di kotak.
Bunyi pesan masuk (SO) : Tling Tling....
Kanza yang sedang sibuk mengunyah, segera menghentikan aktifitas nya sejenak, dan segera mengambil ponselnya yang terletak di sisi laptopnya. Buru-buru ia menilik layar ponselnya dan terdapat pesan WA dari Rega.
Putri : "Dari siapa?" Tanyanya penasaran dengan mulut penuh.
Kanza : "Dari Rega."
Putri : "Serius, ngomong apa dia?"
Kanza : "Katanya dia mau ngajak kita meeting sekalian makam siang di restorant Deket kantor dia besok."
Putri : Bibir bawahnya mencebik "Hem... Palingan tuh buaya lagi modus, harusnya dia kan hubungin gue, gue kan yang ada kerjaan sama dia. Eh... Ini malah hubungin Lo."
Kanza : "Kenapa Lo, enggak rela? Kalo Lo mau juga sama nih buaya ambil aja." Ejek Kanza cuek.
Putri : "Cie, cemburu ya? Eh... Mana gue mau sama buaya, gue sukanya cuma sama pangeran Gio seorang." Kanza gantian mencebikkan bibir bawahnya.
Putri cont'd : "Enggak, maksud gue, kalo dia hubungin Lo,bearti Lo berhasil, dia agak tertarik sama Lo."
Kanza : "Ya... Deh, yang sesama buaya, paham bener." Godanya sembari menahan tawa.
Putri : "Parah nih anak, udah gue bantuin malah ngatain gue buaya. Tau enggak sih, faktanya, buaya itu adalah hewan yang paling setia. Mereka cuma punya satu pasangan seumur hidup mereka. Enggak tau kan Lo."
Kanza : "Oke deh Lo emang setia, bearti itu tandanya apa?"
Putri : "Bu..a..ya..." Menjawab ragu. "Sialan, Lo jebak gue!"
Kanza : Menahan tawa. "Bukan gue yang ngomong Yach." Wajah Putri manyun.
CUT TO
FADE IN
Terlihat suasana perkotaan yang mulai menjelang pagi.
Kembali muncul...
MAIN TITLE
"HARI KE-2"
SCENE 16 INT, RESTORANT, SIANG
Kanza dan Putri tampak mengintip Rega dari kejauhan. Pria itu terlihat sudah duduk di salah satu meja di dalam restorant.
Kanza : "Ngapain sih kita ngintip dia dari sini. Bukannya langsung kesana aja. Kasian kan kalo dia nunggu lama." Ucapnya yang masih bersembunyi di balik sebuah tiang besar bersama Putri.
Putri : "Udah deh, jangan mulai naifnya, ngapain Lo harus kasihan sama buaya kayak gitu." Kanza menatap Putri tak mengerti.
Putri cont'd : "Jadi cewek Jangan terlalu lugu. Cowok buaya mah emang gitu, suka gencar pas lagi PDKT. Tapi pas setelah dia udah dapet yang dia mau. Pas dia udah enggak penasaran lagi. Dia juga bakal cepet bosen. Jadi Lo harus punya kesan, kalo Lo enggak ngarepin dia. Lo harus bikin dia penasaran. Lo harus jadi cewek yang ramah, terbuka, tapi sekaligus misterius secara bersamaan." Kanza masih mendengarkan dengan seksama. "Jadi yaudah enggak apa-apa kalo kita emang telat dikit." Jelas Putri lagi.
Kanza melirik ke arah Rega lagi. Pria itu sudah tampak gelisah, sesekali ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Kanza menatap ke arah Putri lagi dengan tatapan seolah bertanya. "Terus?"
Putri : "Udah, biarin aja, kita tunggu 10 menit lagi."
Kanza : Mengangguk. "Oke." Matanya tanpa sengaja menatap ke arah pintu kaca utama restorant. Terlihat seorang pria yang sangat familiar(Dean) hendak masuk melalui pintu tersebut. Mata Kanza sontak melotot. Ia panik. Ia sama sekali tidak ingin melihat pria itu lagi.
CUT TO