Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Lebih Dari Egoku
Suka
Favorit
Bagikan
2. Bertemu Fira di kantor

SCENE 7, INT, LOBY KANTOR

Kanza membalik tubuhnya, kemudian buru-buru berjalan menuju toilet.

INTER CUT

Kanza terlihat keluar dari bilik toilet dengan wajah lega. "Untung selalu bawa pembalut di tas. Huahh..." Gumamnya sembari menghela nafas lega.

Kanza berjalan menuju wastafel sembari menenteng jas hitam cowok yang di tabraknya tadi di loby. Ia meletakkan jas tersebut di sisi wastafel. Kemudian memutar keran dan mulai mencuci tangannya.

Setelah selesai, di liriknya jas tersebut dengan tatapan bertanya-tanya. Kemudian mulai meraih jas itu perlahan. Dan dengan perlahan juga mulai mendekatkan jas tersebut ke hidungnya, mengendus bau parfum yang menguar dari jas itu sebentar. Awalnya wajahnya terlihat ragu. Namun setelahnya ia mengendus sedikit lebih dalam.

Sudut bibirnya tanpa terasa terangkat tersenyum. Lalu tiba-tiba ia seolah tersadar dan segera membuka matanya yang sempat terpejam.

Kanza : "Ih... Apaan sih gue, udah gila Yach. Enggak... Enggak... Ini enggak bener. Gue enggak boleh terpesona sama cowok manapun. Bagaimanapun juga, semua cowok itu sama aja. Brengsek! Huh!" Lagi-lagi Kanza bergumam pada dirinya sendiri sambil menatap ke arah cermin. Wajahnya terlihat kesal.

Setelah itu ia buru-buru melipat jas tersebut dan memasukkannya ke dalam tas selempangya yang lumayan besar. Lalu berjalan keluar toilet.

CUT TO

SCENE 8 INT, RUANG KERJA FIRA

Suara pintu di buka (SO) :Ceklek...

Kanza membuka pintu ruang kerja Fira. Memunculkan kepalanya ke dalam ruangan. Tampak Fira yang sudah menunggunya dengan muka masam.

Kanza : "Hehe... Sorry telat." Katanya sambil memasang cengir kuda. Lalu perlahan masuk ke dalam ruangan.

Fira yang berdiri di depan meja kerjanya masih terlihat cemberut.

Kanza CONT'D : "Ya... Maapin napa sih, tadi gue bangun kesiangan. Udah gitu gue lagi dapet. Tadi gue ke toilet dulu ganti pembalut." Jelasnya lagi dengan gaya cuek. Kemudian menoel dagu sahabatnya itu agar mau tersenyum dan memaafkannya.

Fira : Dengan tangan yang masih terlipat di dada. "Lo tahu kan? Kalo waktu itu...." Kalimatnya terputus.

Kanza : "Waktu itu adalah uang." Sela Kanza cepat memotong kata-kata Fira. "Udah tempe gue. Pasti Lo mau ngomong gitu kan? Yaelah santai dikit napa Bu bos? Yang penting kan gue udah usahain dateng. Ya... Enggak." Lanjut Kanza dengan nada menggoda sembari menyenggol pundak wanita yang ada di sampingnya itu pelan. "Cie... Cie, bu Bos. Nah gitu dong Bu bos. Kan cantik kalo ketawa." Lagi-lagi Kanza menggodanya dan berhasil membuat Fira menerbitkan senyum.

Fira : Setelahnya mata Fira terlihat berpikir. Dari raut wajahnya ia seperti menemukan sebuah ide. "Nah... Kan Lo tahu nih kalo waktu adalah uang buat gue."

Kanza : "Ya terus?"

Fira : "Lo tahu kan jadwal gue padat banget? jadi...." Fira sengaja menjeda kalimatnya, membuat Kanza jadi sedikit penasaran.

Kanza : "Udahlah to the point aja! Buru... Dan sebenernya kenapa juga Lo ngajak gue ketemuan disini? Gue masih enak-enak tidur juga. Padahal VC aja kan bisa." Wajah Kanza terlihat cemberut.

Fira : "Nah cakep... Pertanyaan bagus. Karena Lo udah telat dateng kesini dan membuat jadwal gue sedikit berantakan. Dan kenapa gue ngajak ketemuan disini? Karena gue ada kerjaan buat Lo. Dan karena seperti yang udah gue bilang tadi. Lo udah buang-buang waktu beharga gue karena harus nungguin Lo. Mau enggak mau Lo harus setuju sama rencana gue ini!" Ucap Fira antusias.

Kanza : "Heuuhh... Apa-apaan ini? Gue cuma telat 15 menit, ini namanya pemerasan sepihak. Tempe enggak sih Lo." Sahut Kanza masih dengan bibir manyun.

Fira : Fira terkekeh geli sendiri. "Kan emang itu tujuan gue." Tanpa ingin menghentikan derai tawanya, ia kembali berkata. "Gimana? Pinter kan gue? Kalo enggak pinter. Mana mungkin kan gue jadi bos?" Pujinya pada diri sendiri bermaksud bercanda.

Kanza : "Iya deh iya... Yang bos." Kanza mencebikkan bibir bawahnya. "Apalah daya diriku ini yang seorang bawahan alias kacung." Lanjutnya mengejek diri sendiri yang membuat Fira tak tahan untuk kembali tertawa.

Fira : "Bukan gue yang ngomong ya?" Katanya masih dengan tertawa terbahak.

Kanza : "Seneng... Sekarang seneng, tadi cemberut aja. Huh...!" Ejek Kanza lagi. "Udah puas kan ngetawain gue-nya. Sekarang buruan bilang, ada kerjaan apa buat gue!" Wajah Kanza terlihat serius sekarang.

Fira : Mencoba menghentikan gelak tawanya. Sekarang ia berjalan menuju meja kerjanya. "Duduk dulu lah. Capek diri mulu." Ia pun duduk di kursi siggasananya.

Kanza turut menarik kursi dan mulai duduk di hadapannya.

Fira CONT'D : "Jadi gini. Gue mau Lo bikin artikel tentang menahlukkan playboy dalam 10 hari. Dan harus bedasarkan,R.I.S.E.T!" Fira menekan kata di akhir kalimatnya.

Kanza : Mata Kanza langsung melotot lebar. Detik berikutnya ia terbatuk hebat karena tersedak air liurnya sendiri. "Uhuk... uhuk... What?! Udah gila ya!" Serunya di sela-sela nafasnya yang masih tersengal.

Fira buru-buru mengulurkan segelas air putih yang sudah tersedia di atas meja. Kanza menerimanya dan segera meneguknya hingga tandas. Perkataan dari Fira benar-benar membuatnya syok.

Kanza CONT'D : "Lo enggak lagi ngigo kan? Atau isi kepala Lo lagi geser, Fir?" Tanya Kanza begitu tersedaknya mulai mereda.

Fira : "Sembarangan aja kalo ngomong. Enak aja isi kepala gue di bilang geser!" Sungut Fira cemberut, dan kini gantian Kanza yang terkekeh geli.

Kanza : "Lagian Lo aneh-aneh aja, masa gue tiba-tiba di suruh bikin artikel kayak gitu. Kan aneh." Kanza menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Fira : "Katanya Lo suka tantangan. Ya anggap aja ini tantangan tersendiri buat Lo."

Kanza : "Ya... Tapi kan enggak gitu juga kali." Protes Kanza dengan mimik muka keberatan.

Fira : Fira mengulum senyum simpul. Wanita ini terlihat tak pernah kehabisan akal. "Bayarannya gede loh? Gimana?" Matanya menatap Kanza dengan sorot mata mengiming-imingi. Tak salah jika ia jadi bos karena ia terlihat layaknya seorang negosiator handal.

Kanza : Balas menatap sahabatnya itu dengan tatapan horor. "Eh... Enggak... Enggak ah. Gue enggak mau. Lagian mana bisa gue bikin seusai riset. Gila aja Lo." Protesnya lagi.

Fira : "Yakin nih? padahal gue mau kasih honornya itu sekitar 15 juta loh!" Fira berkata sambil memalingkan muka terlihat seolah tak peduli. Tapi ekor matanya melirik ke arah Kanza dan berharap gadis itu akan termakan omongannya kali ini.

Kanza : Mata Kanza seketika membulat lebar. "Hah... 20 juta. Gue bisa jalan-jalan kemana aja duit segitu." Gumamnya lirih pada diri sendiri.

Fira : "Enggak apa-apa sih? Kalo Lo nolak... Gue bisa kok nyuruh penulis yang la...." Kalimat Fira terpotong.

Kanza : "Oke deal... Gue mau!" Sahut Kanza cepat. Ia benar-benar tak ingin berpikir dua kali lagi dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan uang tersebut.

Fira : Bibirnya membentuk garis lurus. Tersenyum dan berkata. "Nah... Gitu dong." Fira tahu, kalo sahabatnya itu memang agak naif dan suka sekali dengan uang. "Oke kalo gitu, kita urus kontraknya. Dan gue sendiri yang nentuin targetnya." Lagi-lagi Fira tersenyum simpul.

Kanza hanya tampak harap-harap cemas menunggu.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar