Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
MAIN TITLE
HARI KE-9
FADE IN
SCENE 43 INT, KOST KANZA, PAGI
Langit yang tadinya gelap, perlahan menjadi terang kembali. Matahari terlihat lolos dari celah horden yang terbuka, sinarnya mengenai pipi Kanza yang masih tampak terlelap. Tiba-tiba ponselnya berdering.
Bunyi ponsel (SO) : Tling... Tling... Tling....
Mata Kanza perlahan mengerjap, silau matahari membuat matanya menyipit, ia segera bangkit dari tidurnya dan mencari ponselnya yang masih berdering.
Tatapannya jatuh pada nakas samping rajang, di raihnya ponsel yang tergeletak di atas sana. Kemudian mengangkat panggilannya.
Kanza : "Halo...." Sahutnya di ujung telepon sembari menguap.
INTER CUT
Fira : "Ketemuan yuk, udah lama kan kita enggak jalan bareng, sekalian gue pingin tahu hasil riset Lo gimana?" Bicara antusias di kamarnya sendiri.
INTER CUT
Kanza : Menoleh ke arah jam dindingnya, waktu masih menunjukkan jam 7 pagi. "Boleh, gue juga ada yang mau gue omongin."
INTER CUT
Fira : "Oke... Kalo gitu, nanti pas jam makan siang, Lo langsung ke kantor gue aja, soalnya gue ada meeting nanti siang, Lo tungguin gue bentar, abis itu kita baru jalan bareng ke resto favorit kita gimana?" Bicara dengan antusias.
INTER CUT
Kanza : "Oke... enggak apa-apa, sampai ketemu nanti siang Yach, bye...." Menutup ponselnya. Setelahnya beranjak berdiri dan bermaksud menyingkap hordeng jendela kamarnya.
Mata Kanza tiba-tiba seperti terkejut. Di luar sana, ia melihat Gio yang sedang membukakan pintu mobil untuk Putri. Mereka berdua tampak rapi dengan pakaian kantor.
Secepat kilat Kanza berlari keluar kamar dan segera menuju pintu utama. Namun sepertinya ia terlambat. Mobil Gio sudah terlanjur melaju.
Wajah Kanza terlihat makin gusar, ia takut Gio berbuat tidak baik pada Putri. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Kanza (VO) : "Semoga enggak terjadi apa-apa sama Putri, dan semoga Gio enggak nekat ngelakuin hal buruk ke Putri. Ya... Mereka pasti baik-baik aja." Menghela nafas panjang mencoba menenangkan dirinya sendiri.
CUT TO
SCENE 44 INT, KANTOR FIRA, SIANG
Kanza sudah berada di ruangan kerja Fira sendirian. Sedangkan Fira terlihat sedang meeting di ruangan berbeda.
Kanza tadinya duduk di sofa, kemudian bangkit berdiri mendekat ke meja kerja Fira. Merasa bosan, ia bermaksud menyalakan laptop Fira yang ada di atas meja. Tapi matanya mendadak terkejut, di wallpaper laptop terpampang foto Fira sedang bersama Rega, foto yang sama seperti milik Rega.
FLASH BACK
Kanza teringat ke kejadian saat ia menatapi foto di atas meja kerja Rega.
FLASH BACK CUT TO
Kanza (VO) : Matanya terlihat berpikir. "Apa jangan-jangan mereka masih saling cinta?"
Pintu ruangan perlahan terbuka, muncul Fira dari balik pintu. Kanza buru-buru menutup laptop kembali. Sedikit panik. Kemudian buru-buru beranjak berdiri. Tersenyum kikuk pada Fira yang semakin mendekat ke arahnya.
Fira : "Sorry ya? Lo jadi lama deh nunggunya."
Kanza : Menggeleng cepat. "Enggak apa-apa kok. Nyantai aja." Tersenyum lagi.
Fira : "Yaudah... Lo udah laper kan? Gue laper banget nih, cabut yuk!" Ajaknya dengan nada manja.
Kanza : "Oke... Yuk!"
Mereka pun berlalu keluar dari ruangan.
CUT TO
SCENE 45 INT, RESTORANT, SIANG
Kanza dan Fira sudah duduk di salah satu meja dalam restorant. Fira sedang terlihat sibuk memesan makanan pada seorang Withers yang menghampirinya.
Fira : "Saya pesan serloin steak whit brown sauce, sama minumnya lemon tea tanpa gula."
Kanza (VO) : Menatap Fira penuh perhatian. "Bahkan makanan kesukaannya sama kayak Rega."
Fira cont'd : "Kanza, Lo mau pesen apa?"
Kanza : Tersentak, seolah baru sadar dari lamunannya. "Eh... Apa?"
Fira : "Lo ngelamun ya?"
Kanza : Menggeleng cepat. "Enggak kok, gue pesen sama aja kayak Lo."
Fira : Menghadap lagi ke arah whiters. "Oke mbak, jadi pesen yang tadi dua porsi ya?" Ucapnya ramah.
Setelahnya whiters itu pun berlalu.
Wajah Kanza benar-benar tidak tenang. Tiba-tiba ia teringat akan Putri dan Gio.
Kanza : "Bentar ya? Gue mau telpone temen kost gue dulu." Berpamitan pada Fira kemudian segera beranjak berdiri.
Kanza sedikit menjauh dari meja dan segera melakukan panggilan.
INTER CUT
Apartement Gio.
Ponsel bergetar (SO) : Derrtt...derrtt... (Di atas meja.)
Ponsel milik Putri, siang itu gadis itu sedang ada di apartement Gio. Dan sekarang ia sedang ada di toilet.
Gio meraih ponsel tersebut dan merijekc panggilan teleponnya seraya tersenyum licik.
INTER CUT
Kanza mencoba menghubungi kembali, namun ponsel Putri malah di sahut dengan bunyi (SO) Tut... Tut... Tut... Wajahnya semakin terlihat khawatir.
Fira : "Kanza, ayo makan." Serunya.
Kanza : Tersentak, kemudian menoleh ke arah Fira, lalu Menatap ponselnya sebentar dengan tatapan pasrah. Menarik nafas pendek dan berjalan kembali ke meja.
CUT TO
SCENE 46 INT, APARTEMENT GIO, SIANG
Terlihat Putri yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Gio merasa sedikit gugup.
Putri : "Maaf, aku lama ya di kamar mandinya." Wajahnya terlihat bersalah.
Gio : "Enggak apa-apa kok, oiya, ini HP kamu kayaknya lowbet, aku charger ya? Sebentar." Buru-buru berlalu.
Putri (VO) : Menatap Gio terkesan. "Ya... Ampun baik banget sih."
Setelahnya terlihat Gio yang sibuk memasak di dapur, dan Putri yang duduk manis di meja makan sembari menatapi Gio kagum.
Gio : Melangkah ke meja makan dengan dua piring spagheti di tangannya. "Taraaaa... Ini makanan spesial buat tuan Putri. Dan yang satunya lagi untuk pangeran."
Putri : Tersipu malu. "Kamu tuh romantis banget sih?"
Gio : Tersenyum penuh arti. "Cobain dong, mumpung masih hangat."
Putri : "Oke... Aku coba Yach, emmm.... Pasti enak." Menyendok spagethi dan menyuapkan ke mulutnya sendiri. "Emm... Bener kan enak banget."
INTER CUT
Kanza terlihat tidak tenang saat menyantap makanannya. Wajahnya trlihat banyak pikiran.
Fira : "Kanza... Lo jadi suka beneran Yach sama Rega?" Tanyanya tiba-tiba.
Kanza : "Uhuk... Uhuk...." Tersedak. Syok, segera menepuk dadanya sendiri dan mengambil minuman di hadapannya, meneguknya hingga setengah gelas.
Fira : Wajahnya terlihat khawatir, "Lo kenapa? Pelan-pelan makannya."
Kanza : "Enggak apa-apa, gue cuma kaget aja Lo nanya gitu." Canggung. "Lo sendiri, masih sayang sama Rega?" Kanza balik bertanya dengan nada hati-hati.
Fira : Terdiam.
INTER CUT
Tampak Putri dan Gio yang kini duduk di sofa. Mereka terlihat hendak berciuman. Tapi tiba-tiba terdengar suara bell.
Suara bell (SO) : Tintong... Tingtong....
Gio : "Bentar Yach, aku buka pintu dulu." Wajahnya terlihat sedikit kesal, kemudian segera beranjak berdiri untuk membuka pintu utama.
Seseorang sudah ada di balik pintu saat Gio membuka pintunya, Gio tampak bicara dengan orang tersebut.
Sementara itu, Putri merasa haus, ia terlihat mengelus tenggorokannya, kemudian beranjak berdiri dan melangkah menuju kulkas bermaksud mengambil minuman.
Namun matanya terbelalak terkejut saat mendapati potongan tangan wanita ada di dalam kulkas. Tubuhnya perlahan gemetar. Rasa takut segera menyergapnya.
Gio : "Putri...." Memanggil dari arah belakang.
Putri : Tersentak kaget. Ia pun segera menutup kulkas dan berbalik menghadap Gio dengan wajah pucat.
BCU
Pria itu sudah sudah tampak memegang sebilah pisau di salah satu tangannya.
Tenggorokan Putri yang kering jadi semakin sulit menelan salivanya.
Putri : "Gi...gio...." Bibirnya gemetar.
CUT TO